• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
Jumat, Februari 26, 2021
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Kabar

Din Syamsuddin Pertanyakan Keadilan Sosial: Masak 1 Persen Orang Kuasai 50 Persen Aset Nasional?

Rabu 15 Februari 2017 | 10:50
in Kabar
17
SHARES
53
VIEWS
Din Syamsuddin diapit Ketua PWM Jatim M Saad Ibrahim (kanan) dan Wakil Ketua PWM Jatim Nurcholis Huda (foto Aan/pwmu.co)

PWMU.CO – Keadilan sosial yang menjadi salah satu cita-cita pendirian Indonesia, masih sangat jauh dari umat Islam yang menjadi mayoritas di republik ini. Alih-alih menjadi pemain utama di negeri sendiri, umat Islam Indonesia justru merasa terpuruk, tertekan, dan tertuduh di negerinya sendiri.

Demikian salah satu inti ceramah yang disampaikan oleh Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Prof Din Syamsuddin, dalam Konsolidasi Organisasi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Jelang Tanwir Muhammadiyah 2017, di Aula Mas Mansur Gedung PWM Jatim, (11/2). “Terpuruk karena kita rasakan dan alami, dan orang lain juga harus mengakui karena berbagai indikator juga mendukung masalah ini,” jelas Din.

Salah satu indikator dalam bidang ekonomi tentang keterpurukan umat Islam yang dikemukakan oleh Din adalah data tentang kepemilikan aset nasional. Bukan karena hasil pembelian, bahkan penguasaan itu kebanyakan karena pemberian negara.

Baca Juga:  Bersampingan Shalat di Ambon, Ini Pesan Din Syamsuddin ke Kapolri Tito tentang Kasus Adnin Arnas dan Bachtiar Nasir

“Masak 1 persen rakyat Indonesia menguasai 50 persen aset nasional,” papar Din tentang penguasaan aset nasional. Sudah menjadi rahasia umum bahwa di antara 1 persen itu mayoritas mutlak bukanlah warga negara Indonesia yang beragama Islam.

Kondisi ini, aku Din, memang telah berjalan sejak Orde Baru. Namun, kejatuhan Presiden Soeharto itu ternyata tidak menjadikan ekonomi umat Islam menjadi lebih baik. “Di akhir Orde Baru, rasio gini adalah 0,31. Artinya, ada 1 persen  warga negara yang menguasai kuasai 31 persen aset nasional,” jelas Din.

Bukannya berkurang, selama 4 pergantian presiden setelah Soeharto, ketimpangan itu justru meningkat dengan membesarnya angka rasio gini. “Sekarang 0,41. Artinya 1 persen menguasai 41 persen aset nasional.”

“Masak para taipan yang jumlahnya sedikit itu menguasai 200 juta hektar, yang 143 juta hektar berbentuk tanah,” kata Din lagi. “Bahkan ada seorang taipan mempunyai 1,3 hektar. Itu panglima TNI juga pernah mengeksposnya di publik,” jelas Din memperkuat apa yang pernah disampaikan oleh Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo, beberapa waktu lalu.

Baca Juga:  Din Syamsuddin: Kasus Ahok Hanya Puncak Gunung Es, Masalah di Bawahnya Jauh Lebih Besar

“Belum lagi yang dikuasai oleh pembelian,” jelas Din tentang  data mengerikan tentang penguasaan tanah ini. Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah 2005-2015 ini pun mengajak para pimpinan Muhammadiyah tingkat Kabupaten se-Jatim.

Mulai dari daerah Ungaran di Kabupaten Semarang, Kaliurang Yogyakarta, Tawangmangu Karanganyar, Tretes Pasuruan, hingga Batu, untuk mencari tahu siapa pemilik lahan itu. “Semuanya, termasuk di luar Jawa, dikuasai oleh orang lain,” jelas Din.

Din pun lantas bercerita saat meresmikan Pertanian Terpadu di Desa Piyungan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, saat masih menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah. Di sepanjang jalan menuju lokasi pertanian binaan Majelis Pemberdayaan Masyarakat PP Muhammadiyah itu, banyak berhamparan sawah.

