PD IPM Ponorogo Gelar Public Speaking Training

Pemateri dan peserta Public Speaking Training yang digelar PD IPM Ponorogo di Aula PDM, Ahad, 16 Oktober 2022 (Istimewa/PWMU.CO)

PD IPM Ponorogo Gelar Public Speaking Training; Liputan Kontributor PWMU.CO Ponorogo Endar Larasati.

PWMU.CO – Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP) Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PD IPM) Ponorogo menggelar Public Speaking Training di lantai dua Aula Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Ponorogo, Ahad (16/10/22).

Pematerinya dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Ponorogo Eli Purwati SSos MIKom. Dia memperkaya wawasan kader IPM tentang keterampilan berbicara, khususnya di depan umum.

Majelis Kader Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Ponorogo Sinta Martinta turut hadir. Dia mengapresiasi digelarnya pelatihan ini. “Zaman sekarang minim sekali muballighat. Saya berharap, melalui kegiatan ini dapat terbentuk muballighat andal yang bisa tampil di depan khalayak umum,” ujarnya.

Adapun Sekretaris Umum Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Ponorogo (PD IPM Ponorogo) Endar Larasati menegaskan, kader IPM Ponorogo perlu menguasai public speaking. “Perlu kita sadari, public speaking akan mengantarkan kita sebagai sosok pemimpin yang komunikatif terhadap siapapun,” ungkapnya.

Dia lantas mengajak peserta, “Mari gunakan pelatihan ini untuk melatih dan membuka diri agar menjadi sosok kader yang memiliki kompetensi best speaker (pembicara yang baik).”

Ketua Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan PD IPM Ponorogo Rohana Nur Hasanah menerangkan tujuan mengangkat tema ‘Be a Good Speaker For Be Better Future’. “Untuk mewadahi pelajar di Ponorogo agar mampu memiliki kemampuan public speaking yang baik,” terangnya.

Dia lantas bersyukur pelatihan itu diikuti sekitar 40 peserta dari Pimpinan Ranting, Pimpinan Cabang, Mahasiswa dan umum.

Eli Purwati menyampaikan, public speaking itu seni menggabungkan semua ilmu dan kemampuan yang seseorang miliki untuk dipraktikkan. Adapun sikap yang harus dimiliki public speaker di antaranya respect (menghargai), empati, audible (terdengar), clarity (jelas), dan humble (rendah hati).

Tidak hanya itu, lanjutnya, dalam public speaking seseorang harus percaya diri terhadap apa yang dia bicarakan. “Karena public speaking di sini juga bersifat provokatif (mempengaruhi) orang lain,” jelasnya.

Penjelasannya mendapat sambutan antusiasme dari peserta. Salah satu peserta mengajukan pertanyaan. “Apakah pakaian yang digunakan mempengaruhi dalam public speaking?” tanya Rusmi, salah satu peserta pelatihan.

Eli Purwati mengiyakan. “Karena itu bisa mempengaruhi kepercayaan seseorang dalam berbicara di depan,” jawabnya.

Saat menutup materinya, dia berpesan, “Public speaking itu tidak semudah dan tidak sesulit yang dipikirkan, namun harus melalui proses berlatih dan terus berlatih!”

Faktanya, sambung dia, ketika pelajar Muhammadiyah terjun ke lapangan, public speaking ini menjadi jembatan bagi mereka untuk menggelorakan kiprah dakwahnya ke masyarakat. “Semakin baik bicaranya, akan semakin banyak orang yang mendengarkan,” imbuhnya. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni/SN

Exit mobile version