Kurang Komunikasi
Jinan menjadikan cerita di atas sebagai pemantik yang berhubungan dengan materi parenting. Dia menyampaikan, niat kakek dan nenek pada cerita itu sudah cukup baik dan mulia. Namun, coba fokus pada hasil akhirnya yang masih belum sempurna. Beberapa faktor menyebabkan hasil masih belum sempurna, yaitu kurangnya komunikasi.
Sekarang masih berdasarkan cerita sebelumnya, “Ayo sekarang posisi sekolah ini sebagai kakeknya atau neneknya ya?” tanya Jinan kepada peserta. Wali siswa bisa sebagai neneknya.
Artinya sekolah dan wali siswa selalu sama mempunyai tujuan yang baik. Sekolah selalu mempunyai program-program yang bagus, dan wali siswa juga mempunyai tujuan yang sudah baik menyekolahkan putra-putrinya di SDMM.
Dia menekankan, perlunya komunikasi antara sekolah dan wali siswa dalam membangun sebuah sinergitas untuk menghasilkan tujuan yang sempurna. “Para siswa tidak saja belajar di sekolah, juga tidak hanya belajar di rumah. Bagaimana siswa sudah bertemu teman-teman dengan pendampingan ustadz-ustadzah selama lebih kurang delapan jam: Senin hingga Jumat,” terangnya.
Setelah itu, sambungnya, mereka bisa belajar di rumah dengan pendampingan orangtua masing-masing sebagai ustadz-ustadzah di rumah. “Dekati ustadz-ustadzah masing-masing kelas, agar komunikasi terjalin dengan baik. Bagaimana perkembangan setiap siswa di kelas, pastinya guru di kelas begitu memahaminya,” tutur Jinan.
Dia menyampaikan, paradigma yang benar dalam mendidik anak begitu penting. Paradgima setiap orangtua tentunya akan berbeda-beda. Dia memberikan contoh: ada dua anak yang berebut remote TV. Ada orangtua yang menganggap sebagai hal yang lumrah, hanya diberikan nasihatnya untuk saling mengalah.
Sementara orangtua yang lain, ada yang menganggap hal itu layaknya sebuah perang yang harus segera diselesaikan. Dua anak tersebut yang saling marah rebutan remote TV, orang tuanya datang juga marah-marah.
Cerminan dan keteladanan untuk anak begitu diperlukan. Jika memang orangtua menginginkan anaknya yang gemar memberi dan rajin shalat, maka sebagai orangtua selayaknya bisa melakukan hal tersebut sebagai keteladan bagi anak.
“Jangan berharap anak kita bisa menjadi orang baik, jika sebagai orangtua masih belum bisa memberikan contoh-contoh berupa keteladanan bagi mereka,”
Menurutnya, perhatian dan menjadi pendengar yang baik bagi anak begitu penting. Mendengarkan itu bisa difokuskan kepada anak ketika mereka mengajak kita ngobrol. Beri kesempatan bagi anak itu bisa menyelesaikan ceritanya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni
Discussion about this post