Senangnya Siswa MIM 2 Campurejo Bikin Tempat Pencil dari Sampah, liputan kontributor PWMU.CO Gresik Nurkhan
PWMU.CO – Tidak seperti biasanya, pagi itu, pukul 06.30 siswa kelas V MI Muhammadiyah 2 Campurejo Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, datang ke madrasah dengan senyum mengembang. Mereka semangat dan antusias ketika memasuki ruangan kelas, Ahad (4/9/2022).
Sambil membawa tas yang berisi buku dan peralatan sekolah lainnya, ditangannya terdapat botol bekas air mineral, kain flanel, lem, gunting dan lainnya. Dengan senyum mengembang, mereka membawa masuk kemudian menata barang-barang tersebut di mejanya masing-masing.
Pengampu mapel Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) Evi Syafiah SPsi menyampaikan siswa tersebut akan praktik membuat tempat pencil, pulpen, dan penghapus.
“Di lingkungan sekitar banyak sekali kita temui sampah. Salah satunya adalah botol air mineral yang berserakan dan terbuang. Maka, kita bisa memanfaatkan sedemikian mungkin. Siswa pun juga mengasah kreativitas,” katanya.
Peduli Lingkungan
Evi, sapaan akrabnya, mengajak siswa agar lebih perduli terhadap lingkungan dengan cara memanfaatkan barang bekas dengan mendaur ulang agar bisa berguna kepada masyarakat. Dia mengajak siswa membuat tempat pensil serbaguna yang bahan utamanya berasal dari botol air mineral bekas.
“Pencil case atau tempat pensil merupakan tempat untuk menyimpan berbagai macam alat tulis. Mulai dari pensil, bolpoin, penghapus, asahan, dan juga penggaris,” tambahnya.
Dia memaparkan salah satu benda yang sangat penting bagi pelajar adalah kotak pensil. Sebab, kotak ini berfungsi untuk menyimpan berbagai alat tulis. Mulai dari pensil, bolpoin, penghapus, spidol, maupun rautan. Kotak pensil bisa meminimalisir alat tulis berserakan dan hilang.
Cara Pembuatan
Evi mengungkapkan adapun cara membuat tempat pensil ini, pertama botol air mineral din gunting separuh, kemudian dilapisi dengan kain flanel yang sudah disiapkan dengan menggunakan lem.
“Kemudian kain flanel yang sudah ditempelkan bentuknya bermacam-macam, sesuai keinginan anak-anak. Ada yang bentuknya bunga, hewan, ada pula yang di bentuk model karakter anak-anak masa kini,” urainya.
Dalam kegiatan itu, lanjutnya, siswa merasa senang dan antusias mengikutinya sampai selesai. Walaupun ada yang agak kesulitan mereka terus berusaha sampai karyanya selesai dan tuntas.
Mohammad Rais Salamuddin dan Mohammad Ridwan contohnya. Walaupun mereka berdua berulang kali gagal, dengan bimbingan, pada akhirnya karya mereka berdua bisa selesai.
Semoga, harapnya, dengan pembelajaran ini, siswa lebih peduli terhadap lingkungan sekitar dan bisa mengasah kreativitas sehingga kelebihan yang siswa miliki sedikit demi sedikit bisa muncul. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.
Discussion about this post