Bazar Momen yang Ditunggu-tunggu Nasyiah Gresik

Stand Bazar Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah Gresik di Acara Milad ke-94 NA tahun (Maftuchatus Saidah/PWMU.CO)

Bazar, Momen yang Ditunggu-tunggu Nasyiah Gresik; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik, Maftuchatus Saidah

PWMU.CO – Stand bazar memeriahkan Puncak Milad Ke-94 Nasyiatul Aisyiyah yang digelar Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Gresik di Gedung Dakwah Muhammadiyah Gresik lantai tiga, Sabtu (30/7/2022). Sebanyak 300 peserta beserta 150 anak-anaknya menyerbu bazar itu.

Ketua Pelaksana Ian Ianah SPsi menyampaikan, pihaknya tetap membuka stand bazar meski gedung lokasi milad itu tidak begitu luas. “Karena Nasyiah di Gresik ini banyak memiliki usaha, jadi ini momen yang tepat dan ditunggu-tunggu!” ungkapnya.

“Bisa buka lapak sambil melepas rindu yang tertahan selama tiga tahun. Yunda-yunda Nasyiah sangat kangen dengan bazar yang seperti ini,” imbuhnya.

Sebagai upaya antisipasi keterbatasan lokasi, Departemen Ekonomi telah menfasilitasi para Asosiasi Pengusaha Nasyiatul Aisyiyah (Apuna) yang ingin buka stand bazar. “Sebelumnya telah diumumkan untuk segera mendaftar ke pantia terlebih dahulu mengingat tempat yang terbatas,” ungkapnya.

Ian—sapaannya—juga memaparkan, stand bazar kali ini tidak hanya diisi Departemen Ekonomi PDNA Gresik saja. Beberapa pimpinan cabang maupun ranting Nasyiah Gresik antusias menyambutnya. Di antaranya, PCNA Gresik, PCNA Dukun, PCNA Kebomas, PRNA Sedagaran Sidayu, dan PRNA Suci Manyar.

Baca sambungan di halaman 2: Ramainya Stand Ramah Anak

Veronica Ellyas Atha sedang menjual ice cream dan Usmawati (kiri) yang menjual bonggolan. (Maftuchatus Saidah/PWMU.CO)

Ramainya Stand Ramah Anak

Stand bazar yang paling ramai dikunjungi anak-anak yakni stand bazar milik PRNA Suci Manyar. Saat tahu info PDNA membuka stand terbatas untuk bazar, Veronika Ellyas Atha sebagai bendahara langsung mengambil kesempatan tanpa pikir panjang. “Hitung-hitung lumayan buat tambahan kas PRNA Suci,” imbuhnya.

Sambil menjual es krim dagangannya, Ve—sapaannya—menyampaikan, mereka memilih berjualan es krim karena melihat target pasar. “Kegiatan Nasyiah itu identik dengan anak-anak yang sering disebut kader ngintil, jadi jualan es krim itu cocok!” terangnya.

Bahkan, kata dia, tidak hanya anak-anak saja yang suka, para yunda Nasyiah juga banyak yang suka. “Es krim itu jajanan yang bisa dikatakan ramah anak. Modal murah tapi labanya mewah!” ujarnya sembari tersenyum bahagia.

Lain halnya dengan stand bazar milik Usmawati dari PRNA Segaran Sidayu yang menjual bonggolan. Stand bazar miliknya lebih banyak dikunjungi para yunda Nasyiah dibanding anak-anak.

Bonggolan ialah jajanan khas Sidayu berbahan dasar ikan laut yang di campur dengan tepung dan bumbu rempah. “Bonggolan menjadi oleh-oleh di rumah yang dicari ketika acara Nasyiah. Jadi kalau ada bazar di Nasyiah tanpa jualan bonggolan itu rasanya hampa,” ungkap Ian. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni/SN

Exit mobile version