• Redaksi
  • Iklan
  • JarMed
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
Advertisement
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Otentitas Muhammadiyah dalam Perkuat NKRI: Hanya Manusia Ahistoris Kelas Berat yang Ragukan

Jumat 9 Juni 2017 | 00:01
in Kabar, Opini
0
139
SHARES
142
VIEWS
Ribuan mahasiswa baru UMM melakukan flashmob membentuk formasi “Love Indonesia” (foto: humas umm/umm.ac.id)

PWMU.CO – Dalam beberapa hari terakhir, muncul wacana tentang Indonesia yang dihadapkan pada Islam. Semenjak proses pilkada DKI Jakarta 2017, tiba-tiba saja menguat perdebatan ‘kebhinekaan’ dan ‘keindonesia-an. Kegagalan move on memunculkan klaim dengan merasa paling memiliki Indonesia, paling Pancasilais dan paling toleran dengan mengabaikan sejarah bangsa ini.

Bahkan begitu akutnya, sampai-sampai para ahistoris kelas berat ini meragukan komitmen kebangsaan berbagai ormas Islam, tidak terkecuali Muhammadiyah. Padahal setiap denyut nadi gerakan Muhammadiyah sejak NKRI belum lahir pun dalam rangka menegakkan marwah Islam dan sekaligus memperkuat sendi-sendi negara dan kebangsaan.

Berikut adalah catatan kritis David Efendi, Dosen Ilmu Pemerintahan, Fisipol Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Selamat menikmati. (Redaksi)

***

David Efendi (foto: umy.ac.id)

Setiap denyut nadi gerakan Muhammadiyah adalah dalam rangka menegakkan marwah Islam dan sekaligus memperkuat sendi-sendi negara dan kebangsaan. Di Muhammadiyah, Islam dan kehidupan negara yang adil dan benar adalah tidak terpisahkan satu dengan lainnya. Karenanya, Muhammadiyah adalah gerakan yang sangat Indonesia dan sangat menjunjung tinggi  nilai-nilai Islam yang sebenar-benarnya karena di dalam Muhammadiyah tidak ada kontradiksi antara praktik menjalankan syariat dengan konstitusi negara.

(Baca juga: “NKRI Harga Mati”: Jargon yang Absurd?)

Melalui Ketua (Umum) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Ki Bagus Hadikusumo, Pancasila dan NKRI adalah final untuk bangsa Indonesia, untuk Muhammadiyah. Kontribusi Muhammadiyah di bidang ini tidak ada keraguan di dalamnya –kecuali ada pihak yang merasa lebih NKRI dan lebih Pancasilais barulah ada gerakan menegasikan peran historis gerakan Muhammadiyah dan juga tokoh-tokoh di dalamnya.

Bagaimana kita melihat autentisitas gerakan Muhammadiyah di dalam memperkuat negara Indonesia selama kurun waktu pra merdeka sampai jauh pasca kemerdekaan ini?

Pertama, sumbangsih gagasan dan penegasan untuk menyegerakan bangsa ini berdiri tegak di atas konstitusi yang kokoh dan kuat yaitu Pancasila dan UUD 1945. Tentu saja Muhammadiyah tidak sendirian, ada juga organisasi lainnya. Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa peran Ki Bagus didalam mengakhiri perseteruan 7 kata di dalam Pancasila.

Baca Juga:  Saksikan Live Kajian Ramadhan 1438 PWM Jatim dari DOME UMM

(Baca juga: Drama Kelahiran NKRI dengan Tiga Pemeran Tokoh Muhammadiyah)

Berikutnya, dalam periode pasca kemerdekaan, Muhammadiyah aktif bukan hanya melanjutkan kiprah di bidang pembangunan sosial dan ekonomi, tetapi juga terlibat di dalam partai politik yaitu menjadi anggota istimewa partai Masyumi. Disinilah Muhammadiyah terlibat menghidupi dan mengapresiasi sebuah sistem yang disebut demokrasi di era-era awal kemerdekaan.

Lalu, penggalan sejarah berikutnya adalah keterlibatan muhammadiyah mengisi ruang-ruang pembangunan di era Orde Baru dengan konsep profesional dan proporsional –banyak bekerja sedikit bicara untuk mengawal pembangunan.

Di saat kegentingan pun, asas tunggal, Muhammadiyah lewat Ketua (Umum) PP Muhammadiyah AR Fachruddin cukup cepat mereda dengan menerima Pancasila sebagai asas tunggal demi menjaga keutuhan bangsa di tengah ancaman perpecahan akibat kuatnya kekecewaan kelompok Islam yang asasnya Islam dalam organisasinya harus diubah menjadi Pancasila. Ini menunjukkan kecintaan dan loyalitas persyarikatan Muhammadiyah terhadap bangsa yang luar biasa.

