Soerono Wirohardjono, Pandu HW sang Jurnalis Perintis sejak 1932; oleh M. Anwar Djaelani, penulis sejumlah buku
PWMU.CO – Jejak langkah Soerono Wirohardjono menggugah. Dia jurnalis yang tekun meski tak punya pendidikan formal di bidang itu. Dia penulis yang karya-karyanya patut kita apresiasi.
Sebagai jurnalis, yang dimulai di zaman pergerakan kemerdekaan, banyak tantangannya. Salah satunya, saat di masa penjajahan Belanda, Surono Wirohardjono pernah dipenjara. Hal itu, disebabkan tulisannya di Adil, yang mengupas pergolakan di Aljazair melawan Perancis. Tulisan itu dinilai bisa memprovokasi rakyat agar melawan pemerintah kolonial.
Lewat Adil
Soerono Wirohardjono lahir di Surakarta 1 Oktober 1910. Pendidikannya dimulai dari HIS. Di luar jalur formal, dia banyak mendapat ilmu dan pengalaman karena aktif di kepanduan Hizbul Wathan (HW) Muhammadiyah.
Belakangan, nama dia tidak bisa dilepaskan dari Adil, sebuah media yang diterbitkan di Surakarta. Di media itu dia terutama dikenal lewat kolom Pojok Adil. Dia pengasuhnya, dengan inisial Sikoet.
Adil, siapa yang mendorong kehadirannya? Adil adalah realisasi dari keputusan Muktamar Ke-21 Muhammadiyah tahun 1932 di Makasar. Bahwa, perlu diterbitkan publikasi yang bernafaskan Islam di bawah naungan Persyarikatan Muhammadiyah. Untuk itu, tugas pengadaan media publikasi itu diberikan kepada Konsul Muhammadiyah Surakarta.
Saat Adil mula pertama berdiri, Moeljadi Djojmartono (di belakang hari menjadi Menteri Sosial RI) dipilih sebagai direktur. Lalu, Syamsuddin Sutan Makmur (di belakang hari menjadi Menteri Penerangan RI) diamanahi sebagai pemimpin redaksi.
Sementara, Soerono Wirohardjono dipercaya sebagai korektor. Di tiga tahun pertama, dalam melaksanakan tugasnya, dia sering ikut mencari berita untuk Adil. Jadilah dia sebagai wartawan pembantu.
Adil terbit kali pertama pada 1 Oktober 1932. Media ini salah satu di antara dua pers Indonesia yang terbit sebelum Perang Dunia Kedua.
Selain Adil, ada Panjebar Semangat (Penyebar Semangat) yaitu media berbahasa Jawa yang terbit di Surabaya. Terbit kali pertama, 2 September 1933. Pendirinya, dr Soetomo.
Adil semula terbit sebagai harian pagi. Adil berisi berita-berita umum dan ajaran agama Islam. Juga, sebagai corong pergerakan kebangsaan dan perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Sejak tahun 1935 pemimpin redaksi Adil dijabat Haroen Al-Rasjid, sebelum dia dibuang ke Boven Digoel Tanah Merah Papua oleh pemerintah Hindia Belanda. Posisi Haroen Al-Rasjid lalu diganti Soerono Wirohardjono.
Baca sambungan di halaman 2: Adil Format Berbeda
Discussion about this post