Tampil Menghipnotis, Ada Tiga Difabel Penghafal Al-Quran di Orkestra SMAMX Surabaya

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir didampingi Ketua PWM Jatim M Saad Ibrahim (kiri) dan Kepala Kantor PWM Jatim Mushodiq ketika menyerahkan penghargaan pada Fariza Naura Shaafiy (di sebelahnya Muhammad Hibram). Dua darii 20 pemain Orkestra SMAMX Surabaya. (Bahrul Huda/PWMU.CO)

Tampil Menghipnotis, Ada Tiga Difabel Penghafal Al-Quran di Orkestra SMAMX Surabaya; Liputan Estu Rahayu Editor Mohammad Nurfatoni

PWMU.CO – Orkestras SMA Muhammadiyah 10 (SMAMX) Surabaya berhasil memukau peserta Musyawarah Pimpinan Wilayah (Musypimwil) Muhammadiyah Jawa Timur. Acara dihelat di Aula Mas Mansur Gedung Muhammadiyah Jatim Jalan Kertomenanggal IV/1, Sabtu (27/8/2022)

Selain membawakan lagu Lilin-Lilin Kecil yang dipopulerkan oleh Crisye, orkestra yang terdiri dari 20 siswa SMAM X itu juga berhasil dengan apik mengiringi peserta musypimwil menyanyikan lagu Indonesia Raya dan mars Sang Surya.

Dan yang bikin heboh adalah saat mereka membawakan Theme Song Muktamar Ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah. Peserta bukan hanya bertepuk tangan memberi apresiasi, tapi juga ikut berdiri mengikuti rancaknya musik yang mereka bawakan.

Di akhir penampilan, ke-20 pemain Orkestra SMAMX Surabaya itu mendapat penghargaan. Tak main-main, Ketua Umum Pimpinan Pusta Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir MA—dengan didampingi Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim Dr M M Saad Ibrahim MA—yang langsung memberikannya. Selain piagam, masing-masing memperoleh dana pembinaan Rp 1 juta.

Rasa gembira dan senang terpancar dari wajah mereka. Beberapa ada yang berlari kecil menuruni panggung.

Baca sambungan di halaman 2: Tiga Difabel Hafal Quran

Tiga Difabel Hafal Quran

Yang membuat kagum bukan hanya penampilan musik mereka. Sebab, ternyata, di antara 20 siswa yang memainkan biola, double bass, keyboard, drum, dan vokalis itu, ada tiga pemain yang inklusi. Yaitu Fariza Naura Shaafiy (vokalis), Muhammad Hibram (vokalis dan keyboardis), serta Rizky Ahmad Mahendra (drummer).

Muhammad Hibram terlihat menonjol. Suara vokalnya merdu dan kuat. Meski dia tidak memiliki kemampuan melihat, tangannya lincah memainkan nada pada tuts keybord. 

Yang juga bikin kagum, Hibram ternyata hafal al-Quran Braille 20 juz. Peserta musypimwil pun bertepuk tangan keras saat MC Dian Rahma menjelaskan soal itu. Tepuk tangan pun bergemuruh memenuhi aula.

Ditemui PWMU.CO usai tampil, siswa kelas XI IPS 1 itu mengaku senang bersekolah. “Sekolahnya masuk jam setengah 8 sampai jam 2, tapi aku pulangnya jam 5 sore,” ujarnya.

Siswa yang pernah tampil  di Liverpol Inggris itu mengaku suka bermain laptop. Ketika ditanya apa yang dilakukannya, dia menjawab, “Aku suka belajar Office kayak Word, Excel, Power Point,” imbuhnya. Karena sekarang, lanjutnya, rata-rata difabel yang ahli di bidang komputer lagi booming

Tidak sampai di situ, siswa disabilitas netra yang punya singgle lagu Kuharap Kau Menerimaku ini punya cita-cita studi lanjut ke perguruan tinggi. “Pinginnya di Unair dan Unesa. Kalau di Unair ingin Sastra Indonesia. Kalau di Unesa pinginnya Jurusan Pendidikan Luar Biasa,” ujarnya bersemangat. 

Bakat Menyanyi dari Bunda

Vokalis Orkestra SMAMX, Fariza Naura Shaafiy mengaku kalau memiliki bakat menyanyi dari sang ibu. Siswi kelas X IPS bersuara indah ini mengatakan, “Ibu pas masih muda hobbynyanyi,” ujarnya.