Bagaimana orang-orang meragukan komitmen kebangsaan Muhammadiyah? Pastilah jenis manusia ahistoris kelas berat. Begitupun, pada saat tata kelola negara mengalami kanker stadium empat akibat praktik Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN), Muhammadiyah, melalui tokoh reformsi M. Amien Rais berani dengan lantang meneriakkan suksesi nasional pada tahun 1993 –dimana kekuasaan tahun itu adalah seperti  monster leviathan. Siapa yang berseberangan harus dipersekusi, dihabisi sampai ke akar-akarnya.

(Baca juga: “Kita Amien Rais”; Bukan Kultus Individu tapi Kepedulian pada NKRI, Anda Juga kan?)

Negara yang selama ini didukung oleh Muhammadiyah justru menjadi rezim yang memonopoli kebenaran dan paling piawai menggunakan kekerasan fisik maupun non fisik. Manuver Amien Rais yang kemudian diikuti beberapa tokoh Islam modernis lainnya adalah bentuk kecintaan dan kesetiaan kepada negara Republik Indonesia. Agenda reformasi pun berhasil dilakukan, dan banyak orang menikmatinya sampai hari ini.

Baca Juga:  Ketika Ribuan Warga Desa Sambut Kehadiran Din Syamsuddin

Hubungan Muhammadiyah dengan negara adalah hubungan yang sangat dekat. Persis seperti ungkapan Syafii Maarif, bahwa Muhammadiyah yang tidak berkontribusi terhadap penyelesaian masalah kebangsaan adalah bukan Muhammadiyah sebenarnya.

Dalam perkembangannya, Muhammadiyah juga mempunyai metode berinteraksi dengan negara seperti sebagai mitra kritis pemerintah, atau sebagai kekuatan masyarakat sipil yang mengingatkan agar negara tetap dikelola di atas rezim kebenaran dan akal sehat. Muhammadiyah kini terus berperan untuk meluruskan kiblat bangsa.

(Baca juga: Paparkan Kiprah Tokoh Islam dalam Mendirikan Indonesia, Busyro Kritik Mereka yang sok Pancasilais)

Kedua, Muhammadiyah yang mempraktikkan ‘toleransi otentik’. Perdebatan idelogi negara sebagai proses “nation state building” memang belum kelar sepenuhnya. Masih banyak konsilidasi dan rekonsiliaasi yang harus dibangun dengan tulus. Tidak dibenarkan ada satu pihak mengklaim merasa paling memiliki Indonesia, merasa paling merah putih, paling Pancasilais dan paling toleran. Hal ini hanya akan memporak-porandakan kehidupan berbangsa ketimbang menyemai kesatuan bangsa untuk membawa kehidupan lebih unggul dan maju.

Semenjak proses pilkada DKI Jakarta 2017 sudah menguat perdebatan ‘kebhinekaan’ dan ‘keindonesia-an. Banyak perang  berhenti pada jargon dan sumpah serapah serta penghinaan-penghinaan satu kelompok dengan kelompok lainnya melalui media sosial. Fenomena diskursif seperti ini sangat tidak produktif dan mengarah pada gagal move on untuk kehidupan bernegara dan berbangsa.

Haedar Nashir, Ketua Umum PP Muhammadiyah, mengenalkan istilah toleransi otentik atau setara dengan penghargaan atas perbedaan yang tulus dan jernih dalam kehidupan sehari-hari –bukan insidental.

(Baca juga: KOKAM Tidak Jaga Gereja: Selain Tidak Ada Ancaman Keamanan, juga Hindari Sikap Toleransi Seakan-akan)

Sebagai contoh, bagaimana Muhammadiyah mempunyai kekuatan toleransi otentik untuk menyanggah dan memperkuat pilar negara adalah dengan aksi-aksi pelayanan di bidang sosial-kemanusiaan, kesehatan, ekonomi, pendidikan, dan pelayanan pendidikan keagamaan (mendirikan ribuan masjid).

Baca Juga:  Kader Muhammadiyah Wajib Memahami Teknologi Informasi

Dalam bidang kemanusiaan, Muhammadiyah menolang berbagai korban bencana alam, bencana ekonomi tidak melihat suku, agama, golongan, dan afiliasi partai politik. Begitu juga pelayanan ratusan rumah sakit dan klinik Muhammadiyah adalah bentuk aksi kebangsaan yang otentik, tidak dibuat-buat sebagai artificial untuk memenangkan klaim ‘paling toleran.’

