Sampai Dini Hari, Begini Perjuangan sang Juara Mugeb LCD; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Novita Zahiroh.
PWMU.CO – Para pemenang lomba Mugeb Library Class Decoration (LCD) akhirnya diumumkan secara hybrid via Zoom. Di Averroes Hall SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) Gresik hadir tiga perwakilan wali siswa dari masing-masing kelas.
Awarding itu disaksikan langsung oleh undangan spesial Wakil Bupati Kabupaten Gresik Dra Aminatun Habibah MPd, Sabtu (4/9/22). Hadir pula tiga juri andal yang telah menilai satu per satu 30 sudut baca kelas di sekolah penggerak tahap I itu.
Ketiganya adalah Kepala Bidang Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan Maisyaroh SSos MM, Ketua Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca Kabupaten Gresik Kris Adji AW, serta Wakil Ketua Bidang Informasi, Komunikasi, dan Pustaka PCM GKB Gresik Ir Hadi Suroso MSc.
Tingkatkan Daya Baca Anak
Ketua Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca Kabupaten Gresik Kris Adji AW yang hari itu menjadi salah satu perwakilan juri pun mendapat amanah membacakan para pemenang Mugeb LCD. Sebelumnya, dia menyampaikan, ini adalah awal dan sarana untuk meningkatkan daya baca anak.
“Kata Taufik Ismail, daya baca anak Indonesia itu 0,001 persen. Dari seribu anak, cuma 1 yang bisa baca sampai selesai. Ini mengerikan, bukan hanya menyedihkan,” ungkapnya.
“Makanya diundang pagi siang sore ke mana saja saya mau. Gresik harus jadi pelopor untuk meningkatkan daya baca! Salah satunya SD Mugeb ini. Sudah mengeksplorasi potensi orangtua dan anak-anak dengan membuat sarana melalui LCD. Kelasnya bagus, sudut bacanya keren, tinggal bagaimana daya bacanya perlu ditingkatkan!” tuturnya.
Tidak hanya di sudut baca, harapannya, di rumah juga. “Minimal satu rak saja buat di rumah.”
Dia menafsirkan, “Menurut saya, iqra itu ayat pertama yang diturunkan ke Rasulullah, sebelum shalat. Jadi kalau kewajiban itu ditinggalkan, dosa. Kalau minat bacanya rendah, itu berdosa. Karena itu perintah. Itu tafsir saya, ngapunten.”
“Semua terbaik, semua luar biasa, ini hanya untuk meranking saja,” kata dia.
Berikut para pemenangnya yang dia umumkan langsung, di mana masing-masing juara mendapat voucher belanja LogMart GKB 1. Juara I diraih Kelas IV Sumatera, juara II diraih Kelas I al-Quddus, sedangkan juara III diraih Kelas VI Jupiter.
Untuk juara harapan I ialah Kelas II Dandelion, juara harapan II diraih Kelas III Smart, dan juara harapan III dari Kelas V Australia.
Perjuangan Dekor Sudut Baca
Salah satu wakil wali siswa Dewi Livia Ainin, bunda Kayla kelas IV Sumatra, yang meraih juara satu menceritakan perjuangan timnya dalam membuat sudut baca.
“Untuk dekorasi sudut baca semua murni dari wali siswa IV Sumatra, kebetulan suami saya bisa mengambar jadi keseluruhan gambar dari suami dan saya yang mewarnai,” kata Dewi.
Untuk menggambar, kata dia, mereka selesaikan dua hari. “Habis Maghrib dan Sabtu setelah pulang kerja jam 15.00 WIB. Biasanya untuk pengerjakan sudut baca untuk hari-hari aktif kita mulai habis Maghrib. Dua hari lembur sampai malam dini hari,” imbuhnya.
“Karena terlalu asik mewarnai, saya dan suami tidak sadar kalau sudah jam 1 malam saja,” cerita dia.
Tak sampai di situ perjuangan yang dilakukan pasangan suami istri itu. Di hari berikutnya, ia mengalami kendala lampu mati.
“Malah hari berikutnya di kelas kita mati lampu sendiri. Kita tidak tau korslet, kerusakan apa. Meski begitu tidak mematahkan niat kita untuk menyelesaikan ini hingga jam 12 malam. Di bantu Pak Satpam cari lampu sorot,” kenang Dewi.
Kemudian dia melanjutkan pada sore harinya. “Saya janjian bareng mama lain untuk menyimpankan keseluruhan yang di butuhkan sudut baca,” imbuhnya.
Dia menerangkan, “Ada beberapa mama-mama yang ingin menemani kita sampai jam 21.00 WIB dan mama-mama lain membantu menyiapkan pop up book, reward (sertifikat penghargaan bagi siswa yang suka baca), melabeli koleksi buku sudut baca, dan membantu bikin gambar lambang budaya dan perintilan lainnya.”
Secara keseluruhan, lanjutnya, murni mereka selesaikan sendiri. “Dibantu Ustadzah Tutud (wali kelasnya) dan melibatkan anak-anak kami untuk membantu. Biar tahu dan bisa menjaga sudut baca yang telah kami berikan untuk anak. Alhamdulillah kita bersinergi dengan baik!” paparnya.
Out of The Box
Dewi, tidak menyangka timnya mendapatkan juara satu. “Masyaallah, sebetulnya tidak kami sangka-sangka sekali bisa memenangkan ini, apalagi juara 1 pula,” jelas dia.
Tapi dia bersyukur sekali bisa meraih juara. “Alhamdulillah, semoga selain mendapatkan juara bisa membuat anak-anak semakin senang membaca,” ucapnya.
Wali kelas kelas IV Sumatra Mazinatud Diniyah SPd juga tak mau kalah semangat dengan para wali siswanya. “Untuk hari-hari biasa saya temani sampai jam 17.00 WIB dan waktu finishing sampai Maghrib,” terangnya.
Tutud–saapan arabnya–mengungkap, ketika penjurian tidak hanya mamanya saja yang ada di dalam ruangan. Perwakilan siswa juga turut menyambut juri. “Dengan menggunakan kostum pakaian adat dan saat juri masuk kelas mereka menyapa dengan menggunakan tiga macam bahasa. Bahasa Inggris, Bahasa Jawa, dan Bahasa Sumatra,” jelasnya.
Tak sampai di situ, di dalam kelas juga mereka sajikan macam-macam kuliner khas Sumatera. Seperti empek-empek, kerupuk ikan, kunyit asam, dan lain-lain sebagai sarana literasi yang konkret.
Dia bersyukur, wali siswanya pun tak hanya gigih, tapi juga sangat kreatif. “Out of the box di kelas ini adalah kreasi pop up book wali siswa. Ada Mama yang tidak bisa hadir di sekolah, jadi bantu membuat pop up book dari rumah,” ungkapnya sambil menunjukkan empat kreasi buku yang masing-masing mengungkap budaya Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Papua.
Akhirnya, webagai wali kelas, Tutud sangat berterima kasih kepada para wali siswanya. “Saya bersyukur sekali memiliki wali siswa yang begitu kompak dan sangat antusias dalam menghias sudut baca ini,” kata dia. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni/SN
Discussion about this post