Bila Sesama Perempuan Tak Saling Mendukung, Begini Pesan Bu Cinta; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah dari Bandung, Editor Mohammad Nurfatoni.
PWMU.CO – Bagaimana menghadapi sesama perempuan yang tidak suka melihat perempuan lain maju, padahal seharusnya perempuan mendukung perempuan?
Pertanyaan itu mengemuka dari salah satu peserta sesi Bincang Perempuan Muktamar Ke-14 Nasyiatul Aisyiyah di Ballroom Hotel Grand Asrilia Bandung. Ialah Citra Bela dari Sulawesi Utara yang menanyakannya.
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Jawa Barat Dr Atalia Praratya Kamil SIP MIKom menjawab, “Namanya rezeki tidak tertukar. Saya menyakini itu! Alfamart Indomaret itu tempatnya bersebelahan karena masing-masing punya rezekinya. Jadi nggak perlu khawatir nanti resepnya dicuri.”
Dia menyadari hal ini ketika mencoba resep keluarga. “Enak sekali bikin nastar dan kastengel. Tapi yang terjadi, bikinan saya dan sepupu beda-beda. Bikinan saya nggak enak,” ujarnya sambil tertawa.
Bu Cinta–panggilan akrabnya–menekankan, “Jangan khawatir rezeki tertukar. Justru kita bantu. Karena pertolongan Allah akan datang kalau kita ringan tangan.”
Ketua Dekranasda Jawa Barat itu mengisahkan, “Ada teman saya sukses luar biasa karena dia nggak berpikir apa yang akan terjadi sama dia. Kalau dia ditanya sesuatu, dimintai tolong cepet langsung bantu. Itu rezekinya luar bisa. Kita berpikir positif saja.”
Bertahan kala Bosan
Atalia pun lanjut menjawab pertanyaan kedua Citra Bela, yaitu tips agar bertahan pada usaha yang sudah dirintis karena saat memulai usaha kadang ada rasa bosan. Dia ingat ucapan Ane Avantie, “Hidup itu kalau ingin berusaha harus mengibaratkan kita bayi baru lahir, baru mengenal dunia. Maka akan mencoba segala hal.”
“Ada satu masa dia banyak jatuh. Dia jatuh, berdiri lagi, jatuh lagi. Itu di tahun pertama. Di tahun kedua, mulai jalan tapi oleng. Tahun ketiga, sudah mulai bisa berjalan dengan baik. Tahun keempat sudah mantap. Maka jangan menghentikan usaha kita minimal empat tahun,” urainya.
Dia menegaskan, tak melulu awal usaha langsung sukses, meski yang seperti itu ada. “Kita harus sadar ini adalah proses. Ada berbagai kesuksesan setelah kita hadapi rintangan!” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Citra Bela juga meminta motivasi untuk para perempuan agar bisa sekolah sampai jenjang doktoral, padahal perempuan sebagai ibu dan istri di rumah.
Atalia mengingatkan, “Motivasi itu dari kemauan diri sendiri. Itu yang paling penting. Karena kita sebagai perempuan tidak pernah berhenti belajar. Yang penting ilmunya. Saya nggak pernah membayangkan berbeda dari ibu-ibu semua. Karena saya membayangkan ibu-ibu lebih pintar dari saya dengan latar belakang dan fokus berbeda.”
“Karena ilmu paling tinggi ilmu kehidupan. Guru terbaik adalah pengalaman. Belajar sesungguhnya tidak harus di dunia formal. Bisa jadi di tempat nonformal. Ibu datang dan mendengarkan itu adalah ilmu. Yang terpenting jangan berhenti belajar karena hidup ini tak pernah berhenti memberikan pelajaran,” tuturnya. (*)
Discussion about this post