PWMU.CO– Menjadikan hidup lebih hidup dengan surat al-Insyirah menjadi topik Ngaji Reboan Dr Mahsun Djayadi di Mushala Baitul Rochman Serujo Margorejo Surabaya, Rabu (9/11/2022).
Mahsun Djayadi mengatakan, banyak orang tidak terlalu siap menghadapi hidup sehingga ingin mengakhiri hidup.
Banyak pula orang hidup tetapi tidak membekali diri dengan syarat kehidupan, akhirnya hidupnya tidak beraura. Seperti sudah mati sebelum waktunya.
”Berapa banyak orang yang ingin sukses, tetapi kenyataannya malah kondisinya makin terpuruk. Dalam kondisi keterpurukan itulah manusia menghadapi ujian berat. Hanya dua pilihannya. Pertama, putus asa menyerah kepada keadaan. Kedua, tetap bertahan dan berusaha bangkit dari keterpurukan,” katanya.
Teologi al-Insyirah, sambung dia, menjadi rujukan untuk menemukan solusi menghadapi persoalan hidup. ”Menurut hadits riwayat Ibnu Jarir, surat al-Insyirah ini berkaitan dengan perjalanan Nabi Muhammad ketika berdakwah di Mekkah. Saat itu orang kafir Quraisy selalu menghadang dakwah Nabi,” tuturnya.
Surat al-Insyirah, kata Mahsun, diturunkan kepada Rasulullah sebagai bentuk peneguh supaya menguatkan hati untuk mencapai kemenangan dan mendapat kemudahan.
Surat al-Insyirah menegaskan pertolongan Allah kepada Nabi Muhammad. Pada ayat alladzii an-qodho zahrak. Artinya, yang memberatkan punggungmu. Allah telah melepaskan beban persoalan yang dihadapi Nabi Muhammad.
”Pada ayat fa idza faroghta fan-shob bisa bermakna faroghta min shalatika, atau faroghta min jihadika.
Aplikasi Teologi Al-Insyirah
Menurut Mahsun, aplikasi teologi al-Insyirah dalam kehidupan, pertama, memosisikan diri menjadi khoiru ummah.
Kedua, memahami ajaran agama Islam dengan pendekatan bayani, burhani, dan irfani. Ketiga, sikap kepedulian kita (zakat, infak, sedekah) harus mampu menghasilkan etos kerja yang positif dan konstruktif.
Keempat, penguasaan teknologi informasi seperti media online, medsos di era digitalisasi.
Keutamaan surat al-Insyirah diungkapkan Syeikh Muhammad Haqqi An-Nazili dalam Kitab Khazinatul Asror. ”Barangsiapa membaca surat al-Insyirah niscaya seperti bertemu dengan Rasulullah saw dalam keadaan susah menjadi gembira,” katanya.
Barangsiapa membaca surat al-Insyirah setiap selesai shalat fardhu lima waktu maka Allah swt akan memudahkan urusannya dan melapangkan kesedihannya.
Memahami teologi al-Insyirah menjadikan hidup lebih hidup.
Penulis Jahja Sholahuddin Editor Sugeng Purwanto