PWMU.CO – Pentas seni menutup Kemah Hizbul Wathan Qobilah SMP Muhammadiyah 4 Wonokromo Surabaya di Bumi Perkemahan Sumberboto Jombang, Sabtu (22/10/2022) malam.
Kegiatan pentas seni diikuti oleh 16 regu dari kelas 8. Ada 9 regu putra dan 7 regu putri. Masing-masing regu terdiri atas 8 siswa. Mereka berlomba menampilkan kreasi terbaiknya.
Acara dibuka dengan pembacaan undang-undang HW yang dilakukan oleh ketua regu. Kemudian menyalahkan api unggun dengan obor sebagai penerang di malam itu.
Tempat pentas di tengah. Penonton duduk lesehan berkeliling bersama kelompoknya. Setiap kelompok wajib membuat tampilan yang unik. Anggota kelompok sudah menyiapkan kreasi yang ditampilkan sepekan sebelum.kemah.
Ada 16 tampilan yang dilombakan. Ada drama kolosal, tarian, musikalisasi puisi, dan menyanyi. Semua siswa dalam setiap anggota regu HW terlibat dalam pentas seni itu.
“Ada seni tradisional, kreativitas siswa, dan musikalisasi puisi ditampilkan siswa. Harapannya, Profil Pelajar Pancasila dapat diamalkan siswa di dalam tampilan seni itu.” kata Laili Rahmi, Kepala SMP Muhammadiyah 4 Surabaya.
Menurut Laili Rahmi, sebenarnya Profil Pelajar Pancasila tidak hanya ditampilkan ketika acara malam pentas seni saja melainkan dalam keseluruhan rangkaian acara kemah HW.
“Di dalam kemah HW itu tentunya ada kedisiplinan, kemandirian, dan kreativitas yang merupakan beberapa nilai Profil Pelajar Pancasila,” tambah kepala sekolah asli Dukun Gresik itu.
Ia berharap, sepulang kemah ini siswa masih terbawa suasana kedisiplinan, kemandirian dan nilai-nilai yang lainnya di dalam kehidupan bersosialnya.
Lagu Yamko Rambe Yamko malam itu bergema. Regu Bougenville serentak melantukan lagu itu dengan instrumen yang sudah dipersiapkan. Semua anggota regu itu kompak melantunkan lagu yang berasal dari Tanah Papua
Qiara Dwi Rahma, Ketua Regu Bougenville, menuturkan, pemilihan lagu itu berdasarkan diskusi kelompoknya. Menurut dia, menampilkan lagu kekinian sudah tidak otentik lagi.
“Kami memilih lagu daerah dalam tampilan tadi agar tidak mainstream. Unik dan berbeda dari kelompok yang lain,” ujar Qiara Dwi Rahma, siswa kelas 8.
Pemilihan lagu daerah dilakukan, kata dia, agar generasi muda tahu tentang kesenian daerah. Generasi muda diharapkan tidak melulu tahu tentang lagu cinta-cintaan semata.
“Semoga dengan kami membawakan lagu daerah ini dengan baik dapat menjadi inspirasi teman-teman regu yang lain,” ujarnya.
Penulis Taufiqur Rohman Editor Sugeng Purwanto