Terlebih lagi, dalam pelayanan bidang pendidikan yang merupakan kerja kerja nyata memajukan sumber daya manusia Indonesia melalui ribuan sekolah dasar dan menengah di semua penjuruh tanah air, Muhammadiyah melayani semua tanpa ada perbedaan perlakuan. Dalam memperkuat agenda penelitian, pengabdian, dan pengajaran atau darma bakti untuk bangsa Muhammadiyah telah mengelola 176 perguruan tinggi dan itu adalah model lembaga pendidikan yang benar-benar untuk membangun kehidupan masyarakat yang lebih berdaya, lebih unggul, dan berorientasi kepentingan nasional.

Muhammadiyah tidak mengkususkan universitasnya hanya kalangan sendiri.  Di kawasan Indonesia bagian timur, seperti di Sorong (Papua Barat) dan Kupang (Nusa Tenggara Timur), mahasiswa di lembaga pendidikan Muhammadiyah mencapai 80 % dan 70% yang beragama non-muslim belajar dan mengembangkan diri di sana. Semua berjalan dalam suasana damai dan nyaman.

(Baca juga: Cerita Sekolah Muhammadiyah di Daerah Non-Muslim)

Terakhir, kita saksikan di bulan Ramadan ini, ada ribuan forum pengajian dan pengkajian di Muhammadiyah dan tidak kita saksikan satupun yang bernada memberontak pancasila atau melemahkan negara dalam bentuk upaya-upaya makar. Sebaliknya, konten-konten forum adalah berisi dorongan agar berprestasi dan mampu memberikan karya terbaik untuk bangsanya. Bentuk patriotisme yang sangat berkemajuan di dalam Muhammadiyah.

Inilah manifesto toleransi otentik itu dan inilah gerakan memperkuat sendi negara dan bangsa yang telah dicapai Muhammadiyah secara gemilang.***

Tags: Darul 'Ahdi Wasy SyahadahMuhammadiyahNKRI
Share56SendTweet35

Related Posts

Dua Catatan Majelis Hukum dan HAM PP Muhammadiyah atas Laporan Komnas HAM
Kabar

Dua Catatan Majelis Hukum dan HAM PP Muhammadiyah atas Laporan Komnas HAM

Senin 18 Januari 2021 | 21:47
1.3k
Jihad Muhammadiyah
Kolom

Jihad Muhammadiyah Menuju Elite Filantropi

Senin 14 Desember 2020 | 15:29
328
Kekuasaan
Kolom

Kekuasaan Pilihan Muhammadiyah

Rabu 9 Desember 2020 | 20:07
1k
Usut Tuntas Penembakan Anggota FPI, tapi Jangan Lupakan Kejahatan Korupsi
Kabar

Usut Tuntas Penembakan Anggota FPI, tapi Jangan Lupakan Kejahatan Korupsi

Rabu 9 Desember 2020 | 10:50
4.9k
Empat Spirit yang Kekalkan Dakwah Muhammadiyah
Kolom

Empat Spirit yang Kekalkan Dakwah Muhammadiyah

Senin 7 Desember 2020 | 08:30
605
Mulai kerja dari nol
Kolom

Kerja dari Nol, Dampaknya Luar Biasa

Rabu 2 Desember 2020 | 14:47
179
Next Post
Ini Beda Dakwah di Masjid dan Komunitas Marginal

Ini Beda Dakwah di Masjid dan Komunitas Marginal

Ingin Umur Panjang? Berbuat Baiklah pada Tetangga

Ingin Umur Panjang? Berbuat Baiklah pada Tetangga

Nasionalisme di Indonesia Tidak Akan Muncul Tanpa Islam

Nasionalisme di Indonesia Tidak Akan Muncul Tanpa Islam

5 Ciri Orang Bertakwa Didikan Puasa: Dari Safari Ramadhan PCM Krian

5 Ciri Orang Bertakwa Didikan Puasa: Dari Safari Ramadhan PCM Krian

Saat Ibu-Ibu Aisyiyah Ini Bagi-Bagi Takjil, Polisi dan Pengamen pun Bergabung

Saat Ibu-Ibu Aisyiyah Ini Bagi-Bagi Takjil, Polisi dan Pengamen pun Bergabung

Discussion about this post

Ngaji Hadist

Musibah, Cara Allah Menghapus Dosa
Ngaji Hadits

Musibah, Cara Allah Menghapus Dosa

Jumat 22 Januari 2021 | 09:06
368

Potret udara soal kerusakan kantor Gubernur Sulawesi Barat yang diguncang gempa (Foto dok CT Arsa sumber detik.com) Musibah, Cara Allah...

