On the Job Training SMA Muse, Pilih Magang ataukah Usaha Sendiri

On the Job Training (OJT) SMA Muhammadiyah 9 Surabaya (Muse) Surabaya mencetak siswa berjiwa entrepreneur, Sabtu (28/8/2023).
Amanda (pakai masker), Arzaldo, dan Neta, siswa Kelas XII SMA Muse Surabaya menunjukkan produk usahanya (Taufiqur Rohman/PWMU.CO)

PWMU.CO – On the Job Training (OJT) SMA Muhammadiyah 9 Surabaya (Muse) Surabaya mencetak siswa berjiwa entrepreneur, Sabtu (28/8/2023).

Kepala SMA Muse Rina Nduruwati SPd menyampaikan, On the Job Training berupa kegiatan magang di tempat-tempat usaha, agar siswa mempunyai ketrampilan secara nyata. Kegiatan ini merupakan agenda wajib tahunan sekolah.

‘Karena sekolah ini berbasis entrepreneur, maka kegiatan magang ini menjadi awal baru bagi para calon pengusaha muda SMA Muse” ujarnya.

Mengingat enterpreneur sifatnya luas, lanjutnya, maka jenis usahanya tidak dibatasi. Siswa diberi kebebasan untuk memilih. Mereka mau magang di tempat usaha atau membuat usaha sendiri, yang istilahnya Muse Preneur Challenge (MPC).

“Maka dalam pelaksanaannya siswa tidak hanya memilih satu tempat yang sama, tapi beragam. Ada yang magang di rumah sakit, hotel, dinas pertanian, dan cafe. Bahkan ada juga yang memilih MPC,” jelasnya.

Tahap awal siswa dituntut untuk membuat proposal yang berisi planning kegiatan yang akan mereka jalankan selama satu bulan. Usai magang mereka harus membuat laporan.

“Jika siswa memilih magang jenis MPC, maka siswa diberi modal untuk membuka usaha sekaligus memasarkannya. Dan akan mendapat hasil atau keuntungan. Inilah yang dilakukan oleh ketiga siswa yang tergabung dalam tim MPC,” paparnya

“Mereka adalah Arzaldo Azhrie Firmansyah, Neta Afni Safitri, Oktavianto Arrahmansyah R, dan Amanda Esthy Pratiwi. Semuanya sedang duduk dibangku kelas XII IPS,” terangnya.

Jual Online dan Offline

Sebagai modal awal, sambungnya, sekolah memberikan uang sebesar Rp 200.000,-. Tetapi dengan kreativitas dan inovasi yang luar biasa mereka mampu meraup keuntungan hingga Rp 2.000.000,- per bulan hanya dengan menjual produk Kripik Pangsit secara online.

“Mereka menjual melalui postingan Instagram, live story, dan WhatsApp status. Dan juga secara offline dengan membuka booth di area sekolah. Dengan packaging yang menarik dan harga yang murah Rp 5.000 per pack membuat produk ini laris manis,” ungkapnya.

Tak hanya itu, tim MPC ini juga selalu membuat inovasi. Mereka menjual minuman dengan varian rasa yang berbeda setiap harinya, yaitu es cincau, es mocca, dan es timun. “Biar gak bosan dan orang-orang pada penasaran,” ungkap Amanda.

Harganya pun terjangkau Rp 4.000,- per cup. Tidak ada kendala yang menyulitkan. Justru mereka merasa senang dan ingin melanjutkan usaha yang telah mereka rintis saat ini karena keuntungannya besar. Sehingga harapan mereka bisa membantu meringankan beban perekonomian keluarga.

Sementara itu pembimbing magang SMA Muse Dra Shohifah MPdI mengungkapkan rasa syukurnya. “Alhamdulillah kegiatan MPC ini dapat bermanfaat dan bisa membantu perekonomian siswa,” ungkapnya.

Dia juga berharap produk yang dibuat siswa ini, nantinya dapat menjadi produk andalan sekolah. “Dan mudah-mudahan bisa menjadi produk pribadi mereka untuk mengembangkan bisnisnya di masa depan,” harapnya. (*)

Penulis Taufiqur Rohman. Editor Sugiran.

Exit mobile version