Adil Format Berbeda
Soerono Wirohardjono kemudian menerbitkan Adil dengan format berbeda. Dalam perkembangannya, sebagai resiko dari beban berat yang dihadapinya, Adil terpaksa berganti menjadi media berkala yaitu pekanan.
Sayang, ketika pendudukan Jepang, semua media pers ditutup termasuk Adil. Selanjutnya, Adiltak aktif sampai sekitar tahun 1949.
Adil dapat diterbitkan kembali pada tahun 1950. Pemimpinnya, tetap Soerono Wirohardjono.
Pada tahun 1970-an, pemimpin redaksi Adil beralih kepada Ichwan Dardiri selama 4 tahun. Dalam kepemimpinan Ichwan Dardiri, penerbitan ini berubah bentuk lagi dari majalah menjadi surat kabar yang terbit dua kali sepekan.
Setelah itu, kembali kepemimpinan redaksi beralih kepada Soerono Wirohardjono. Kala itu, Adilterbit sebagai dwi-pekanan.
Ada hal lain yang menarik. Ternyata, Prof Dr Hamka pernah tercatat sebagai salah seorang pelindung Adil. Posisi ini kemudian dilanjutkan oleh KH Djarnawi Hadikusumo. Demikianlah Adil, yang motivasi kelahirannya adalah untuk mengemban dan menjalankan ajaran Allah. (baca ttps://dapobas.kemdikbud.go.id/home?show=isidata&id=38).
Terus Bersama
Di Muhammadiyah, Soerono Wirohardjono mendapat tugas keorganisasian lewat beberapa amanah di kepengurusan. Khusus di Adil, pada tahun 1989, dalam usia mendekati 80 tahun dia masih membersamai penerbitan media ini.
Pada tahun 1996, Yayasan Abdi Bangsa (penerbit Harian Umum Republika), sepakat bekerjasama dengan manajemen Adil untuk menerbitkannya menjadi Tabloid Adil yang terbit tiap pekan. Soerono Wirohardjono yang sudah sepuh tetap aktif ikut membersamai penerbitan ini. Formatnya, media umum dengan muatan masalah populer seperti politik, ekonomi dan kebudayaan. Pengelolanya, wartawan-wartawan muda yang dinamis. Bertindak selaku redaktur pelaksana, EH Kertanagara (Lasa Hs dkk, 2014: h 224).
Bacas sambungan di halaman 3: Sebagai Penulis Andal
Discussion about this post