Read more
Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu
Ngaji Hadits

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu

Jumat 15 Januari 2021 | 11:14
847

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu. Syekh Ali Jaber salah satu ulama Indonesia yang telah wafat (Foto detik.com) Wafatnya Ulama,...

Read more
Semua Penyakit Ada Obatnya
Ngaji Hadits

Semua Penyakit Ada Obatnya

Jumat 8 Januari 2021 | 09:43
262

Semua Penyakit Ada Obatnya (ilustras freepik.com) Semua Penyakit Ada Obatnya ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami...

Read more
Larangan Mencela Waktu
Ngaji Hadits

Larangan Mencela Waktu

Jumat 1 Januari 2021 | 09:43
419

Larangan Mencela Waktu (ilustrasi ilounge.com) Larangan Mencela Waktu ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid...

Read more

Berita Terkini

Peduli Pendidikan, 530 gawai dibagikan IKA ITS Peduli dan Kemenko PMK RI. Selain gawai, juga ada 530 set perlengkapan school Covid kit.

Peduli Pendidikan, Bagikan 530 Gawai

Selasa 26 Januari 2021 | 21:51
Kaum pengeluh

Kaum Pengeluh dan Pengumpat

Selasa 26 Januari 2021 | 15:14
Google

Google Search Bakal Hilang dari Aussie

Selasa 26 Januari 2021 | 14:39
Karakter saudagar

Kasus Covid-19 Dunia Tembus 100 Juta, Haedar Nashir Keluarkan Tiga Seruan

Selasa 26 Januari 2021 | 13:26
Perjuangan Jenderal Soedirman Berproses dari Muhammadiyah

Perjuangan Jenderal Soedirman Berproses dari Muhammadiyah

Selasa 26 Januari 2021 | 12:02
Siswa Matsmunam Ukir Prestasi Literasi Nasional

Siswa Matsmunam Ukir Prestasi Literasi Nasional

Selasa 26 Januari 2021 | 11:36
Pemerintah Tunda Bahas RUU HIP, Ini Reaksi Muhammadiyah

Abdul Mu’ti, Bapak Muhammadiyah Garis Lucu

Selasa 26 Januari 2021 | 11:01
Partai

Partai Korup Bisa Dibubarkan

Selasa 26 Januari 2021 | 06:18
Peduli bencana, SDMM himpun donasi Rp 21.500.006 untuk korban bencana alam di Sulawesi Barat dan Kalimantan Selatan.

Peduli Bencana, SDMM Himpun Donasi Rp 21 Juta

Senin 25 Januari 2021 | 21:30
Lelang sepeda menjadi bagian kepedulian Unismuh Makassar dalam menggalang dana kemanusiaan untuk gempa di Sulawesi Barat.

Lelang Sepeda, Unismuh Peduli Bencana

Senin 25 Januari 2021 | 17:56

Berita Populer Hari Ini

  • Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    502156 shares
    Share 200862 Tweet 125539
  • Elliyah Fatmawati Susul Dua Saudaranya, Wafat dalam Sebulan

    21264 shares
    Share 8506 Tweet 5316
  • Masjid At-Taubah Surabaya Peduli Bencana

    38143 shares
    Share 15257 Tweet 9536
  • Kasus Covid-19 Dunia Tembus 100 Juta, Haedar Nashir Keluarkan Tiga Seruan

    1298 shares
    Share 519 Tweet 325
  • Abdul Mu’ti, Bapak Muhammadiyah Garis Lucu

    780 shares
    Share 312 Tweet 195
  • Partai Korup Bisa Dibubarkan

    250 shares
    Share 100 Tweet 63
  • Menjawab Teka-teki dan Pro-Kontra Vaksin Covid-19

    1016 shares
    Share 406 Tweet 254
  • Siswa Matsmunam Ukir Prestasi Literasi Nasional

    148 shares
    Share 59 Tweet 37
  • Perjuangan Jenderal Soedirman Berproses dari Muhammadiyah

    123 shares
    Share 49 Tweet 31
  • Kaum Pengeluh dan Pengumpat

    113 shares
    Share 45 Tweet 28
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co Portal Berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama.

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com

Follow Us

  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama