Me Time dan Kesehatan Mental Remaja oleh Adibah Mumtaz Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
PWMU.CO— Kesehatan mental adalah keadaan di mana seseorang memiliki perasaan sejahtera yang terlihat, mampu mewujudkan potensi dirinya, mampu menahan tekanan hidup normal dalam berbagai situasi kehidupan, mampu bekerja dan menghasilkan secara produktif, dan tahu bagaimana melakukannya untuk berpartisipasi kepada komunitas mereka.
Kesehatan mental dipengaruhi oleh peristiwa kehidupan yang berdampak signifikan pada kepribadian dan perilaku seseorang. Peristiwa tersebut dapat berupa kekerasan dalam rumah tangga, penganiayaan anak, atau stres berat yang berkepanjangan. Kesehatan mental sangat penting untuk mendukung produktivitas dan kualitas kesehatan fisik.
Banyak sekali kasus gangguan kesehatan mental di Indonesia, namun masalah kesehatan mental masih sangat kurang dipahami di negeri ini. Banyak orang lain yang menganggap gangguan jiwa itu gila sehingga menurut mereka pantas untuk menjauhi mereka. Pengucilan oleh masyarakat bukan mempercepat pemulihan, hal ini justru menghambat proses penyembuhan dan pemulihan kesehatan mental penderita.
Masalah Mental Remaja
Berbagai masalah mental anak remaja yang sering terjadi seperti gangguan kecemasan. Gangguan kecemasan adalah salah satu masalah kesehatan mental yang paling umum di kalangan anak muda dan seringkali dapat mengganggu aktivitas sehari-hari mereka.
Orang dengan gangguan kecemasan biasanya memiliki berbagai gejala sebelum mereka mencapai usia 22 tahun. Maka jangan heran jika gangguan kecemasan menjadi salah satu masalah kesehatan mental anak muda.
Kedua, gangguan makan. Terkadang mereka sering melewatkan makan karena stres atau sebaliknya. Ini sangat berbahaya karena pola makan mereka tidak teratur dan sangat mudah untuk terkena penyakit seperti maag dan gangguan pencernaan lainnya. Mereka biasanya stres karena memiliki banyak komitmen dan tinggal jauh dari orangtua.
Ketiga, insomnia. Meskipun insomnia pada anak muda tidak tergolong penyakit mental, namun bisa menjadi gejala dari berbagai masalah kesehatan mental pada anak muda. Mereka akan mengalami susah tidur karena mereka selalu memikirkan masalah setiap malam. Insomnia juga bisa menjadi masalah fisik yang serius jika dilakukan terus menerus.
Keempat traumatis atau kehilangan seseorang. Pengalaman traumatis adalah salah satu pemicu terbesar bagi kesehatan mental. Pengalaman sedih bahkan kehilangan seseorang dapat menyebabkan jiwa binasa. Hal ini menyebabkan stres dan depresi.
Pengasuhan Suportif
Penting juga untuk diketahui selama masa remaja bahwa pengasuhan yang suportif merupakan faktor pelindung dalam menjaga kesejahteraan dan kesehatan mental yang baik. Hubungan positif antara anak-anak dan orangtua sangat penting bagi perkembangan intelektual dan kesejahteraan remaja.
Terkadang remaja tidak bisa mengontrol emosi, mood, dan perilakunya. Beberapa dari perubahan ini mungkin terkait dengan usia. Tetapi, apabila perubahan ini berlangsung selama beberapa minggu dan sampai mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya orangtua mencari tahu apa yang terjadi pada mereka.
Emosi yang tidak terkendali, tidak bisa mengungkapkan emosi, merasa tidak ada yang peduli dengan dirinya, menyadari hal ini terjadi dapat menyebabkan masalah kesehatan mental jangka panjang. Sangat berbahaya ketika mereka mencoba menyakiti diri sendiri atau hingga berencana untuk bunuh diri. Orangtua harus selalu memperhatikan anaknya.
Ketika mereka khawatir, orang tua dapat dengan lembut bertanya apa yang terjadi, atau apa yang mereka lakukan dengan teman-temannya, dapat membuat remaja merasa lebih terbuka tentang diri mereka sendiri. Tunjukkan pada anak bahwa orangtua peduli, mencintai dan mendukungnya, dan selalu ada untuknya apa pun yang terjadi.
Me Time dan Masalah Remaja
Cara mengatasi masalah yang dialami anak remaja, seperti mengajak teman untuk ngobrol. Terkadang tekanan akademik bisa sangat berat, jadi merasa stres adalah hal yang normal. Jika kita merasa cemas atau stres sebagai siswa, jangan disimpan sendiri.
Bicaralah dengan seseorang, entah itu teman, anggota keluarga, atau dosen di kampus. Ingatlah bahwa selalu ada cara untuk memperbaiki masalah apa pun. Kedua yaitu meluangkan waktu untuk me time. Cobalah untuk rileks dan lakukan sesuatu yang kita sukai, atau alihkan pikiran untuk sementara waktu.
Seperti menonton film, menggambar atau mendengarkan musik. Selain itu, meditasi juga merupakan cara yang bagus untuk menenangkan pikiran Anda.
Ketiga yaitu istirahat yang cukup. Gunakan jadwal tidur yang teratur. Ini karena pola tidur yang teratur lebih bermanfaat daripada menghabiskan lebih banyak waktu untuk tidur. Jadi cobalah tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari. Jika kesulitan menerapkannya, cobalah mendengarkan sesuatu yang menenangkan untuk membantu tertidur lebih cepat.
Pergi ke Psikolog
Apabila ketiga cara tersebut tidak merubah kita sama sekali, tidak ada salahnya untuk pergi ke psikolog atau psikiater. Langkah ini sangat tepat karena pasti akan membantu para remaja untuk berkembang. Pergi ke psikolog bukan berarti anak remaja jadi gila, tapi ada masalah kesehatan mental yang perlu segera mendapat perhatian.
Anak muda yang tidak mendapatkan bantuan psikologis seringkali memperburuk gangguan mental mereka. Hal ini tentu sangat berbahaya bagi kaum muda. Seringkali, beberapa dari mereka menyalahkan diri sendiri, bahkan ada yang memutuskan untuk mengakhiri hidup.
Sebagai mahasiswa, tentu kita harus sangat menjaga kesehatan kita terutama kesehatan mental. Jika kita tidak memperhatikan kesehatan mental, maka kita akan sangat susah untuk beraktifitas seperti biasa. Kita harus mulai terbuka dengan orang terdekat kita karena kita tidak sendiri, banyak sekali orang-orang yang sayang dengan kita.
Jika kita kesulitan dalam melakukan suatu hal maka kita harus berani untuk meminta tolong agar lebih ringan dilakukan. Peran kedua orangtua juga tidak kalah penting dalam membantu mengatasi masalah pada anaknya.
Jangan terlalu kalut dalam suatu masalah. Tetap luangkan waktu untuk diri sendiri, karena hal ini sangat penting untuk menenangkan pikiran kita. Sayangi diri sendiri mulai sekarang. (*)
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.
Discussion about this post