Baca Juga:  Cita-Cita KH Hasyim Muzadi Bersama Din Syamsuddin yang Belum Terwujud

Oleh para penjemputnya, Din diberi tahu jika sawah-sawah itu sudah dibeli dan dikuasai oleh orang lain, tepatnya oleh sebuah gereja. “Sawah-sawah itu diserahkan ke penduduk untuk mengelolanya, tentu dengan segala efeknya,” kata Din.

“Jadi, keterpurukan ini sudah sangat jelas,” jelas Din tentang kondisi umat Islam. Karena itu, kata Din, dakwah umat Islam memang harus menyentuh infrastuktur negara sebagai salah satu akar masalah keadilan sosial ini. Dan, itu pula alasan kenapa Muhammadiyah selalu gigih melakukan judial review (uji materi) berbagai undang-undang yang melenceng dari khittah pendirian Republik ini. (paradis)

Tags: Penguasaan Aset Ekonomi IndonesiaProf Din SyamsuddinRasio Gini
Share7Tweet4SendShare

Related Posts

Din Syamsuddin: Kebangkitan komunisme perlu diwaspadai. Indikasnya sudah ada. Maka perlu dilakukan langkah-langkah untuk mencegahnya.
Kabar

Din Syamsuddin: Waspadai Kebangkitan Komunisme

Kamis 11 Juni 2020 | 21:15
1.3k
Ini dua bahaya besar RUU HIP. Pertama, tidak mencantumkan TAP MPRS Nomor 25 Tahun 1966. Kedua, penafsiran Pancasila secara sepihak.
Headline

Din Syamsuddin: Ini Dua Bahaya Besar RUU HIP

Kamis 11 Juni 2020 | 18:43
4.7k
Logika tidak beradab, rezim yang membungkam kebebasan. Karena kebebasan itu sesuatu yang tinggi. Hanyalah pada manusia beradab ada kebebasan.
Kabar

Logika Tidak Beradab Rezim Bungkam Kebebasan

Selasa 2 Juni 2020 | 07:11
788
Jangan paksakan The New Normal ketika krisis masih berlangsung dan kurva Covid-19 belum melandai. Jika tidak ingin berubah menjadi The New Normal kritis.
Kabar

Jangan Paksakan The New Normal, Din: Bisa Kritis

Minggu 31 Mei 2020 | 08:14
1.7k
Pidato Kebangsaan Muhammadiyah: Alami Stagnasi dalam 4 Kehidupan Berbangsa, Ini Karakter Pemimpin yang Dibutuhkan Indonesia
Kabar

Pidato Kebangsaan Muhammadiyah: Alami Stagnasi dalam 4 Kehidupan Berbangsa, Ini Karakter Pemimpin yang Dibutuhkan Indonesia

Minggu 12 Agustus 2018 | 15:19
99
Din Syamsudin, Grand Mercure Mirama Hotel
Kabar

Din Syamsuddin: Vonis Penjara 2 Tahun untuk Ahok Cukup Adil Sih, tapi …

Rabu 10 Mei 2017 | 11:50
69

Discussion about this post

Berita Terbaru

Renungan Jumat: Kematian

Renungan Jumat: Kematian Menjemput

Jumat 26 Februari 2021 | 08:12
Juara di JKTC, Ini Tips Atlet Tapak Suci Smamsatu

Juara di JKTC, Ini Tips Atlet Tapak Suci Smamsatu

Jumat 26 Februari 2021 | 06:58
Ucapan buzzer

Ucapan Buzzer Menyakitkan Rakyat Aceh

Jumat 26 Februari 2021 | 06:36
Maklumat dan Putusnya Urat Takut Umat ditulis Bekti Sawiji, Mahasiswa S3 Universitas Negeri Islam (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

