Saat Tim Juri Berlama-lama di Perpustakaan Matsmunam

Di Perpustakan Matsmunam Banyutengah, Panceng, Gresik. Dari kanan: Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Ranting Muhammadiyah Banyutengah Danang Prihantono ST, Mohammad Nurfatoni, Widar Sutriastanto, dan Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Panceng Syuhadak. Saat Tim Juri Berlama-lama di Perpustakaan Matsmunam. (Mardliyatun Faizun/PWMU.CO)

Saat Tim Juri Berlama-lama di Perpustakaan Matsmunam; Tulisan Assalilatul Maflahah, kontributor PWMU.CO Gresik.

PWMU.CO – MTs Muhammadiyah 6 (Matsmunam) Banyutengah, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, mendapat kunjungan juri Lomba Lingkungan Sekolah Muhammadiyah Sehat (LLSMS), Kamis (15/9/22).

Sebelum ke Matsmunan, mereka terlebih dulu ke MIM 5 Banyutengah. Setelah jam istirahat selesai, tiga juri LLSMS dari Majelis Dikdasmen (Mohammad Nurfatoni dan Mardliyatul Faizun) dan Majelis Lingkungan Hidup (Widar Sutriastanto) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik itu tiba di kantor Matsmunam, yang satu kompleks dengan MIM 5 dan Madarasah Aliyah Muhammadiyah 5 (MAM) Banyutengah.

Mereka menilai dari berbagai aspek pada sarana dan prasarana umum. Seperti ruang kepala sekolah dan pimpinan lainnya, ruang guru, kantor administrasi, ruang kelas, dan toilet. Mereka juga masuk dan melihat dari dekat prasarana penunjang seperti ruang IPM, UKS, perpustakaan, dan lainnya.

Ketika memasuki ruang perpustakaan, Mohammad Nurfatoni, salah satu juri LLSMS, menyatakan kagum dengan perpustakaan Matsmunam. Dia menyampaikan perpustakaan ini adalah ruangan yang paling nyaman dan menyenangkan dibanding ruang lainnya. 

Dengan alasan itu dia dan juri lainnya cukup lama duduk dan berfoto di situ. Ada meja oval dari kayu jati yang dikelilingi oleh kursi empuk berwarna biru. Di salah satunya dindingnya menempel rak-rak custom. Sebagian besar berisi buku pelajaran dan buku bacaan umum. Di rak bagian atas tertata berbagai piala hasil prestasi siswa. Sementara langit-langit yang dibuat berlapis memendarkan cahaya biru. Di situ pula ‘disembunyikan’ layar proyektor yang jira diperlukan tinggal ditarik ke bawah.

“Saya suka buku dan saya senang berada di perpustakaan. Apalagi perpustakaan Matsmunam ini memiliki ruangan yang kekinian dan mengunakan AC (air conditioner) sehingga membuat saya betah berlama-lama di sini,” ujarnya. 

Siswa kelas IX Matsmunam Wajdy Abiyyil Anjab (tengah) sebelum tampil membacakan Surat Nun (Mardliyatul Faizun/PWMU.CO)

Beberapa Saran

Meski memuji kenyamanan perpustakaan yang juga sering dipakai untuk rapat terbatas itu, Fatoni, sapaan akrabnya, juga memberi beberapa catatan untuk meningkatkan kenyamanan.  

Saran-saran itu dia sampiakan Kepala Perpustakaan Matsmunam, Assalilatul Maflahah SPd. Pertama, daya listrik sekolah perlu ditambahkan, karena beberapa kali saat AC dinyalakan, listrik padam. 

Kedua, menurut pengamatan Fatoni, masih ada bagian berdebu tipis. “Ya ini masih ada debu, kelihatan karena catnya (di beberapa bagian) berwarna putih,” ujarnya.

Ketiga, dia memberi saran agar menambah penghuni perpustakaan dengan tanaman hias supaya terlihat lebih asri dan hijau. “Tidak harus mahal. Kita bisa bikin hidroponik dengan bahan daur ulang,” sarannya. “Ruang harus bersih dari debu tapi tak boleh bersih dari tanaman.”

Keempat, di rak-rak yang masih kosong supaya ditambahkan koleksi buku. Fatoni pun langsung menghadihkan buku Editor Kiler Kisah Kontributor PWMU.CO. 

Dia juga berjanji akan menyumbangkan buku lainnya secara khusus sebagai bentuk apresiasi atas kesungguhan madrasah mengelola perpustakaan. “Saya akan kembali dan kasih hadiah buku untuk perpustakaan ini. Tolong ingatkan saya!” ujarnya.

Kelima, untuk meningkatkan minat baca siswa, Direktur Kanzun Book itu juga menyarakan agar perpustakaan secara periodik membuat kegiatan yang bisa merangsang minat baca.

“Misalnya mengadakan bedah buku oleh siswa. Pasti mereka akan ke sini (perpustakaan) untuk membaca buku,” ujarnya.

Setelah meninjau berbagai ruang tersebut tim juri LLSMS memasuki ruang-ruang kelas. Di situ para siswa diminta menampilakan prestasi individunya. Di kelas VII, Fatoni meminta dua siswa maju mempraktikkan muhadharah (pidato) yang merupakan pelajarak kelas saat itu. Dua siswa tampil: Tuva Ila Ramadhani dań Azzam Arif Chandra Perdana dan

Di kelas IX, dia meminta siswa maju menampilkan sesuatu. Ternyata yang maju Wajdy Abiyyil Anjab membaca secara tartil al-Quran surat Nun. Setelah itu Putri Nur Maisyaroh membaca puisi secara spontan. Fatoni yang juga Pemimpin Redaksi PWMU.CO itu pun memberikan puisinya untuk dibaca, berjudul Pagikan Siang dan Malam. Tepuk tangan bergemuruh setiap siswa usai tampil di depan. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version