Agen Minta Majalah Matan Bertahan di Era Digital

Agen Majalah Matan
Peserta silaturahim Milad ke-17 Matan. (Zuhri/PWMU.CO)

PWMU.CO – Agen Majalah Matan mengharapkan majalah ini tetap bertahan di era digital sebagai ikhtiar dakwah lewat media cetak.

Demikian harapan para agen Majalah Matan saat sambung rasa di acara Milad ke-17 bertempat di Gedung PWM Jatim Jl. Kertomenanggal Surabaya, Sabtu (26/8/2023).

Hadir 29 agen distributor Matan bersama tim redaksi dari kota-kota di Jawa Timur. Para agen distributor ini menyampaikan curhat makin turunnya oplah karena pelanggan mundur.

“Saya agen daerah Surabaya Timur dan kampus UM Surabaya. Seiring adanya versi online, banyak yang ingin mundur berlangganan termasuk dari kalangan para dosen,” ungkap Rahmad yang juga guru SMP Muhammadiyah 10 Surabaya.

Ada agen yang bercerita turunnya oplah di kalangan warga Muhammadiyah alasannya tidak sempat dibaca. Atau rendahnya tingkat literasi. Ini disampaikan Kaumin.

“Saya agen daerah Tandes Surabaya banyak yang ingin berhenti berlangganan karena tidak sempat baca. Tapi saya menyarankan agar tetap bertahan berlangganan Matan sebagai cara berikhtiar melaksanakan filosofi hidup-hidupilah Muhammadiyah,” ungkap Kaumin yang juga guru SMP Muhammadiyah 14 Surabaya.

Silaturahim juga mendiskusikan kiat dan solusi meningkatkan oplah Majalah Matan seperti yang dilakukan agen dari Sambikerep Surabaya Muhammad Syafi’i yang mengaku beli dan memberikan majalah untuk para donatur panti asuhan di daerahnya.

“Saya juga Ketua PCM Sambikerep jadi bisa memutuskan untuk donatur panti asuhan sebagai media dakwah dan menyebarkan informasi tentang Muhammadiyah. Mereka kan saat berdonasi tentu bukan sekadar lima puluh atau seratus ribu, ya mending kita belikan majalah Matan sekalian,” kata Syafi’i.

Setelah mendengar curhat para agen, Pemimpin Redaksi Matan, Ainur Rafiq Sophiaan, berjanji menertibkan timeline distribusi majalah.

“Kepada seluruh agen saya tertibkan jadwal penerbitan, kami usahakan tiap tanggal 1 (tiap bulan) harus sampai ke tangan pembaca. Cetaknya selesai awal tanggal 20-an. Saat ini Matan melakukan pemisahan wewenang, saya berwenang sebatas isi atau konten majalahnya karena sirkulasi, distribusi, dan marketing ada divisi lain yang join dengan DMU yang ditangani Mas Oki Indriarto,” kata Ainur Rafiq.

Pemimpin Umum Matan Prof Biyanto mengapresiasi pengalaman para agen Matan untuk dibagikan kepada donatur panti dan Lazismu juga kreatif melobi pada pimpinan AUM di daerahnya.

“Insyaallah saya akan bicarakan dengan Ketua Lazismu Jatim, Pak Imam Hambali, agar majalah Matan bisa diberikan untuk para donatur Lazismu yang jumlahnya ribuan. Untuk surat ke AUM segera saya tunaikan. Juga saya mengajak peluang para agen untuk menambah penghasilan dengan turut mencari iklan, persentase 25 persen didapat dari nilai total iklan. Bisa bentuk uang atau bentuk majalah,” terang Prof Biyanto yang juga sekretaris PWM Jatim.

Terkait saran corak dan penambahan rublik, Nur Cholis Huda, Wakil Pemimpin Umum, mengaku akan dibicarakan dalam rapat redaksi.

“Tadi soal usulan ada halaman anak-anak, ada rublik keluarga, juga memperbanyak rublik khutbah. Semua ini akan kami bicarakan dalam rapat redaksi karena kami ingin memperbaiki terus majalah ini,” kata Nur Cholis Huda.

Acara sambung rasa agen Majalah Matan diakhiri dengan pemberian penghargaan kepada 10 agen terbaik diberikan tali asih.

Total sampai saat ini ada 80 agen, sebanyak 50 agen cukup aktif. Sebanyak 29 agen teraktif yang datang di acara milad ke-17 Matan.

Penulis Muhammad Syaifudin Zuhri  Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version