Rutin Bina Anak-Anak Kampung 1001 Malam, Rumah Pintar Matahari Butuh Dukungan

Bendahara Rumah Pintar Matahari Endarwati Choiriah (berjaket biru) ketika membina anak-anak di Mushala Al-Amin Kampung 1001 Malam. Rutin Bina Anak-Anak Kampung 1001 Malam, Rumah Pintar Matahari Butuh Dukungan (Yuda Panuluh/PWMU.CO)

Rutin Bina Anak-Anak Kampung 1001 Malam, Rumah Pintar Matahari Butuh Dukungan; Liputan Yuda Panuluh, kontributor PWMU.CO Surabaya.

PWMU.CO – Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Rumah Pintar Matahari (RPM) Surabaya menggelar pembinaan di Mushala Al-Amin Kampung 1001 Malam, Sabtu (1/10/2022). LKSA RPM di bawah naungan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Krembangan, Surabaya.

Bendahara RPM, Endarwati Choiriah SE MPdI menjelaskan, setiap hari Sabtu pengurus RPM melaksanakan kegiatan rutin mengunjungi selter binaan di Mushala Al-Amin Kampung 1001 Malam.

“Ada sekitar 55 anak santri binaan kami yang berada di Kampung 1001 Malam. Masih ada beberapa anak yang masih belum bisa membaca dan menulis juga membaca al-Qur’an”, terangnya.

Endarwati menerangkan, tidak mudah melakukan pembinaan terhadap anak-anak di Kampung 1001 Malam. Butuh kesabaran dan keistikamahan dari para pengurus maupun relawan RPM.

“Untuk menarik minat anak-anak kampung 1001 malam, biasanya kami memberikan snackdan minuman ringan di akhir kegiatan sebagai pendorong atau motivasi supaya anak-anak mau datang mengikuti pembinaan di Mushala Al-Amin,” ungkap Endarwati.

Dia menerangkan, pembinaan anak-anak di Kampung 1001 Malam untuk sementara masih seputar baca tulis al-Quran dan hafalan surat-surat pendek juz 30. Ke depan insyaallah akan diadakan tartil bagi anak yang sudah lancar membaca al-Qur’an.

“Masih banyak yang perlu kami benahi di Kampung 1001 Malam. Di antaranya tata cara wudhu, doa-doa dalam shalat dan lain sebagainya,” ujar Endarwati.

Dia berharap dukungan dari berbagai pihak terhadap pembinaan di Kampung 1001 Malam, terutama untuk anak-anaknya. “Sebab, rata-rata mata pencaharian warga kampung tersebut adalah pemulung, pengemis, pengamen, kuli bangunan, tukang becak, dan buruh kasar,” terangnya.

Kampung 1001 Malam beradz di lahan terisolasi di kolong jalan tol Dupak yang menghubungkan Surabaya-Gresik. Jalan tol itu penyebab akses ke kampung terputus. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version