Tahu dari YouTube, Siswa Tuban yang Sekolah di MTsM 9 Wotan Gresik

Mohammad Nurfatoni saat bertanya kepada Muhammad Hisyam Aiman Al-Wafa (kanan), siswa kelas VII MTs Muhammadiyah 9 Wotan (Mardliyatun Faizun/PWMU.CO)

Tahu dari YouTube, Siswa Tuban yang Sekolah di MTsM 9 Wotan Gresik; Liputan Arifiyanto, kontributor PWU.CO Gresik.

PWMU.CO –  Juri Lomba Lingkungan Sekolah Muhammadiyah Sehat (LLSMS) mendapat surprise mendengar jawaban unik siswa kelas VII MTs Muhammadiyah 9 Wotan (MTsM 9 Wotan) Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, saat melakukan peninjauan di ruang kelas (4/10/22).

Ada tiga juri yang bertugas pada saat itu. Yaitu: Mohammad Nurfatoni dan Mardilyatul Faizun dari Mejelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik serta Pressa Perdana Surya Saputra dari Majelis Lingkungan Hidup (MLH) PDM Gresik.

Di kelas tersebut Fatoni, nama panggilan Mohammad Nurfatoni bertanya kepada siswa tentang keberadaan siswa yang berasal dari luar desa Wotan. Sebab di kelas lain dia mendapati beberapa siswa MTsM 9 Wotan yang berasal dari daerah lain. Misalnya ada yang dari Kota Gresik.

“Anak-anak di sini ada gak ya yang alamat rumahnya selain dari Desa Wotan?” tanya Fatoni kepada para siswa.

Ada lima siswa yang mengangkat tangannya. Kemudian Pemimpin Redaksi PWMU.CO saat melakukan penilaian di salah satu ruang kelas di MTsM 9 Wotan. Pada saat itu Ia menanyakan asal mereka satu persatu.

“Baik anak-anak yang mengangkat tangannya ini alamatnya dari mana saja ya?” tanya Fatoni kepada lima siswa tersebut.

Jawaban ke lima siswa tersebut pun bervariasi. Ada yang menjawab berasal dari Desa Doudo, Desa Petung, Desa Gosari, dan Banyutengah yang semuanya berada di Kecamatan Panceng, Gresik. Dan ada satu siswa ternyata berasal dari Kota Tuban. 

Mengenal dari YouTube

Mendengar jawaban siswa-siswa tersebut Fatoni lanjut mendekati dan bertanya kepada salah satu siswa yang beralamat paling jauh.

“Wah ada yang berasal dari Tuban ya, jauh ya. Kenapa kok bersekolah di MTs Muhammadiyah 9 Wotan? Apa alasannya?” tanya Fatoni kepada Muhammad Hisyam Aiman Al-Wafa, siswa kelas VII yang berasal dari Tuban.

Hisyam, pun menjawab pertanyaan tersebut dengan tersenyum dan sedikit malu-malu.

“Saya bersekolah di MTs Muhammadiyah 9 Wotan karena melihat video di YouTube, Pak,” jawab Hisyam.

Mendengar jawaban Hisyam, Fatoni pun tersenyum diiringi dengan tawa dari para siswa yang berada di ruang kelas tersebut. Kemudian sambil menyodorkan HP Readmi Note 9, Fatoni menyuruh Hisyam untuk menunjukkan video YouTube yang dimaksud.

“Ayo Hisyam, tolong tunjukkan video mana yang membuat kamu tertarik untuk sekolah di MTsM 9 Wotan ini?” kata Fatoni menanyakan.

Sambil memegang HP milik Fatoni, Hisyam mencari video di YouTube yang dia maksud. Selang beberapa saat Hisyam pun menunjukkan video yang dia maksudkan kepada Fatoni.

“Ini Pak videonya, ada di channel YouTube-nya MTsM 9 Wotan,” jawab Hisyam sambil menyodorkan dan menunjukkan video yang dia maksud.

Di perpustakan MTsM 9 Wotan. Dari kiri: Mohammad Nurfatoni,Pressa Perdana Surya Saputra, Ahmad Sholih, Arfiyanto dan Hanafi guru MIM 4 Wotan (Mardliyatun Faizun/PWMU.CO)

Pentingnya Internet dan Media Sosial

Fatoni merasa surprise dengan jawaban Hisyam.

