Tahapan Tumbuh Kembang Anak: Save Your Body; Liputan Anik Nur Asia Mas’ud, kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – Smart Parenting bertema “Tumbuh Kembang dan Kesiapan Belajar Anak” yang digelar TK Aisyiyah 36 Perumahan Pongangan Indah (PPI) Gresik menghadirkan Riza Wahyuni SPsi MSi Psikolog, Sabtu (2/7/2022).
Bu Riza—sapaan akrabnya—selain berbicara tentang media sosial dan dampaknya pada anak—juga menerangkan tahapan tumbuh kembang anak. Menurutnya, fase itu terbagi menjadi tiga. Fase pertama 0-7 tahun; fase kedua: 7-12 tahun; dan fase ketiga: 12-18 tahun (baligh atau akil baligh atau dewasa).
Ia menjelaskan, pada fase pertama, di mana 0 sampai 2 tahun, pertumbuhannya berkembang pesat tetapi fisiknya masih lemah. “Makanya kalau kita orang Muslim diperdengarkanlah suara muratal al-Quran,” ujar Praktisi Psikologi Klinis-Forensik LPP Geofira ini.
Menurutnya, secara psikologi usia ini dikenal dengan fase oral. Anak memasukkan sesuatu ke dalam mulut. Apabila ini terpenuhi dengan baik maka dia akan berkembang menjadi anak yang percaya diri, anak yang komunikasinya cukup bagus.
“Tetapi kalau gagal dalam fase oral dia akan menjadi anak yang cenderung untuk berprilaku agresif verbal makanya kenapa dalam Islam usia menyusui sampai 2 tahun,” jelasnya.
Di usia 2 sampai 7 tahun, lanjut dia, fase awal berakhirnya dengan tanggal gigi pertama. Yang terjadi pada saat ini adalah biasanya perkembangan kognitifnya yang luar biasa.
“Makanya anak-anak ini biasanya tidak bisa menyimpan rahasia, karena perkembangan kognitifnya cukup bagus. Ia menerima segala sesuatu yang ia lihat, yang ia simpan, yang dia dengar dan kemudian dia cenderung akan bercerita tentang apa yang dilihatnya,” terangnya.
Nah, di usia ini anak diajari toilet training. Jangan dibiasakan pakai pampers, anak tidak terlatih. Ketika tidur malam, satu jam sekali dibangunkan untuk ke toilet. Sampai akhirnya anak nanti terbiasa. Jadi mengerti kalau buang air di toilet,” ujarnya.
Berikutnya usia 2-7 yang terjadi dalam perkembangan psikologi ada fase farik. Anak usia 3-4 tahun biasanya terjadi oedipus complex, anak laki-laki jatih cinta pada ibunya. Juga electra complex, anak perempuan jatuh cinta pada ayahnya.
“Oleh karena itu saya sarankan kepada bapak ibu, anak laki-laki mandilah bersama ayahnya. Kenpa? Supaya mengenal identias jenis kelaminnya. Anak perempuan mandi bersama ibunya. Ia tahu bahwa inilah identias dirinya,” jelasnya.
Baca sambungan di halaman 2: Save Your Body