
Viral Itu karena Prestasi, Bukan Sekadar Cari Sensasi, liputan kontributor PWMU.CO Gresik Ichwan Arif
PWMU.CO – Kajian Muslim Milenial (Kammil) SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik, Jawa Timur, membahas Viral karena Prestasi Bukan Sensasi, Jumat (11/11/22).
Kegiatan yang diadakan di Masjid Taqwa lantai II ini menghadirkan pemateri siswa kelas IX International Class Program (ICP) Lintang Regan Agra Zaneta. Moderatornya: Achmad Indra Baskoro SPsi.
Regan, sapaan apkrabnya, mengatakan mendongkrak popularitas dengan sensasi adalah lumrah bagi kebanyakan orang saat ini. Bahkan terkadang sensasi cenderung memberi dampak negatif bagi yang tidak bisa memaknainya dengan baik.
“Saat ini kita hidup di era global dan digital, di mana informasi apapun dengan mudahnya dapat tersebar dengan cepat. Hampir setiap hari di Indonesia atau di dunia muncul hal baru atau biasa yang kita sebut trending atau viral, baik dari gaya hidup, fashion, ataupun teknologi,” ujarnya di hadapan siswa putra kelas VII-IX.
Dia memaparkan secara umum, dalam bahasa gaul viral berarti terkenal dan diketahui seluruh kalangan masyarakat. Kita sebagai manusia pasti memiliki keinginan untuk dikenal banyak orang dan menjadi terkenal. Tapi, lanjutnya, tidak jarang dari kita malah melakukan sesuatu yang seharusnya tidak kita lakukan hanya untuk menjadi terkenal.
“Sering kali kita menemui sesuatu atau seseorang mencuat dengan sekejap ke permukaan dan disorot dengan jelas karena sensasi yang dimilikinya, baik itu di media sosial di televisi bahkan di dunia kerja.”
Mengumbar Aib
Regan menjelaskan sensasi itu tidak memaknai apa-apa, bahkan jauh dari yang namanya prestasi. Rata-rata hanya ingin numpang lewat dengan cepat seperti kilat. Tanpa memperhatikan apakah yang diberikan itu memberi manfaat dan disukai oleh orang lain.
“Seperti contoh berita tentang artis yang sering kita saksikan di layar kaca. Sebenarnya itu hanyalah sebuah berita yang tidak perlu diberitakan atau bisa dibilang sepele. Mengumbar aib atau kemesraan di depan publik adalah hal yang sangat salah di mata Islam.”
Dengan keburukan itu dilakukan, sambungnya, maka derajat kehormatan kita sebagai manusia lenyap. Bahkan ini sangat jauh dari yang namanya penting. Dan satu contoh lagi yaitu berita tentang Ferdy Sambo. Kasus seperti ini memang penting untuk dibahas, tapi kasus yang terbilang sederhana itu terus diungkit-ungkit karena tersangka yang memiliki kedudukan tinggi.

Alasan Viral
Regan bertanya, mengapa harus viral? Ada banyak alasan mengapa bisa viral, di antaranya karena faktor alam, karena prestasinya, karena sensasi (tidak ada kerjaan), karena keadaan yang memaksanya, dan karena pengorbanannya yang luar biasa.
Apakah yang viral itu pasti baik dan bisa ditiru? Kita sebagai anak Muslim harus pandai dalam membuat konten agar konten itu menjadi bermanfaat bagi orang lain. Islam memerintahkan umatnya agar tawaduk atau rendah hati dan menjauhi popularitas. Terkadang ketenaran bisa membuat orang sombong dan tidak ikhlas dalam beramal.
“Namun, ketika ia qadarullah menjadi figur terkenal karena keshalihannya, ilmu agamanya atau karena kebaikannya tanpa ia cari, niscaya tida termasuk katagori di atas, karena ini adalah karunia Allah. Meski begitu, kita juga harus menghindari sifat riya dalam membuat konten yang baik. Meskipun kelihatannya orang itu tidak sombong tapi dia hanya ingin mencari pujian dari orang orang di sekitarnya saja.”
Regan mengatakan kita juga bisa belajar dari salah satu tokoh Islam yang mendapat julukan Pedang Allah yang Terhunus yaitu Khalid bin Walid. Dia merupakan salah satu sahabat Rasulullah yang sangat teguh membela Islam. Meski dulunya dia adalah panglima dari kaum kafir Quraisy yang menentang dan membenci agama Islam.
“Namun sejak masuk Islam, dia menjadi salah satu orang yang berpengaruh saat menghadapi banyak peperangan. Dia berhasil membawa kemenangan bagi kaum muslimin dan juga mengislamkan banyak orang kafir.”
Sejak saat itulah, lanjutnya, dia terkenal sepanjang sejarah dan masih melekat di hati kita umat muslimin. Jadi intinya, tekannya, kita sebagai umat Muslim harus berusaha untuk selalu memunculkan ide kreatif dan inovatif yang berguna serta bermanfaat bagi generasi kita di masa depan.
Bagaimana kita bisa terkenal? Regan mengatakan, berusaha menjadi orang yang dicintai Allah SWT.
Apabila Allah mencintai seorang hamba, dia akan memanggil Jibril seraya berkata, “Sungguh Aku mencintai si fulan, maka cintailah ia.” Jibril pun bergegas dengan serta merta mencintainya dan berseru dengan lantang kepada penghuni langit, “Allah mencintai si fulan, maka cintailah ia!” Penghuni langit pun seketika itu mencintainya. Setelah itu, di bumi, ia pun dicintai manusia.” (HR. Muslim) (*)
Editor Mohammad Nurfatoni.
Discussion about this post