Ketua PDA Gresik: Kita Perlu Data Base Mubalighat; Liputan Ain Nurwindasari, kontributor PWMU.CO Gresik. Editor Mohammad Nurfatoni.
PWMU.CO – Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kabupaten Gresik Idha Rahayuningsih SPsi MPsi, menyampaikan agar pembinan mubalighat Aisyiyah dilakukan dengan lebih serius lagi.
Hal ini dia sampaikan dalam Pertemuan Ke-9 Corps Mubalighat Aisyiyah (CMA) Se-Kabupaten Gresik, di Aula TK Aisyiyah 36 PPI, Ahad (16/10/2022)
“Dalam membentuk mubalighat yang kompeten kita perlu lakukan dengan baik. Ada inputdan output. Input-nya adalah ibu-ibu semua, baik yang senior maupun yang mubalighat muda,” terangnya.
Idha mencontohkan Majelis Tabligh PDA pernah melakukan pelatihan, namun berhenti tanpa ada kelanjutan.
“Harusnya tidak berhenti di pelatihan. Harusnya kita proses. Itu yang belum bisa kita lakukan untuk memproses secara paripurna,” tuturnya.
Hal ini menurutnya karena keluasan dan kedalaman materi tidak hanya diberikan saat pelatihan.
“Oleh karena itu dengan pertemuan mubalighat itu diharapkan bisa memperdalam materi. Jadi materi di pertemuan itu harus disusun dan dipetakan. Materinya tidak hanya asal ingat tapi harus terstruktur,” jelasnya.
Selanjutnya Idha mendorong agar materi yang disampaikan diimplementasikan ke masing-masing cabang. “Terkait materi, perlu praktik, diimplementasikan ke cabang masing-masing,” terangnya.
Oleh karena itu Idha mengimbau agar Majelis Tabligh membuat data base mubalighat.
“Kalau ada mubalighat harus ada data base-nya. Siapa saja yang ahli di bidang tertentu. Karena kita tidak mungkin menjadi superwoman yang bisa ngomong di semua bidang,” terangnya.
Idha berharap agar mubalighat Aisyiyah bisa mengintegrasikan ilmunya. Misalnya ilmu psikologi jadi psikologi Islam. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni