Detik-Detik Tersadar
Fatoni masih lanjut bertausiah dengan mikrofon dobel. Dia mengulas pentingnya dakwah digital.
Dia lantas bertanya kepada peserta, “Adakah yang tidak membawa HP? Adakah yang tidak punya HP? Yang punya tapi gak dibawa?”
Fatoni menegaskan, “Pengguna HP lebih besar dari penduduk dunia. Karena tadi, ada yang bawa dua, bawa tiga. Saya bawa dua, Pak Aji (bawa) dua.”
“Penduduk dunia 7,9 miliar dan pengguna HP 8,2 miliar, pengguna media sosial 4,9 miliar. Itu lahan dakwah digital! Dakwah kita dari Tulungagung itu bisa dibaca orang Amerika,” ujarnya, lalu berhenti sejenak karena tersadar.
“Kok pakai dua (mikrofon)? Ha-ha-ha,” ujarnya sambil tak kuat menahan tawa panjang. Tak cuma Fatoni yang tertawa. Kesadarannya itu spontan mengundang gerrr jamaah pengajian. Mereka pun tertawa bersama.
“Nggak kerasa,” ujarnya lalu tertawa lagi. “Biasa …. ndeso,” kelakarnya.
Usai menyelesaikan tawanya, Fatoni kembali fokus bertausiah. “Jadi dakwah digital itu tidak tersekat oleh ruang dan waktu, karena itu dia (berita di PWMU.CO) bisa menembus Amerika,” jelas pria berjas abu-abu itu.
Detik-Detik Terulang Lagi
Lagi-lagi Fatoni memberi pertanyaan kepada peserta. Dia bertanya sambil menyodorkan mikrofon, “Pak, punya dua HP itu untuk apa, Pak?”
“Bisnis online, Pak.”
“Oh, bisnis online. Luar biasa! Kasih hadiah, ya. Ini buku Editor Killer tulisan wartawan peliput PWMU.CO,” ujarnya.
Dan lagi-lagi, dia tetap memegang dan menggunakan mikrofon untuk peserta itu. “Jadi kita bayangkan, ada 370 juta HP yang dimiliki orang Indonesia yang sebenarnya jumlah penduduknya hanya 277 juta. Berarti ada yang dobel-dobel,” jelasnya lalu kembali berhenti sejenak karena tersadar tepat usai mengucap dobel-dobel itu.
“Ya Allah, dobel lagi,” ungkapnya sambil tertawa. Entah bagaimana kata dobel-dobel itu menyadarkan dia sedang memakai mikrofon dobel juga. Hal ini sukses membuat jamaah langsung tertawa juga. Ada-ada saja pengalaman pertamanya bertausiah di Pengajian Ahad Pagi itu! Ha-ha-ha. (*)
Discussion about this post