Pernah Salah Mengasuh Anak? Dari Sini Cara Memperbaikinya; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah. Editor Mohammad Nurfatoni.
PWMU.CO – Selama ini mungkin saat jadi orangtua pernah berbuat salah, dari mana memperbaikinya? Erlan Iskandar ST bertanya retorik di kajian parenting yang digelar Ikatan Wali Murid (Ikwam) SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) Gresik, Jawa Timur.
Dengan tegas Kak Erlan, sapaannya, menjawab dari perbaiki diri sendiri. Ini sesuai firman Allah di surat at-Tahrim ayat 6, “Ya ayyuhalladzina amanu ku anfusakum wa ahlikum nara.”
Ayat itu menunjukkan, “Allah mengatakan, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka. Allah tidak katakan, jagalah keluarga kalian dan diri kalian dari api neraka. Maksudnya, Allah dahului ‘diri kalian’ itu artinya perbaikan itu dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu.”
Kak Erlan menegaskan, kalau ibu pengin punya anak yang patuh, ibu belajar dulu jadi istri yang patuh kepada suami. “Banyak ibu-ibu mengeluhkan, ini anak kok nggak patuh sama saya. Coba Ibu bertanya, Ibu sudah patuh atau belum kepada suami? Perubahan itu dimulai dari diri sendiri,” tutur Ketua Yayasan Anak Muslim Ceria itu.
Begitu pula saat bapak-bapak mengeluhkan anak kok suka bohong. “Dimulai dari mana, Pak? Diri sendiri. Nyuruh anak jujur tapi ketika ada tamu yang tidak disuka datang ke rumah bilang, ‘Nak kalau ada yang cari bapak bilang bapak nggak ada.’ La haula wala quwwata illa nillah, perbaikan itu dimulai dari diri sendiri!” imbau lulusan S2 Magister Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta ini.
Dampak Dosa Orangtua
Justru ketika orangtua sudah berjuang menshalihkan pribadi dirinya, kata Erlan, nanti Allah yang akan mudahkan untuk menyentuh hati anak-anaknya. Dia menerangkan kaidahnya, “Kata para ulama, man aslaha ma bainahu wa bainallah assalatullah. Siapa saja yang memperbaiki hubungannya dengan Allah maka Allah akan perbaiki hubungannya dengan sesama manusia.”
Erlan menegaskan, dosa yang orangtua lakukan itu berdampak. “Maka seorang ulama pernah mengatakan, karena perbuatan satu dosa aku lihat pengaruh buruknya ada pada istriku dan hewan tungganganku,” contoh Ketua BPH Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA) Yogyakarta itu.
Maka ketika menjumpai keanehan anak, penulis buku anak itu mengimbau agar orangtua merenung terlebih dahulu, “Jangan-jangan ini karena dosa saya.”
Dia menekankan, tidak ada kata terlambat untuk belajar. “Perbaiki hari-harimu yang tersisa maka Allah akan ampuni dosa-dosamu yang telah lalu. Tidak ada kata terlambat untuk belajar, tidak ada kata terlambat untuk bertaubat dan kembali taat kepada Allah SWT,” tuturnya.
“Mari kita sholehkan pribadi kita! Mari kita jadi orangtua pembelajar karena kita punya tugas kewajiban mendidik dan mengajar anak-anak kita,” ajak lulusan Ma’had Umar Bin Khattab dan Ma’had Ali Universitas Muhammadiyah Yogyakarta itu.
Selanjutnya, Erlan menekankan, penting menjadi orangtua pembelajar, a life long learner. “Jadi orangtua itu nggak ada kata berhenti untuk belajar sebab orangtua yang nantinya akan ditanya oleh Allah SWT. Apalagi anak-anak kita sekarang hidup di zaman yang begitu mudah berjumpa dengan paparan-paparan keburukan. Betul tidak ibu-ibu, anak pulang tiba-tiba kok sudah bisa misuh-misuh?”
Agar Allah menjaga anak-anak, lanjutnya, maka orangtua harus semangat menjaga agama Allah SWT. “Maka Allah yang akan menjagamu, anakmu, anak keturunan, dan keluargamu,” terang Alumnus Ilmu Syar’i Ma’had al-Ilmi Yogyakarta itu.
Erlan pun mengajak kembali wali siswa SD Mugeb untuk mulai memperbaiki dari diri sendiri. “Yang biasanya nggak pernah ngaji, ayo belajar ngaji! Yang biasanya nggak punya jadwal rutinan kajian pekanan, ayo kita biasakan kajian pekanan. Yang biasanya nonton YouTube cuma goyang-goyang-goyang-goyang, sekarang nonton kajian!” imbaunya. (*)