Akhlak Berbicara dengan Orangtua dan Guru Dibahas di Kammil Spemdalas, liputan kontributor PWMU.CO Gresik Ichwan Arif
PWMU.CO – Akhlak bisa baik dan juga bisa buruk. Orang yang baik sering disebut orang yang berakhlak, sementara orang yang tidak berlaku baik disebut orang yang tidak berakhlak.
Inilah yang disampaikan M. Jaabir Danadyaksa Nuransyah di kegiatan pagi, Kajian Muslim Milenial (Kammil) yang diadakan di Masjid Taqwa SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik (Spemdalas), Jumat (9/9/22).
Cowok kelahiran Gresik 7 Desember 2007 ini menyampaikan secara istilah, akhlak adalah sistem nilai yang mengatur pola sikap dan tindakan manusia di muka bumi. Sistem nilai yang dimaksud adalah ajaran Islam.
“Dengan al-Quran dan Sunnah Rasul sebagai sumber nilainya serta ijtihad sebagai metode berpikir Islami. Pola sikap dan tindakan yang dimaksud mencakup pola-pola hubungan dengan Allah, sesama manusia (termasuk dirinya sendiri) dan dengan alam,” ujarnya Ketua IPM ini di depan siswa putra kelas VII-IX.
Sedangkan adab, lanjutnya, berasal dari bahasa Arab yang secara bahasa memiliki arti kesopanan, kehalusan, dan kebaikan budi pekerti, akhlak. Sedangkan, secara istilah adab adalah suatu ibarat tentang pengetahuan yang dapat menjaga diri dari segala sifat yang salah.
Adab Berbicara dengan Guru
Jaabir, sapaan akrabnya, menjelaskan dalam menuntut ilmu, siswa harus selalu menghormati, menghargai, dan menjunjung tinggi seseorang yang mampu menjadi sumber ilmu tersebut. Dalam hal ini adalah guru yang begitu berjasa terhadap kita.
“Oleh sebab itu, memuliakan guru wajib hukumnya bagi pencari ilmu agar ilmunya berguna dan membawa keberkahan,” katanya.
Imam Ghazali dalam risalahnya berjudul Al-Adab Fid Din dalam Majmu’ah Rasail Al-Imam Ghazali mengatakan seorang siswa harus memiliki adab yang baik di hadapan guru. Adab siswa terhadap guru yaitu mendahului memberi salam, tidak banyak berbicara di depan guru, berdiri ketika guru berdiri, tidak mengatakan kepada guru, ‘Pendapat fulan berbeda dengan pendapat Anda’, tidak bertanya-tanya kepada teman duduknya ketika guru di dalam majelis.
“Selain itu juga, tidak mengumbar senyum ketika berbicara kepada guru. Tidak menunjukkan secara terang-terangan karena perbedaan pendapat dengan guru, tidak menarik pakaian guru ketika berdiri, tidak menanyakan suatu masalah di tengah perjalanan hingga guru sampai di rumah, tidak banyak mengajukan pertanyaan kepada guru ketika guru sedang lelah,” tambahnya.
Adab Berbicara dengan Orangtua
Jabbir mengungkapkan dalam al-Quran, Allah SWT memerintahkan kepada anak manusia untuk tidak berkata kasar atau membantah orangtua. Bertutur kata yang lemah lembut dan sopan, serta berbuat baik kepada orangtua baik selagi masih hidup maupun sudah meninggal.
“Perintah itu tertuang dalam Surat al-Isra ayat 23-24. Allah SWT berfirman, Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (*)
Maka, ajaknya, mari kita semua berlaku baik, berakhlak dan mempraktikkan adab yang baik pada guru dan orangtua kita. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni.
Discussion about this post