Lomba Dakwah Virtual Mubalighat Munculkan Kader Muda Daerah

Umi Thohiroh (kanan bawah) dan tiga peserta Lomba Dakwah Virtual Mubalighat (Tangkapan layar Ain Nuwindasari/PWMU.CO)

Lomba Dakwah Virtual Mubalighat Munculkan Kader Muda Daerah; Liputan Ain Nurwindasari, kontributor PWMU.CO Gresik.

PWMU.CO – Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur menyelenggarakan Lomba Dakwah Virtual Mubalighat yang dilaksanakan secara daring pada 5-10 Agustus 2022.

Penanggung Jawab Divisi Penguatan dan Pengajian Majelis Tabligh PWA Jawa Timur, Hj Umi Thohiroh SAg MH menyampaikan tujuan diadakannya lomba ini.

“Lomba ini diadakan untuk menjaring mubalighat yang unggul dan siap berdakwah di berbagai kalangan komunitas. Juga dalam rangka menyiapkan calon mubalighat yang siap dikader menjadi mubalighat profesional,” terangnya, pada PWMU.CO Senin (15/8/2022) malam.

Umi Thohiroh menjelaskan target peserta sesuai jumlah Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) yakni 38 kader terbaik yang mewakili daerah.

“Tiap daerah mengirim satu kader terbaik dan kami batasi maksimal usia 45 tahun,” jelasnya.

Namun demikian ada beberapa daerah yang tidak dapat berpartisipasi dalam ajang penjaringan mubalighat ini.

“Sayangnya dari 38 PDA, yang ikut 33. Ada lima PDA yang tidak mengirimkan kader mubalighatnya karena berbagai kendala. Yang tidak ikut ialah PDA Pacitan, Sampang, Situbondo, Bondowoso, dan kota Mojokerto,” ungkapnya. Dari 33 itu, yang terjaring ke babak final, Ahad (14/8/2022) adalah 10 peserta

Meski demikian ia bersyukur karena antusiasme para peserta sangat baik.

“Luar biasa dalam satu pekan TOR kami sebar mereka sudah siap mengirim video,” ungkapnya.

Munculnya Kader Muda

Hj Umi Thahiroh SAg MH: Lomba Dakwah Virtual Mubalighat Munculkan Kader Muda Daerah (Istimewa/PWMU.CO)

Munculnya Kader Muda

Umi Thahiroh menambahkan, terselenggaranya lomba ini memuncuilkan banyak kader muda dari daerah.

“Sesuai yang kita harapkan ternyata banyak kader muda daerah bermunculan ,dalam benak kami ingin sekali kedepan mereka kita bina dan perlu di kasi jam terbang,mereka bisa besar tp tanpa jam terbang apalah gunanya,” terang dia.

Ia pun mengakui ada anggapan dari sebagian cabang maupun daerah yang kurang mengapresiasi kadernya sendiri.

“Cabang dan daerah itu bangga kalau yang datang dari PP, namun kalau kader muda mereka khawatir yang datang sedikit, ini tanpa mengecilkan penyelenggara yang kangen disambangi orangtuanya lho, artinya pimpinan di atasnya,” ungkapnya.

Umi menyatakan pada lomba kalii ada beberapa juri yang memberikan penilaian kepada peserta.

“Ada 9 juri babak penyisihan dari kami sendiri, ketua Majelis Tabligh hj Faridah Muwafiq, Umi Thohiroh MH dan Dr Istikomah MPd. Adapun sesi final jurinya ada Hj Faridah Muwafiq, Hj Dra Nur Haidah Somat, DAN Hj Rukmini Amar MAP,” ungkapnya.

Majelis Tabligh PWA JATIM berharap ke depan akan ada penjaringan qariah juga.

“Ke depan tidak hanya mubalighat, tapi qari’ supaya tidak ada lagi cibiran pada Aisyiyah, yang ada orang akan manggut-manggut kagum Muhammadiyah banyak mubalighatnya dan qariahnya pada luar biasa, dan ajang seperti inilah tempat mengasah kemampuan kader kita,” ungkapnya.

Ia berharap Muhammadiyah dan Aisyiyah ke depan tidak kekurangan kader mubalighat.

“Semoga ke depan masih aktif di PWA, karena warga Aisyiyah banyak yang menghendaki even semacam ini. Tapi ajang lomba belum menjadi tradisi khas. Semoga kedepan kita terus bisa mengagendakan ya.” ujarnya. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version