Dengan al-Quran Braille, hafidhah 4 juz ini mengaku senang meski sempat merasa deg-degan sebelum naik ke atas panggung. “Senang sekali bisa tampil, tapi deg-degan juga,” ucapnya.

Fariza menuturkan kalau sudah menghafal mars Sang Surya dan Theme Song Muktamar Ke-48 Muhammadiyah dan Aiyiyah sejak dua pekan yang lalu. “Tapi lagu Sang Surya tadi ada yang lupa sedikit,” ujarnya sambil tersenyum. “Namun bisa tertutupi oleh suara Hibram. Sehingga tampak harmoni.”

Dia mengaku senang bersekolah di SMAMX karena memiliki teman-teman yang baik. “Teman-teman baik semua,” ujarnya.

Selama bersekolah di SMAMX, Farisza selalu diantar jemput oleh orang tuanya. Meskipun jarak rumah ke sekolah dekat, dia tidak berani berangkat atau pulang sendirian. “Takut,” ujarnya.

Tampil Menghipnotis, Ada Tiga Difabel Penghafal Al-Quran di Orkestra SMAMX Surabaya

Baca sambungan di halaman 3: Bermain Drum dengan Sisa Pendengaran

Pemain Orkestra SMAMX Surabaya barfoto beraam Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Ketua PWM Jatim M Saad Ibrahim (Mohammad Nurfatoni/PWMU.CO)

Bermain Drum dengan Sisa Pendengaran

Rizqi Ahmad Mahendra, sang drummer ikut menghipnotis para peserta musypimwil. Bagaimana tidak? Pukulan drumnya mampu menggerakkan hadirin mengikuti iramanya. Entah dengan manggut-manggut, menepuk-nepuk tangan, bahkan menghentakkan kaki ke lantai.

Padahal, menurut Dikaningrum, sang ibunda, Rizqy Ahmad Mahendra memiliki pendengaran yang terbatas. “Telinga Rizqy yang kanan sama sekali tidak berfungsi. Sedang yang kiri masih ada sisa pendengaran,” ujarnya saat ditemui PWMU.CO di ruang operator.

Dengan pendengaran terbatas, ternyata tidak menyurutkan semangat menghafa al-Quran juga. Rizky yang hafal 8 juz ini masih menjaga hafalannya dengan baik.

Dikaningrum juga mengungkapkan selama bersekolah di SMAMX, Rizqy selalu merasa senang. “Karena sekolah ini membebaskan anak-anak didiknya untuk menekuni hobinya masing-masing dan bisa berkarya,” ujarnya. Selain itu, tambahnya sekolah selalu men-support, termasuk mengadakan kegiatan di luar sekolah, seperti acara pada hari ini. 

Kepala SMAMX Surabaya, Ir Sudarusman mengatakan ada tiga pelatih yang memiliki peran dalam penampilan Orkestra SMAMX di acara musypimwil ini. “Ada Ustadz Lulu Ahmad Ghozali yang melatih alat musik gesek, Ustadz Shofiy Ali yang melatih alat musik pukul, dan Ustadzah Maya yang melatih vokal,” ujarnya.

Menurutnya, setiap hari mereka berlatih bersama gurunya masing-masing. Sedangkan latihan khusus untuk persiapan tampil hari ini dilakukan selama dua minggu. “Sepekan tiga kali latihan,” ujarnya.

Sekolah Tidak Membedakan 

Selama bersekolah di SMAMX, siswa berkebutuhan khusus tidak pernah dibedakan. “Mereka belajar bersama-sama dengan siswa yang normal,” ucapnya.

Dia menjelaskan, saat ini SMAMX memiliki 80 siswa inklusi atau berkebutuhan khusus. “Kami punya Central Thetaphy Psikologi yang membantu siswa inklusi mengikuti pembelajaran di sekolah,” ujarnya.

Ada Klaster 1, 2, 3 dan 4. Klaster 1 adalah siswa inklusi yang tidak memerlukan pendampingan. Klaster 2 perlu pendampingan selama pembelajaran dengan waktu sebentar. Sedangkan klaster 3 dan 4, mereka berada di ruang khusus.

“Nah, penampilan orkestra ini merupakan ujian portofolio. Jadi mereka sudah tidak perlu memgerjakan soal di kelas,” ujarnya. (*)

Exit mobile version