Agar Keuangan Sekolah-Madrasah Muhammadiyah Meningkat Signifikan, Ini Kuncinya

Agar Keuangan Sekolah-Madrasah Muhammadiyah Meningkat Signifikan; Liputan Kontributor PWMU.CO Sidoarjo Mahyuddin.
Wakil Ketua PWM Jatim dan Rektor Umsida Dr Hidayatulloh MSi saat memberi sambutan (Darul Setiawan/PWMU.CO)

Agar Keuangan Sekolah-Madrasah Muhammadiyah Meningkat Signifikan; Liputan Kontributor PWMU.CO Sidoarjo Mahyuddin.

PWMU.CO – Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur menggelar Koordinasi Teknis Program Short Course Akuntansi Pendidikan Muhammadiyah, Ahad (11/6/23).

Bertempat di Aula Mas Mansyur lantai 7 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Wakil Ketua PWM Jatim Dr Hidayatulloh MSi dalam sambutannya menyampaikan pesan Kiai Dahlan, yang disampaikan sebelum Kiai Dahlan wafat.

“Aku hanya memiliki Muhammadiyah, yang akan aku wariskan kepadamu sekalian, karena itu aku titipkan Muhammadiyah ini kepadamu sekalian dengan penuh harapan, agar engkau sekalian mau memelihara dan menjaga Muhammadiyah itu dengan sepenuh hati, agar Muhammadiyah agar bisa terus berkembang selamanya,” ujarnya mengutip pesan pendiri Muhammadiyah tersebut.

Pesan ini menurutnya sangat mendalam. Ketika Kiai Dahlan mau wafat dalam perjuangan beliau, justru yang dipesankan adalah bagaimana kita bisa memastikan keberlangsungan perjuangan melalui Muhammadiyah. “Karena beliau sangat yakin, dengan perjuangan melalui Muhammadiyah ini, yang akan bisa melahirkan perubahan kehidupan umat masyarakat, bangsa, dan negara ini,” tuturnya.

Sudahkah Jadi Kekuatan?

Lebih lanjut Rektor Umsida itu mengatakan, bahwa ketika Muhammadiyah mengalami perkembangan yang luar biasa, termasuk di dalamnya di bidang pendidikan. Pendidikan salah satu bidang yang sangat serius dan dikembangkan oleh KH Ahmad Dahlan. “Wujud keseriusan ini dapat dilihat bahwa sebelum Kiai Dahlan mendirikan Muhammadiyah, Kiai Dahlan mendirikan sekolah di rumahnya tahun 1911, satu tahun sebelum Muhammadiyah didirikan,” ungkapnya.

Pak Dayat—panggilannya—juga menjelaskan, sekolah dan madrasah Muhammadiyah di Jawa Timur masih sedikit yang menjadi kekuatan. “Di Jawa Timur jumlah sekolah madrasah Muhammadiyah kurang lebih 1030, maka pertanyaanya adalah dari jumlah tersebut, sekolah itu sudah menjadi kekuatan atau masih menjadi beban?” tanyanya pada para peserta.

Hal tersebut, kata dia, harus dijawab. “Kalau kembali ke pesan Ahmad Dahlan tadi, aku titipkan Muhammadiyah, dan di dalam Muhammadiyah itu ada pendidikan, apakah kita sudah menjawab harapan Ahmad Dahlan dalam pendidikan? Atau jangan-jangan sekolah kita masih banyak yang belum menjadi kekuatan atau menjadi beban,” ungkapnya retoris.

Hidayatulloh mengingatkan, bahwa PDM, Majelis Dikdasmen, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru mendapatkan amanah dari Ahmad Dahlan untuk mengurus Muhammadiyah. “Maka pastikan mengurus amal usaha Muhammadiyah ini dengan sungguh-sungguh,” pesannya.

Baca sambungan di halaman 2: Kunci Tata Kelola Keuangan

Agar Keuangan Sekolah-Madrasah Muhammadiyah Meningkat Signifikan; Liputan Kontributor PWMU.CO Sidoarjo Mahyuddin.
Wakil Ketua PWM Jatim dan Rektor Umsida Dr Hidayatulloh MSi saat memberi sambutan (Darul Setiawan/PWMU.CO)

Kunci Tata Kelola Keuangan

Dia kemudian mengajak untuk memperkuat tata kelola keuangan sekolah. “Kalau kita ditanya ingin lembaga pendidikan kita ini tumbuh berkembang, apakah kita ingin keuangan sekolah madrasah kita ini setiap tahun ini mengalami peningkatan? Kalau ditanya seperti ini, pasti jawabnya ingin,” ucapnya.

Agar meningkat, kata Hidayatulloh ada satu rumusnya. “Kalau anda ingin keuangan sekolah madrasah mengalami peningkatan yang sangat signifikan, salah satu kunci utamanya adalah anda haru sangat serius  di dalam mengelola keuangan,” terangnya. Karena, lanjutnya, tidak ada jaminan siswa kita hari ini banyak, uang kita hari ini banyak, atau lima tahun lagi tetap banyak, kalau kita tidak sangat serius di dalam mengelola keuangan sekolah keuangan kita.

Mantan Kepala Smamda ini menjelaskan, banyak sekolah-sekolah Muhammadiyah di Jawa Timur ini mengalami  masalah tata kelola keuangan. “Uangnya banyak asalnya, tapi karena tata kelola tidak baik, akhirnya uang itu setiap tahun mengalami penurunan, penyusutan, dan akhirnya terbebani. Maka hal itu menjadi pelajaran berharga,” pesan Hidayatulloh. (*)

Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.

Exit mobile version