Lagu Satru yang Viral seperti Kondisi Politik Negeri Ini oleh Muhammad Fajar Al Amin, Guru SD Muhammadiyah 1 Jember.
PWMU.CO– Sedang viral lagu berjudul Satru, Satru 2, dan Satru 3. Lagu trilogi ini trending dalam algoritma Youtube sampai menembus 46 juta view dan mendapatkan 612 ribu like.
Lagu yang dinyanyikan oleh Deny Caknan dan Happy Asmara ini mampu menarik hati para pecinta musik kalangan anak-anak, remaja, hingga orangtua. Hampir semuanya hafal dengan lirik lagu ini. Terbukti dari konser yang diselenggarakan oleh Panitia Kejuaraan Porprov Jawa Timur di Kota Lumajang, 3 Juli 2022 lalu, begitu meriah antusias pengunjung yang datang ikut menyanyi dengan kompaknya.
Salah satu yang membuat lagu ini diterima dan mudah dihafal adalah liriknya sesuai dengan apa yang terjadi dan dirasakan oleh para pendengarnya. Satru istilah bahasa Jawa artinya berseteru, konflik, sehingga dua pihak tidak bertegur sapa.
Dengarkan penggalan lirik lagu Satru ini
Sepurane yen pancen salah
sepurane yen aku ning uripmu
mung masalah
rangkulen aku, iki nggur mung salah pahamku
satru hubungan mung salah pahammu
sampeyan kudu ngerteni, aku cemburu…
Lirik itu mengungkapkan perasaan galau akibat terjadinya satru yang membuat hubungan sepasang kekasih jadi keruh. Terjadi akibat egois dua pihak. Tak mau mengalah atau mengakui kekhilafan yang mungkin saja sangat fatal sampai melukai hati.
Lirik lagu itu juga mengingatkan kondisi perpolitikan negeri ini. Para politikus berebut pengaruh untuk mendapat kekuasaan. Bertikai, saling hujat, dan tak mau tegur sapa. Bahkan rakyat terbelah dalam perseteruan cebong dan kadrun. Mulutnya penuh janji tapi tak ditepati.
Menjanjikan kemakmuran tapi hanya untuk kroninya. Berbagi-bagi jabatan jadi menteri atau komisaris BUMN. Mencabut subsidi untuk rakyat, tapi menghabiskan anggaran untuk proyek mercu suar. Kini satru terjadi antara rakyat miskin dengan pemerintah setelah harga BBM naik. Demonstrasi di penjuru kota.
Kajian Hadits
Menurut pandangan Islam satru tidak boleh berlangsung lebih dari tiga hari. Dijelaskan dalam hadits Rasulullah saw dari Anas bin Malik radiyallahuanhu, Rasulullah bersabda, janganlah kalian saling memutuskan hubungan, jangan saling membelakangi, jangan bermusuhan, jangan saling hasud. Jadilah hamba Allah yang saling bersaudara, karena tidak halal bagi seorang muslim untuk tidak bertegur sapa dengan saudaranya di atas tiga hari. (HR Muttafaq alaih)
Dalam hadits lain Nabi saw juga melarang perbuatan satru ini yang berbunyi,”Pintu surga dibuka setiap Senin dan Kamis. Maka ampunilah hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan yang lain, kecuali orang yang mempunyai permusuhan dengan saudaranya, kemudian Rasul berkata, ”Tundalah kedua orang ini sehingga mereka saling berdamai.” (HR Muslim)
Banyak lagi sebenarnya hadits-hadits lain yang menjelaskan kita tak boleh memusuhi saudara kita sampai kurun waktu yang diterangkan di dalamnya. Hadits tersebut mengajarkan pada kita bagaimana seharusnya kita bersikap ketika ada konfilk atau kekhilafan yang telah kita lakukan pada kawan kita atau sebaliknya.
Harus segera diselesaikan dengan segera, karena persaudaraan yang telah dirajut sebelumnya tetap terjaga dan tidak terputus hanya karena permasalahan yang mungkin bisa saja sepele. Namun karena gengsi semuanya menjadi permasalahan yang begitu besar.
Hal termudah dan yang tersulit dilakukan untuk menyelesaikan sebuah permasalahan adalah dengan meminta maaf dan saling memaafkan. Seperti yang dijelaskan dalam surat al-A’raf ayat 199. Artinya, jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh.
Sudahkah kita memaafkan dan meminta maaf dengan kawan kita ataukah masih saja satru?
Editor Sugeng Purwanto