Mudah Terpeleset
Para pemimpin pemegang amanah umat ini dapat celaka atau mudah terpeleset di dunia dan akhirat, dikarenakan ketidak pahamannya terhadap agama lalu melanggar dengan melaksanakan praktek-praktek yang diharamkan. Dalam benak mereka jabatan adalah anugerah dalam rangka memperkaya diri walaupun dengan jalan yang merugikan banyak pihak termasuk bawahannya dan masyarakatnya.
Pemimpin yang jelas telah di luar jalur keimanan dapat dipastikan moralitasnya rusak. Sehingga berbagai kemaksiatan juga tidak luput dilakukannya.
Kekuasaan dan harta merupakan fitnah atau ujian terbesar bagi manusia, dan berikutnya jika keduanya telah dikuasai adalah fitnah wanita. Pelampiasan nafsunya diperturutkan kepada banyak wanita-wanita yang juga ingin mendapatkan harta yang melimpah untuk hidup glamaornya. Nafsu hedonismenya selalu menjadi tujuan dalam hidupnya, karena kekeringan ruhani dari nilai spiritual tersebut menyebabkan mereka hidup dengan menuhankan nafsunya itu.
أَفَرَءَيۡتَ مَنِ ٱتَّخَذَ إِلَٰهَهُۥ هَوَىٰهُ وَأَضَلَّهُ ٱللَّهُ عَلَىٰ عِلۡمٖ وَخَتَمَ عَلَىٰ سَمۡعِهِۦ وَقَلۡبِهِۦ وَجَعَلَ عَلَىٰ بَصَرِهِۦ غِشَٰوَةٗ فَمَن يَهۡدِيهِ مِنۢ بَعۡدِ ٱللَّهِۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ ٢٣ وَقَالُواْ مَا هِيَ إِلَّا حَيَاتُنَا ٱلدُّنۡيَا نَمُوتُ وَنَحۡيَا وَمَا يُهۡلِكُنَآ إِلَّا ٱلدَّهۡرُۚ وَمَا لَهُم بِذَٰلِكَ مِنۡ عِلۡمٍۖ إِنۡ هُمۡ إِلَّا يَظُنُّونَ ٢٤
Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat).
Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? Dan mereka berkata: “Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa”, dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja. (al-Jatsiyah: 23–24)
Sudah pasti pemimpin yang demikian sebagaimana doa Rasulullah SAW di atas adalah pemimpin-pemimpin yang tidak akan pernah berfikir untuk kepentingan masyarakatnya. Justru cenderung mempersulit urusan masyarakatnya tersebut padahal ada jalan yang lebih mudah. Maka berhati-hatilah bagi kita yang telah mendapatkan amanah umat ini. Agar dapat menjalankan amanahnya dengan sebaik-baiknya. Karena pengkhianatan terhadap amanah risikonya akan jauh lebih berat di kemudian hari. Dan sangat tidak sebanding dengan apa yang didapatnya sewaktu ia memegang jabatan tersebut.
Melayani dengan Lembut
Akan tetapi ada juga yang dengan mudah selalau mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat jika ia laksankan jabatannya dengan baik dengan mengacu pada hukum Allah Subhanahu wa Ta’ala. bukankah hidup di dunia ini hanya sebentar, tinggal bagaimana ia selalu bersabar dan tetap berusaha istikomah menjalankan ketaatan kepada-Nya. Itulah landasan berfikir orang yang beriman dengan benar, mereka lebih berfikir tentang akhiratnya dari pada sekedar bermegah-megahan hidupnya di dunia yang sementara.
Begitulah mafhum mukhalafah-nya dari firman Allah di atas. Pemimpin merupakan peluang untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat, jika dijalankan sebagai pengabdian kepada Allah dengan mengabdi kepada masyarakatnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni
Doa Rasulullah untuk Pemimpin yang Mempersulit Urusan Umat adalah versi online Buletin Jumat Hanif Edisi 34 Tahun XXVI, 19 Agustus 2022/21 Muharam 1444
Discussion about this post