“Wah luar biasa, ini membuktikan bahwa media sosial MTsM 9 Wotan sudah mampu menjadi salah satu sarana promosi sekolahan yang efektif,” ujar Fatoni.

Fatoni pun memberi masukan kepada Kepala MTsM 9 Wotan, Ahmad Sholih beserta para guru yang juga berada di ruang kelas tersebut.

“Inilah mengapa saya sering menjelaskan kepada para kontributor di PWMU.CO, terutama kepada sekolah-sekolah yang berada di naungan Muhammadiyah agar melek akan pentingnya media sosial di era sekarang,” ujarnya. 

“Ayo Pak Sholih kembangkan lagi promosi sekolahnya terutama dengan aktif di media sosial. Kalau bisa beri hastag di setiap postingan media sosial milik MTsM 9 Wotan yang berisi konten-konten tentang prestasi-prestasi serta keunggulan-keunggulan yang ada di MTsM 9 Wotan supaya masyarakat lebih luas lagi mengenal MTsM 9 Wotan, buktinya ini ada anak dari Tuban yang tertarik bersekolah disini karena YouTube,” tambahnya.

“Ya Pak, alhamdulillah medsos MTsM 9 Wotan sudah aktif dengen sering menge-sharekeunggulan-keunggulan, prestasi-prestasi dan kegiatan-kegiatan yang ada di madrasah. Baik di InstagramFacebook, maupun YouTube,” Ahmad Sholih menimpali. 

Selain di media sosial, MTsM 9 Wotan juga aktif menulis berita madrasah ke PWMU.CO, termasuk tentang prestasinya sebagai madrasah yang sering menjadi juara pelajaran Al Islam dan Kemuhammadiyahan.

Sebelum meninggalkan ruang kelas dan melanjutkan penilaian di tempat lainnya, Fatoni menyempatkan untuk bertanya kembali kepada Hisyam.

“Hisyam kalau besar nanti cita-citanya pingin jadi apa ya?” tanya Fatoni.

“Jadi youtuber Pak,” jawab Hisyam diiringi oleh gelak tawa dari para juri LLSMS, guru, dan siswa yang juga berada di ruang kelas tersebut.

Pressa Perdana Surya Saputra (tengah) saat di kelas didampingi Ahmad Sholih (kiri) dan Mohammad Nurfatoni. Tahu dari YouTube, Siswa Tuban yang Sekolah di MTsM 9 Wotan Gresik (Mardliyatun Faizun/PWMU.CO)

Modal Pondok Pesantren

Fatoni menyampaikan, media sosial itu juga akan menemukan ‘jodohnya’ dengan sekolah dan madrasah yang mempunyai pondok pesantren, ma’had, atau boarding school.  

“Nah Hisyam yang dari Tuban atau siswa dari luar Desa Wotan lainnya—meskipun tahu dari media sosial tentang madrasah ini, dia tidak akan sekolah di MTsM 9 Wotan apabila madrasah ini tidak ada pondoknya,” terangnya.

Jadi, pondok di sini, sambungnya—yang sementara masih disebut sebagai madrasah diniyah (madin)—adalah modal besar untuk mendapatkan siswa atau santri yang jauh rumahnya. 

“Maka sangat tepat saat kita aktif menuliskan kebaikan dan prestasi sekolah di internet dan media sosial karena sifatnya yang melampaui batas-batas teritorial,” katanya.

Karena itu Fatoni sangat bangga dengan Perguruan Muhammadiyah Wotan yang telah memiliki pondok putri dan putra. Dia pun bersama juri LLSMS lainnya menyempatkan diri ke asrama putra dan putri.

“Bagus, ini bersih dan rapi,” katanya saat meninjau asrama.

Ahmad Sholih pun minta doa restu, agar bisa segera membangun asrama secara khusus di lahan yang tersedia di belakang madrasah. Sebab asrama yang sekarang dipakai para santri itu masih merupakan bagian dari gedung madrasah. 

Dalam pembicaraan tersebut Fatoni juga terkejut karena ternyata siswa yang berasal dari Desa Wotan pun wajib mondok. “Hanya 10 persen saja yang belum ikut mondok, Pak, karena beberapa faktor,” kata Ahmad Sholih. 

Menurut dia, dengan mondok siswa akan mendapatkan bimbingan secara khusus ilmu-ilmu agamanya dengan kajian berbagai kitab oleh pengasuh pesantren. Selain pembinaan karakter lainnya. (*)

Exit mobile version