Adab Berbicara dalam Orangtua Mengajar SD Mugeb; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah.
PWMU.CO – SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) Gresik kembali menggelar Orangtua Mengajar edisi khusus siswa kelas II, Selasa (20/9/22) pagi.
Kali ini, para siswa belajar bersama Margareta Setyorini SPd, ibunda Humaira Lailatul Azfar kelas II Crissan. Bunda Rini, sapaannya, yang sehari-harinya mengajar di TK Cerme itu mengajarkan ‘Sikap dan Perilaku Terpuji’ subtema berbicara yang baik.
Sebelum acara dimulai, pemandu acara Novelia Nur Anggraeni SPd mengondisikan siswa. “Kita berlomba-lomba tertib ya saat nanti sudah mulai materinya!” ajaknya.
Kemudian, untuk membangkitkan semangat peserta, pemandu lainnya Romlah SPd mengajak siswa menyanyi, “Sewaktu aku masih kecil, belum tahu apa itu Al-Quran. Ku buka-buka, ku baca-baca, tak tahunya eh, eh, asyik juga.”
Tetap lantang mengikuti panduan Ela–sapaannya–para siswa ikut menyanyi, “Sekarang aku sudah besar sudah tahu apa itu Al-Quran, tak tahunya eh, eh, aku bisa.”
Rini mengawali materinya dengan bertanya, “Bagaimana berbicara yang baik?” Beberapa siswa yang mengangkat tangan dan dia tunjuk secara acak langsung menjawab seperti tidak bicara kotor, tidak berteriak, menyayangi teman, dan tidak marah-marah.
Istri Muchamat Miftachul Huda itu lantas mencontohkan bicara sambil berteriak. “Sopan atau tidak?” Para siswa kompak menjawab tidak sopan.
Dia pun menjelaskan mengapa siswa harus bicara sopan. “Karena lisan kita besok akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah. Hey, anak SD Mugeb, bibirnya dipakai untuk bicara apa saja di dunia?” ujarnya menirukan suara malaikat.
Kemudian dengan suara yang lebih cempreng dia melanjutkan, “Bibirnya bicara, aku diajak X teriak-teriak terus!” Dengan gaya penuturannya yang menarik, para siswa fokus menyimaknya.
Cara Berkata Jujur
Selanjutnya Rini menerangkan, bicara yang baik termasuk perilaku terpuji yang dicintai Allah. Selain itu juga berucap benar. “Jujur, tidak berbohong,” imbuhnya.
Dia mencontohkan, misal Atar pensilnya hilang di sekolah. Kemudian sampai di rumah mamanya bertanya, “Di mana pensilnya? Ayo kita belajar!” Karena takut, Atar berbohong, dia bilang pensilnya diambil temannya. “Betul atau salah?” tanya Rini lagi. Para siswa menjawab salah.
“Rasul menjamin surga bagi orang-orang yang menghindari dusta!” tegasnya di Averroes Hall, lantai 2 SD Mugeb.
Kemudian dia mencontohkan cara bicara jujur, “Mama, maaf Mama, pensilku hilang.” Ketika mencontohkan bicara jujur sambil menangis, dia menegaskan itu tidak boleh. “Tidak sambil menangis,” tuturnya. Rini menekankan, berperilaku santun dan bicara sopan akan disayang teman.
Dia lanjut menjelaskan adab lainnya dengan bertanya, “Kalau bertemu guru di toko depan, bagaimana?” Spontan para siswa mengucap salam. Rini membenarkan, “Ucapkan salam ketika bertemu guru. Assalamualaikum Ustad atau Assalamualaikum Ustadzah!”
Selain itu, Rini juga mengajarkan, tidak memanggil nama jika orang tersebut lebih tua. Kemudian, dia meminta salah satu siswa yang duduk di barisan paling depan untuk menemaninya praktik bicara yang baik.
Ialah Benetta Ifana Deska Prawita II Edelweis. “Pertama, lihat lawan bicara. Kemudian, membicarakan hal-hal baik,” imbaunya sambil praktik melihat siswa yang akrab disapa Benetta.
Kesempatan pagi itu juga dia gunakan untuk mengajak siswa mengucap izin dan terima kasih. Dia pun mencontohkan bagaimana meminta izin jika ingin ke luar kelas. “Permisi ustadzah, saya mau ke toilet. Lalu jangan lupa bilang terima kasih,” tuturnya.
Kepala SD Mugeb Mochammad Nor Qomari SSi berharap, kehadiran Bunda Rini di tengah siswa kelas II dapat memperkuat SD Mugeb sebagai sekolah ramah anak. (*)
Discussion about this post