Ketua PDM Kabupaten Probolinggo 2022-2027: Amanah Ini Berat

Sigit Prasetyo (kiri). (PWMU.CO/Ikhsan Mahmudi)

PWMU.CO – Apa ungkapan Sigit Prasetyo (45 tahun) setelah terpilih sebagai Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Probolinggo? Pria yang menjadi Sekretaris PDM 2015-2022 ini mengaku, amanah itu sangat berat.

“Amanah ini sangat berat, mohon saya dibantu. Tidak hanya menjalankan rencana program tetapi juga memecahkan masalah satu per satu,” kata Sigit saat didaulat memberikan sambutan, Ahad (19/03/2023) menjelang magrib di SD Muhammadiyah Kreatif (Mutif) Kraksaan.

Beberapa saat sebelumnya, 11 anggota PDM bersepakat, Sigit sebagai Ketua PDM Kabupaten Pribolingo 2022-202. Ia memang menduduki ranking tertinggi di antara 11 dari 22 calon yang dipilih musyawirin.

Sigit menceritakan, usianya 32 tahun ketika menjadi Ketua Cabang Muhammadiyah Paiton. “Saya kemudian menjadi Sekretaris PDM. Kemudian sekarang terpilih sebagai Ketua PDM,” ujar warga Desa Sumberanyar, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo itu.

Mengingat beban berat di pundaknya, alumnus S-2 itu meminta untuk didukung dalam menjalankan program dan kegiatan.

“Dengan kesungguhan, bisa lebih baik. Kita juga sama-sama berdoa dan beristighfar,” ujar suami Juwariyah itu.

Sambutan ayah tiga anak itu sempat terpotong suara adzan dari Masjid At Taqwa di kompleks SD Mutif Kraksaan. “Mudah-mudahan, lima tahun ke depan lebih cerah dalam menjalankan Islam berkemajuan melalui Muhammadiyah,” kata Sigit.

Pesan Wakil Ketua PWM Jatim

Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim, Dr Hidayatulloh kemudian memberikan pesan-pesan penutup sebelum menutup Musyda ke-4 Muhammadiyah Kabupaten Probolinggo. Ia mengucapkan selamat dan sukses karena rapat formatur (11 orang) bersepakat bulat memilih Sigit.

“Mudah-mudan Muhammadiyah Kabupaten Probolinggo maju pesat. Bisa terwujud kalau ada dukungan seluruh cabang, ranting, juga doakan,” kata Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) itu.

Hidayatulloh kemudian memberikan resep 4 K: kompak, kuat, kontribusi, dan konsistensi. “Kompak itu seperti shaf shalat, kuat itu kekokohan. Ingat sabda Nabi, umat yang kuat lebih dicintai daripada yang lemah. Demikian juga dalam hal ini, PDM yang kuat lebih dicintai ketimbang yang lemah,” ujarnya.

Konsistensi, kata Hidayatulloh, tidak hanya saat Musyda. Konsistensi harus terus digairahkan demi menjalankan program-program organisasi.

“Mudah-mudahan Allah menolong, memudahkan kita semua. Allah akan memberi jalan kalau kita bersungguh-sungguh,” katanya. (*)

Penulis Ikhsan Mahmudi Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version