Muhammadiyah Pacitan Pernah Menyumbangkan Dua Madrasah untuk Negara

Ahmad Basuki Babussalam, saat memberikan materi wawasan kebangsaan sebelum pembukaan Musyda Ke-10 Muhammadiyah Pacitan (Sabtu, 25/2/2023) (Muh. Isa Ansori/PWMU.CO)

Muhammadiyah Pacitan Pernah Menyumbangkan Dua Madrasah untuk Negara; Liputan Muh. Isa Ansori

PWMU.CO – Sebelum mengikuti rangkaian acara Musyda Ke-10 Muhammadiyah Pacitan, Sabtu (25/02/2023) peserta dan anggota Musyda mendapat pembekalan Wawasan Kebangsaan (Wasbang) dari Anggota DPRD Jawa Timur, Ahmad Basuki Babussalam, di Gedung Dakwah Muhammadiyah Pacitan.

Acara dibuka dengan sambutan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Pacitan, Suprayitno Ahmad. Dia menegaskan, Muhammadiyah tidak bisa dipisahkan dari perjuangan merebut dan menegakkan kemerdekaan Indonesia, sehingga tidak perlu diragukan lagi, bagaimana komitmen kebangsaan Muhammadiyah. 

“Andil Muhammadiyah tidak kecil dalam proses merebut dan menegakkan kemerdekaan,” kata dia. Bahkan, sambungnya, Pacitan menjadi basis gerilya Panglima Besar Jenderal Soedirman, selama tujuh bulan dalam mempertahankan kemerdekaan. 

Suprayitno menjelaskan memasukkan acara wasbang dalam acara pra musyda, pertimbangannya lebih pada faktor efektivitas dan efisiensi saja, sehingga kehadiran peserta Musyda sekaligus juga mendapat tambahan materi kebangasaan. 

Dalam paparannya Basuki memberikan motivasi pada peserta Musyda untuk saling menguatkan dalam organisasi yang kokoh. “Orang-orang kafir itu juga saling melindungi, saling tolong satu dengan yang lain.Kalau kita tidak begitu, maka akan terjadi ketidaksingkronan, bahkan akan terjadi kerusakan yang besar,” katanya mengutip al-Anfal ayat 73.

Potensi AUM Terbanyak

Menurut dia, Pacitan memiliki potensi AUM terbanyak dari 38 kabupaten/kota se-Jawa Timur. “Sehingga ta’awun warga Muhammadiyahnya harus lebih ditingkatkan, karena masing-masing AUM tidak bisa berdiri sendiri,” tambah Basuki. 

Dia menegaskan, tidak ada yang tidak bisa berubah. Seperti kondisi di masa lalu, siapa yang membayangkan Indonesia mengalami pergantian masa dari Orde Baru ke Orde Reformasi. “Namun saat perubahan tiba, semua bisa terjadi. Demikian juga di Muhammadiyah, mari fokus di jalur kita, konsisten, karena setiap awal kepengurusan selalu dimulai dengan nama Allah, bismillah,” pesannya. 

Basuki juga mengulas kedekatannya dengan keluarga Muhammadiyah Pacitan, karena adiknya menikah dengan putra Mbah Badawi, tokoh Muhammadiyah Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Tulakan. 

Badawi dan Bajuri, adalah kakak beradik, alumni Gontor, yang memiliki andil besar dalam mendirikan amal usaha Muhammadiyah di bidang pendidikan, khususnya di Kecamatan Tulakan, mulai tahun 1950-an. Sehingga kecamatan ini memiliki 24 MIM, yang dua di antaranya disumbangkan untuk negara, menjadi Madrasah Ibtidiyah Negeri (MIN).

Setelah Wasbang, kemudian acara dilanjutkan dengan pembukaan Musyda yang dihadiri Bupati Pacitan, yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Pacitan, Heru Wiwoho. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version