Ada ST12 di Pelatihan Menulis Berita Smamio

Ichwan Arif menjelaskan materi jurnalistik di Smamio, Sabtu (5/8/2023) (Yanita Intan Sariani/PWMU.CO)

PWMU.CO – Ada ST12 di Pelatihan Jurnalistik dengan tema Menulis Berita Semudah Berbicara di SMA Muhammadiyah 10 (Smamio) GKB Gresik, Sabtu (5/8/2023).

Acara yang digelar di Cordoba Convention Hall dan diikuti guru Smamio ini mengndang Editor  PWMU.CO Ichwan Arif SS MHum sebagai narasumber.

Dalam materinya, dia Arif mengatakan menulis berita harus memiliki kelengkapan data atau dalam istilahnya harus maksimalis.

“Berita yang lengkap atau maksimalis bisa membuat editor ST12. ST12 itu singkatan dari dditor bisa senang, tenang, tersenyum terus. Terusnya sampai 12 kali. Ini menandakan editor senang sekali karena naskah berita tidak banyak atau hampir tidak editan,” ujarnya disambut dengan tawa peserta pelatihan.

Dia menyampaikan, sedangkan kalau berita minimalis itu sebaliknya. Naskah berita kiriman membuat editor harus minum obat sakit kepala karena data tidak lengap dan juga banyak kesalahan tulis dan juga struktur isinya.

“Ini bisa menambah tensi darah editor bisa naik, kalau tidak begitu perlu minum obat sakit kepala,” tuturnya, guyon.

Dalam menulis berita, lanjutnya, penulis harus benar-benar jeli dalam melihat keunikan dari berita yang diulas atau diliput. Isi harus sesuai, ejaan kata, tanda baca harus benar sesuai dengan gaya selingkung PWMU.CO.

“Intinya, baca dan periksa dulu sebelum mengirim berita ke admin PWMU.CO,” tegasnya.

Kategori Berita

Ichwan Arif menjelaskan penulisan berita harus memenuhi unsur 5W 1 H. Data kata tanya ini harus lengkap dan tidak ada yang lepas dari penulis berita.

“Yang tidak kalah penting lagi adalah dalam menulis berita, penulis tidak boleh beropini. Untuk menghindari hal ini, penulis harus menentukan dan menetapkan siapa yang akan dijadikan sebagai narasumber dari berita tersebut,” katanya

Kalau hal ini tidak dilakukan penulis, lanjutnya, penulis berita nanti akan terjebak menulis opini. Berita hanya memuat opini penulis sendiri, padahal dia menulis kategori berita.

“Hal yang perlu dhindari juga adalah penulis berita menulis kegiatannya sendiri. “Yang menulis berita dia, narasumbernya dia, yang baca dia, yang share berita dia. Ini yang tidak boleh,” tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil kepala Sekolah Smamio bidang Marketing Rusdiah Arifani SPd berharap pelatihan menulis berita ini bisa meningkatkan skill menulis, guru melek literasi, dan pandai menulis berita.

“Nantinya kegiatan sekolah bisa ditulis oleh guru Smamio semua,” katanya. (*)

Penulis Yanita Intan Sariani. Editor Ichwan Arif.

Exit mobile version