Perempuan Jangan Hanya Sibuk Urusan Dapur

Perempuan Jangan Hanya Sibuk Urusan Dapur. Siti Dalilah Chandrawati Pengajian Ahad Pagi di Masjid Al Amin Genteng, Banyuwangi (Taufiqur Rohman/PWMU.CO)
Perempuan Jangan Hanya Sibuk Urusan Dapur. Siti Dalilah Chandrawati Pengajian Ahad Pagi di Masjid Al Amin Genteng, Banyuwangi (Taufiqur Rohman/PWMU.CO)

Perempuan Jangan Hanya Sibuk Urusan Dapur. Liputan Kontributor PWMU.CO Kabupaten Banyuwangi, Taufiqur Rohman

PWMU.CO – Perempuan jangan hanya sibuk urusan dapur. Pesan KH Ahmad Dahlan ini disampaikan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur, Dra Siti Dalilah Candrawati MAg, kepada jamaah Pengajian Ahad Pagi di Masjid Al Amin Genteng, Banyuwangi, Jawa Timur, Ahad (26/2/2023).

Bu Chandra, sapaan akrabnya, mengatakan, sejak Tahun 1912, perempuan telah mendapat apresiasi yang tinggi di Muhammadiyah. Mereka diberi kesempatan untuk menuntut ilmu dan beramal shalih.

Sambil mengutip al-Quran Surat An Nahl 97, Siti Dalilah Candrawati menjelaskan kandungan ayat, jangan sampai urusan dapur melupakan seorang perempuan untuk berjuang di masyarakat.

Siapa yang beramal shalih baik laki-laki maupun perempuan sedang ia beriman, maka akan kami berikan kehidupan yang baik, dan akan beri balasan dengan yang terlebih baik dari yang telah mereka kerjakan

Menurut Chandra, ada empat kata yang dipakai al-Quran terkait penyebutan manusia, yaitu dzakar, untsa, nisa, dan rijal.

“Penyebutan dzakar dan untsa ini, digunakan berkaitan dengan anatomi biologis atau peran kodrat. Sedangkan kata nisa dan rijal, ini mengandung peran sosial,” katanya.

Dia menegaskan, tidak ada istilah suargo nunut neroko katut dalam paham Muhammadiyah, tapi fastabiqul khairat apa pun gendernya.

“Maka, di antara karakter perempuan berkemajuan, yaitu memiliki iman dan taqwa, istiqamah dalam ibadah, akhlakul karimah, berfikir maju, bersikap wasathiyah, dan amaliyah yang shalihah,” tandasnya.

Pengajian berlangsung khidmat, semakin bertambah seru saat memasuki sesi tanya jawab.

Cara Menyikapi Perempuan

Salah seorang jamaah, Sanuadi, menyampaikan satu pertanyaan, “Bagaimana menyikapi perempuan yang banyak mengomel?” ucapnya.

“Itulah kodrat perempuan yang harus disyukuri,” jawab Ketua PWA 2015-2022 ini, yang langsung disambut gelak tawa jamaah.

Seorang jamaah lain, Ahmad Heriyanto menanyakan, bagaimana menyikapi istri yang tidak patuh pada suami?

Menjawab pertanyaan yang terakhir ini, Siti Dalilah menjelaskan konsep nusuz sebagai solusi. Yaitu mauidzah, dengan sentuhan wawasan atau nasehat, berpisah ranjang, dan hukuman yang tidak mengarah pada kekerasan dalam rumah tangga.

Pengajian Ahad Pagi yang sudah berlangsung selama 90 menit ini harus diakhiri, karena Siti Dalilah Chandrawati lanjut mendampingi Musyawarah Daerah (Musyda) Ke-7 Aisyiyah Kabupaten Banyuwangi di hari yang kedua.

Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version