SMPM 2 Ponorogo Diamanahi 6 Siswa Berkebutuhan Khusus

Suasana pembelajaran kelas VII SMP Muhammadiyah 2 Ponorogo bersama pendamping difabel Selasa, 26 Juli 2022 (Sigit Kurniawan/PWMU.CO)

SMPM 2 Ponorogo Diamanahi 6 Siswa Berkebutuhan Khusus; Laporan Ismini, kontributor PWMU.CO Ponorogo.

PWMU.CO – Selasa (26/6/2022) pagi, ada suasana berbeda di salah satu kelas VII SMP Muhammadiyah (SMPM) 2 Ponorogo

Beberapa guru mendampingi siswa yang sedang membuat kerajinan. Ada enam siswa yang berada di kelas itu. Mereka adalah siswa berkebutuhan khusus. Kebanyakan tunagrahita. Tapi ada yang tunarungu. 

Kepala SMP Muhammadiyah 2 Ponorogo, Indah Sulistyowati, menjelaskan, sejak mendapatkan surat keputusan (SK) sebagai sekolah inklusi dari Dinas Pendidikan Kabupaten Ponorogo, sekolahnya secara resmi menerima siswa yang berkebutuhan khusus atau difabel. 

Tahun ini SMP Muhammadiyah 2 Ponorogo menerima enam siswa berkebutuhan khusus dengan kategori yang berbeda-beda. Mereka ditempatkan dalam satu kelas. 

Dia mengungkapkan, meski guru-guru cukup kewalahan menangani saat pembelajaran, namun dia merasa bersyukur sudah diamanahi untuk mendidik mereka. 

“Ya harus sabar, bersyukur bisa belajar bersama mereka,” tuturnya.

Karena belum ada guru pendamping bagi anak-anak tersebut, sementara guru-guru secara bergantian menangani mereka. Indah menegaskan, saat ini sekolah masih dalam proses perekrutan guru pendamping, agar lebih mempermudah pembelajaran.

Sebelumnya sekolah yang terletak di Jalan MH Thamrin Ponorogo ini sudah menerima siswa difabel tetapi hanya satu anak di masing-masing kelas.

“Kami sebenarnya sudah menerima anak berkebutuhan khusus tiap tahun. Tapi jumlah tidak banyak. Hanya satu atau dua paling banyak. Itupun dengan kategori difabel ringan. Maksud saya anaknya bisa mengikuti pembelajaran, bisa baca-tulis tapi memang ada keterlambatan berpikir. Kalau dulu yang penting anaknya itu tidak meracau di kelas,” ujarnya pada PWMU.CO. 

Baca sambungan di halaman 2: Ekstrapenanganan

Ismini, salah satu guru, sedang mengajari kerjainan tangan. SMPM 2 Ponorogo Diamanahi 6 Siswa Berkebutuhan Khusus (Sigit Kurniawan/PWMU.CO)

Ekstrapenanganan

Salah satu guru mata pelajaran, Adilah Endah Putriyani, mengungkapkan, mengajar siswa berkebutuhan khusus harus ekstrapenanganan. 

“Sebenarnya tidak bisa dalam pembelajaran hanya ada satu guru untuk anak-anak istimewa ini. Makanya kami merangkul mereka biar sama-sama jalan,” ujar Dila, sapaan akrabnya.

Dia melanjutkan, “Kadang siswa-siswa ini ada yang nggak mau ditinggal gurunya waktu pembelajaran. Jadi maunya diajari terus. Guru tidak boleh bergantian mengajari siswa yang lain,” ungkapnya.

Dila mengungkapkan guru-guru sempat merasa kesulitan saat di kelas. Karena harus membuat dua indikator yang berbeda, antara yang difabel dan reguler dalam capaian pembelajaran. Namun seiring berjalannya waktu, mereka mulai terbiasa dan menjadi lebih greget dalam melaksakan pembelajaran.

“Ya, semoga sekolah bisa segera mendapatkan guru pendamping untuk siswa-siswa istimewa ini. Sehingga pembelajaran bisa berlangsung dengan lancar kembali,” tambah Dila. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni

Adilah Endah Putriyani saat mendampingi siswa (Sigit Kurniawan/PWMU.CO)
Exit mobile version