Ghurfatul Barakah, Kamar Mesra Jamaah Haji laporan Mashuri Masyhuda dari Mekkah.
PWMU.CO– Selesai semua ritual haji, kamar 302, 306, dan 310 di lantai 3 Hotel Arkan Bakkah 1 Mahbas JIN Sektor 1berubah fungsi. Tiga kamar itu mendapat julukan menjadi Taman Surga sejak Kamis (14/7/2022).
Setiap pasangan suami istri yang keluar dari kamar itu tersenyum bahagia dan lega. Setelah itu giliran pasangan lain yang sudah dijadwal oleh ketua rombongan masuk sambil tertawa.
Hotel Arkan tempat menginap Kloter 25 Rombongan 8, 9, dan 10 Kabupaten Sidoarjo. Ketiga rombongan jamaah haji ini terdiri 90 orang jamaah. Setidaknya 90% anggota jamaah haji pasangan suami istri.
Tiga kamar itu juga disebut ghurfatul barakah. Kamar berkah. Juga disebut kamar mesra. Selama berpakaian ihram melaksanakan ritual haji, suami istri dilarang bermesraan. Baru selesai tahalul dibolehkan.
Masalahnya pengaturan kamar jamaah haji dipisahkan antara laki-laki dan perempuan. Satu kamar umumnya ada empat bed. Suami istri yang ingin bermesraan kerepotan mencari kamar privasi.
Di Kloter 25 persoalan terpecahkan. Berawal dari diskusi beberapa Petugas Haji Indonesia dengan Amirul Hajj H. Khoirul Muttaqin ketika mendengarkan pelayanan haji di sektor 5 Misfalah.
Diskusi terjadi setelah tahap akhir rukun haji selesai ditunaikan jamaah haji, yakni thawaf ifadha, sai dan tahalul. Rangkaian tersebut menandakan berakhirnya semua larangan semasa ihram termasuk hubungan suami istri.
Aspirasi Jamaah
HM Ziyad, konsultan ibadah, menyampaikan keinginan jamaah adanya ghurfatul barakah untuk ’ritual khusus’ suami istri setelah berhaji.
Mendengar kebutuhan kamar khusus itu, Petugas Haji Daerah asal Surabaya H. Dikky Syadqomullah yang juga Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur langsung tanggap.
Semula ada usulan ke ketua rombongan agar posisi pengaturan kamar jamaah disesuaikan ulang. Suami istri supaya bisa berkumpul. Satu kamar diisi tiga pasang suami istri.
”Usulan ini menimbulkan pro kontra dari jamaah. Ada yang keberatan karena harus mengemasi barang. Jadi ribet . Apalagi mereka sudah cocok dengan teman sekamar yang diatur sejak awal,” tutur Dikky.
Dikky lantas bermufakat dengan empat orang teman sekamar di 310. Diminta mereka bersedia merelakan kamarnya menjadi fasilitas ghurfatul barakah. Ternyata teman sekamarnya merelakan. ”Semoga kita juga dapat barokah,” seloroh Dikky kepada teman-temannya.
Setelah dapat satu kamar, Dikky lantas melobi penghuni kamar 302 dan 306. Dia berhasil meyakinkan penghuni dua kamar itu yang merelakan kamarnya menjadi kamar mesra.
Kesepakatan tersebut disampaikan kepada ketua rombongan. Kemudian diatur penjadwalan orang-orang yang mendaftar tidur di kamar itu. Ternyata banyak juga yang berminat.
Kamar itu hanya boleh dipakai pagi sampai sore, dan khusus untuk anggota Rombongan 8,9,10 Kloter 25. Jika ingin pakai, isyaratnya cukup bilang ke salah satu dari lima pemilik kamar kalau ingin pinjam. (*)
Editor Sugeng Purwanto