Berkah Satu Abad NU, Masjid Nurul Azhar Porong Ramai Lagi

Berkah Satu Abad NU
Thoyibin yang terkilir dipijat tim medis RS PKU Surabaya di Masjid Nurul Azhar. (Tjatur/PWMU.CO)

Berkah Satu Abad NU, Masjid Nurul Azhar Porong Ramai Lagi oleh Tjatur Prijambodo, Direktur RS Aisyiyah Siti Fatimah.

PWMU.CO– Serambi Masjid Nurul Azhar Porong menjadi saksi kecekatan Tim Kesehatan RS PKU Muhammadiyah Surabaya menangani pasien dari warga Nahdliyin yang hadir di acara Harlah Satu Abad NU di Sidoarjo, Selasa (7/2/23).

Masjid  Nurul Azhar Porong  di halaman rumah almarhum KH Abdurrahim Nur juga dijadikan Posko 2 Ring 4. Di sini Tim Kesehatan berasal dari RS PKU Surabaya terdiri M Naim Amrustian SKep Ners, Syaiful Rochman,AmdKep dan M Nurhadi, AmdKep.

Masjid di pinggir jalan raya ini lokasinya dekat dengan kawasan Lumpur Lapindo Porong Sidoarjo. Dekat pom bensin yang sudah lama mangkrak. Di belakang masjid ini masih ada Panti Asuhan Nurul Azhar yang diresmikan September 2005 oleh Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin.

Di masjid ini dahulu KH Abdurrahim Nur, Ketua PWM Jatim tahun 1989-2000 tiap Ahad pagi mengadakan pengajian bernama Fajar Shodiq yang dihadiri banyak jamaah. Masjid ini sangat terkenal. Orang-orang Muhammadiyah berdatangan ke sini. Juga para musafir yang ingin shalat.

Setelah lumpur menyembur delapan tahun, masjid dan panti itu masih bertahan. Sementara ratusan rumah, toko, kantor, di sekitarnya sudah hancur dan telantar. Penghuni kampung Jatirejo Utara dan Siring Barat itu sudah tak ada lagi. Sehari-hari masjid ini terasa sepi.

Hari ini posko di Nurul Azhar ini seolah membawa kembali ke masa emas. Banyak orang berdatangan. Mereka warga Nahdliyin dari luar kota yang transit di sini. Parkir kendaraan dan istirahat. Ini berkah Satu Abad NU.

Posko ini ramai oleh kunjungan masyarakat yang merasakan berbagai keluhan dan beristirahat melepas lelah setelah menyaksikan Puncak Acara Satu Abad NU di GOR Sidoarjo. Jarak dengan GOR hampir 15 kilometer.

Ada Sudiro, 59 tahun, penggembira dari Ngawi merasa pusing karena kelelahan. Dia tidur di serambi masjid setelah diperiksa tensi darah dan diberi obat.

Begitu juga Ibnu, 33 tahun, diberi vitamin agar staminanya terjaga saat mengemudikan mobil bersama rombongannya.

Sementara Toyibin, 52 tahun, asal Boyolali kakinya terkilir. Anggota tim medis Naim Amrustian juga bisa menanganinya. Dia memijat dan membetulkan letak otot dan tulang yang terkilir.

Selain jamaah NU, posko ini banyak didatangi para pekerja di area Sidoarjo, Surabaya, dan Mojokerto yang ingin shalat dan istirahat.

Tim Kesehatan dijumpai Muhammad Masrukh, putra kelima dari KH Abdurrahim Nur. Masrukh yang sekarang menjabat Sekretaris Lazismu Jatim berpesan kepada anggota tim agar menjaga keikhlasan saat bertugas. Dia berterima kasih telah meramaikan Masjid Nurul Azhar.

Semua pasien yag ditangani mengucapkan terima kasih pada tim, sekaligus ingin melihat ’keindahan’ Lumpur Lapindo.

Editor Sugeng Purwanto

Tim Medis RS PKU Surabaya bersama M. Masrukh di Masjid Nurul Azhar Porong. (Tjatur/PWMU.CO)
Exit mobile version