PWMU.CO– Mayoritas belum pasti menang bertarung dengan minoritas. Kualitas anggota kelompok berpengaruh pada kemenangan.
Hal itu disampaikan Dr Mahsun Djayadi dalan Ngaji Reboan yang digelar di Panti Asuhan Muhammadiyah Pakis Gunung Kec. Sawahan Surabaya, Rabu (2/11/2022) bakda Isya.
Kata Mahsun Djayadi, sejarah membuktikan kualitas menjadi penentu kemenangan bukan pada jumlah. Seperti diceritakan dalam al-Baqarah ayat 249.
فَلَمَّا فَصَلَ طَالُوتُ بِٱلْجُنُودِ قَالَ إِنَّ ٱللَّهَ مُبْتَلِيكُم بِنَهَرٍ فَمَن شَرِبَ مِنْهُ فَلَيْسَ مِنِّى وَمَن لَّمْ يَطْعَمْهُ فَإِنَّهُۥ مِنِّىٓ إِلَّا مَنِ ٱغْتَرَفَ غُرْفَةًۢ بِيَدِهِۦ ۚ فَشَرِبُوا۟ مِنْهُ إِلَّا قَلِيلًا مِّنْهُمْ ۚ فَلَمَّا جَاوَزَهُۥ هُوَ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ قَالُوا۟ لَا طَاقَةَ لَنَا ٱلْيَوْمَ بِجَالُوتَ وَجُنُودِهِۦ ۚ قَالَ ٱلَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلَٰقُوا۟ ٱللَّهِ كَم مِّن فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةًۢ بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۗ وَٱللَّهُ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ
Tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata: “Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum airnya; bukanlah ia pengikutku. Dan barangsiapa tiada meminumnya, kecuali menceduk setangan, maka dia adalah pengikutku.”
Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bersama dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata: “Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya.”
Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: ”Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.”
Mahsun menjelaskan, ayat ini turun berkaitan dengan perjuangan Tholut menghadapi kaum kafir Amalaqah pimpinan Jalut.
Mengutip tafsir Al-Muyassar dia menjelaskan, prajurit yang kebanyakan minum jadi enggan berangkat perang. Mereka takut melihat jumlah musuh yang mayoritas dan peralatan perang yang lengkap.
Prajurit beriman tinggal 300 orang yang berani maju sambil berkata, ”Berapa banyak golongan beriman dan sabar yang berjumlah sedikit sanggup mengalahkan golongan kafir lagi melampui batas yang berjumlah lebih banyak dengan izin Allah.”
Kriteria Pemenang
Menurut Mahsun, kandungan ayat tersebut menjelaskan kriteria kualitas orang beriman.
Pertama, akidah yang kokoh. Akidah berasal dari kata ‘aqoda-ya’qidu-aqdan wa ‘aqidatan. Merupakan fondasi. Akidah Islam adalah tauhid. Dari kata wahhada-yuwahhidu-tauhidan.
”Inti dari tauhid adalah iman. Tashdiq al-rasul fii maa jaa-a bihi ‘an rabbihi. Sebutan akidah biasa seiring dengan tauhid atau iman. Iman merupakan sikap totalitas, tanpa keraguan sedikitpun,” katanya.
Kedua, taat kepada pimpinan. Salah satu indikator kesuksesan dalam jamaah adalah ketaatannya kepada pimpinan.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُوا۟ ٱلرَّسُولَ وَأُو۟لِى ٱلْأَمْرِ مِنكُمْ ۖ فَإِن تَنَٰزَعْتُمْ فِى شَىْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِٱلْءَاخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Maka jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama dan lebih baik akibatnya. (An-Nisa ayat 59)
Ketiga, sabar dan tahan uji. Dasar kesabaran adalah komitmen dan niat yang tulus. Jika sebuah sikap udah diyakini kebenarannya, maka yang dibutuhkan adalah komitmen memperjuangkan keyakinan tersebut apapun risikonya.
”Tekad atau azam kemudian dibingkai dengan Tawakkal” kepada Allah. Fa idzaa ‘azamta fatawakkal ‘alallah,” tuturnya.
Godaan
Ujian itu biasanya muncul godaan. Berupa iming-iming bersifat material, ataupun yang bersifat non materi semisal jabatan, kedudukan.
”Jika sabar dan tahan uji maka jadilah pemenang”. Jika tidak sabar dan tidak tahan uji maka jadilah pecundang,” tandasnya.
Dari paparan ini, sambung Mahsun, disimpulkan menghadapi pertandingan, kompetisi, kontestasi apapun di dunia ini termasuk memperjuangkan nilai-nilai kebenaran ajaran Islam, dibutuhkan kualitas sumber daya insani pelaku perjuangan.
Para pelaku perjuangan haruslah memiliki kualitas andal, maka dialah yang akan menjadi pemenang. Bukan hanya mengandalkan mayoritas.
”The winners are determined by quality and not quantity. Para pemenang ditentukan oleh kualitas dan bukan kuantitas,” tandasnya.
Penulis Jahja Sholahuddin Editor Sugeng Purwanto