Kaget Gaya Komunikasi Admin PWMU.CO

Jumat 26 Februari 2021 | 06:07
Ahmad Dahlan dan Pesona Kisah

Jejak KH Ahmad Dahlan di Syarikat Islam

Jumat 26 Februari 2021 | 00:22
Beruntung, Orang yang Terzalimi

Beruntung, Orang yang Terzalimi

Jumat 26 Februari 2021 | 00:01
MTsM Wotan Raih 7 Medali di POSI Got Talent

MTsM Wotan Raih 7 Medali di POSI Got Talent

Kamis 25 Februari 2021 | 22:22
Empat Trik Dasar Menulis Softnews, Berita Rasa Sastra

Empat Trik Dasar Menulis Softnews, Berita Rasa Sastra

Kamis 25 Februari 2021 | 20:59
Pendiri Zoom Eric Yuan

Pendiri Zoom Kaya Raya saat Pandemi

Kamis 25 Februari 2021 | 20:20
Empat Tips Atasi Demam Panggung

Empat Tips Atasi Demam Panggung

Kamis 25 Februari 2021 | 19:10

Milad PWMU.CO

Maklumat dan Putusnya Urat Takut Umat ditulis Bekti Sawiji, Mahasiswa S3 Universitas Negeri Islam (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.
Milad PWMU.CO

Kaget Gaya Komunikasi Admin PWMU.CO

Jumat 26 Februari 2021 | 06:07
82

Bekti Sawiji penulis Kaget Gaya Komunikasi Admin PWMU.CO (Istimewa/PWMU.CO) Kaget Gaya Komunikasi Admin PWMU.CO, tulisan yang membocorkan percakapan yang tidak...

Read more
Anak Wafat sebelum ‘Di-TKI-kan’ PWMU.CO ke Malaysia dan Thailand

Anak Wafat sebelum ‘Di-TKI-kan’ PWMU.CO ke Malaysia dan Thailand

Kamis 25 Februari 2021 | 13:07
223
Wawancara dengan Buya Syafii Ma'arif adalah salah satu kenangan tak terlupakan kontributor Malang Uzlifah. Ada juga kenangan bersama Haedar Nashir, Emha Ainun Nadjib.

Wawancara dengan Buya yang Tak Terlupakan

Minggu 22 Maret 2020 | 06:32
958
Sakit pun masih menulis berita. Itulah pengalaman kontributor Gresik Estu Rahayu. Kegiatannya sebagai guru dan aktivis Aisyiyah memang ketat. Tapi bisa menyiasatinya.

Sakit pun Masih Menulis Berita

Kamis 19 Maret 2020 | 11:33
463
Empat Tahun Sekolah Menulis. Pemeo ‘menulis itu sulit’ ternyata tidak benar. Setidaknya dibuktikannya. Ratusan penulis berhasil lahir dari rahimnya.

Empat Tahun Sekolah Menulis PWMU.CO

Rabu 18 Maret 2020 | 05:58
527

Berita Terpopuler

  • Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    247081 shares
    Share 98832 Tweet 61770
  • Bisnis Kuliner Tan Mei Hwa, Setahun Buka Empat Warung

    3747 shares
    Share 1499 Tweet 937
  • Tolak Zuhairi Misrawi Jadi Dubes Saudi

    1522 shares
    Share 609 Tweet 381
  • Zainuddin Maliki: Dua Kekuatan Ini Bahayakan Indonesia

    615 shares
    Share 246 Tweet 154
  • Umla Punyai Potensi Besar untuk Maju

    563 shares
    Share 225 Tweet 141
  • Lulusan Jaya Melati 1 HW Harus Bisa Menjadi Pembina Qobilah

    547 shares
    Share 219 Tweet 137
  • Memilih Takdir: Menulis atau Ditulis?

    1707 shares
    Share 683 Tweet 427
  • Menggagas Pusat Dokumentasi Muhammadiyah

    2149 shares
    Share 860 Tweet 537
  • Pendiri Zoom Kaya Raya saat Pandemi

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Toko Muhammadiyah Rungkut Dilaunching

    232 shares
    Share 93 Tweet 58
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co adalah portal berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In