Energi Baru Terbarukan (EBT) Menjadi Harapan
Indonesia merupakan kepingan surga yang Allah SWT turunkan di muka bumi ini. Keindahan dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya apabila dikelola dan diurus dengan baik dan benar maka akan menjadi berkah yang tak terhingga bagi seluruh penghuninya.
Seperti halnya energi, Allah SWT juga menganugerahkan alam Indonesia dengan sumber energi yang melimpah dan beragam, baik dari jenis energi fosil maupun energi baru terbarukan. Namun, harus menjadi perhatian serius bagi semua pihak bahwa cadangan energi fosil di Indonesia semakin hari semakin menipis seiring dengan meningkatnya permintaan energi yang besar untuk memenuhi kebutuhan manusia. Misalnya, untuk pembangkit listrik, industri, dan berbagai macam alat-alat transportasi.
(Baca: Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Puji Kekompakan Umat Kristen dan Tionghoa Dukung Ahok)
Berdasarkan data yang dirilis oleh Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) cadangan energi fosil di Indonesia sangat mengkhawatirkan. Pasalnya cadangan minyak di Indonesia akan habis dalam kurun waktu 12 tahun ke depan. Hal yang serupa juga akan terjadi pada cadangan batu bara proven yang hanya akan bertahan hingga 22 tahun ke kedapan. Sementara itu cadangan gas juga akan habis dalam kurun waktu 36 tahun mendatang.
Berangkat dari data tersebut, sudah seharusnya Indonesia lebih serius mengembangkan sumber energi baru terbarukan untuk mengurangi ketergantungan akan energi fosil yang cadangannya semakin menipis. Maka itu langkah nyata dan kasadaran mengurangi ketergantungan akan energi fosil harus segera dilakukan oleh semua pihak, termasuk oleh pemerintah.
Apabila terus mengandalkan energi fosil, maka Indonesia akan benar-benar dihadapkan dengan krisis energi. Jalan satu-satunya untuk keluar dari persoalan ini adalah meningkatkan pemanfataan sumber energi baru terbarukan yang sangat melimpah yang dimiliki oleh bangsa ini. Antara lain air, matahari, panas bumi, biomassa, arus laut, angin, hingga nuklir.
(Baca juga: Meski Laporkan ke Polisi, Pemuda Muhammadiyah Tegaskan Tak Benci Ahok dan Etnisnya)
Misalnya energi angin di Indonesia memiliki potensi yang cukup besar. Berdasarkan data dari situs resmi Kementerian ESDM poteni tenaga angin di Indonesia mencapai 950 MW. Dari jumlah tersebut baru sebagian kecil yang dimanfaatkan menjadi energi listrik. Meskipun belum ditemukan data resmi dari instansi terkait mengenai total kapasitas turbin angin yang telah terpasang di seluruh Indonesia, namun sudah banyak turbin angin dengan kapasitas mikro telah banyak dibangun sejak beberapa tahun yang lalu.
Sebagai contoh pada tahun 2007, telah dibangun turbin angin dengan kapasitas kurang dari 800 Watt di empat lokasi. Antara lain di di Pulau Selayar 3 unit, Sulawesi Utara 2 unit, Nusa Penida 1 unit dan Bangka Belitung 1 unit. Sejumlah turbin dengan kapasitas mikro juga ditemukan di berbagai lokasi di Indonesia, misalnya di Pulau Sumba (Dusun Palindi di Kecamatan Kamanggih, Sumba Timur), Pulau Rote, Pulau Karya, Pantai Pandansimo Bantul dan lain-lain. Pada umumnya pemanfaatan turbin angin skala mikro tersebut adalah untuk keperluan penerangan dan pemompaan air untuk irigasi.
Menurut hemat penulis, apabila pemanfaatan sumber energi angin atau energi baru terbarukan lainnya dioptimalkan di seluruh pelosok negeri, maka target pemerintah untuk menambah kapasitas listrik sebesar 35.000 MW selama 2015-2019 akan terwujud. Dan program pemerintah menerangi negeri dari Sabang sampai Marauke akan terwujud. Sehingga seluruh rakyat Indonesia bisa menikmati cahaya terang pada malam hari. Dan bagi anak-anak bangsa yang ada di pelosok negeri dapat belajar pada malam hari tanpa terkendala dengan gelapnya malam.
(Baca juga: Pemuda Muhammadiyah Harus Ikut Bentengi NKRI dari Ancaman Skenario Global)
Gerakan Sadar Energi
Upaya mengembangkan energi terbarukan oleh pemerintah sedang berjalan. Hal tersebut tercantum pada Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional yang menetapkan rencana pengelolaan energi nasional pada tahun 2025, di mana sebanyak 23 persen energi nasional berasal dari energi baru terbarukan dan 8,3 persen berasal dari bio-energi.
Gerakan pemuda sadar energi yang diinisiasi oleh Pemuda Muhammadiyah sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam rangka memenuhi target pengembangan dan pemenuhan energi baru terbarukan. Selain itu kegiatan ini akan membentuk kesadaran pemuda untuk melakukan penghematan terhadap penggunaan energi fosil yang semakin menipis. Serta gerakan sadar energi ini akan akan didistribusikan kepada seluruh masyarakat.
Apabila gerakan penghematan energi dan menciptakan energi terbarukan dilakukan oleh pemuda, maka ini akan menjadi gerakan yang sangat luas biasa. Pasalnya pemuda sebagai entitas masyarakat memiliki pengaruh yang luar biasa dalam melakukan perubahan sosial.
Hasil dari gerakan pemuda sadar energi akan membangun pilot project berupa desa mandiri energi yang di dalamnya akan dibangun solar shell, micro hydrodan bio energi. Pemuda Muhammadiyah yang memiliki jejaring yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dari Pimpinan Ranting hingga Pimpinan Wilayah akan melakukan campaign. Apabila ini berjalan optimal maka ini akan menjadi gerakan yang sangat luar biasa.
Gerakan ini juga tidak berhenti pada Pemuda Muhammadiyah. Akan tetapi gerakan sadar energi ini akan ditularkan kepada seluruh pemuda dari organisasi yang lainnya. Jika ini bisa terwujud maka akan menjadi kontribusi positif bagi pemerintah dalam upaya mengatasi krisis energi.[]
*) Muhammad Sukron ST, Ketua Bidang Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah.
Discussion about this post