Generasi Al-Qur’an Generasi Idaman

Halimah saat menyampaikan materi Kalimah Generasi Al-Qur’an Generasi Idaman (Ain Nurwindasari/PWMU.CO)

PWMU.CO – Generasi al-Qur’an generasi idaman disampaikan Halimah SPdI kepada siswi SMP Muhammadiyah 12 GKB dalam kegiatan Kalimah yang digelar di Andalusia Hall Jum’at (16/9/2023). Acara diikuti oleh seluruh siswi dan guru.

Halimah menegaskan sebuah kalimat bijak, “أَلْقُرْأنُ دَلِيْلٌ لِلْحَيَاتِي” artinya al-Qur’an merupakan petunjuk hidupku.

Pengampu Mata Pelajaran Al-Qur’an itu pun lantas menjelaskan, “Al-Qur’an mengandung beberapa hakikat seperti kalamullaah, mukjizat, diturunkan kepada hati nabi, disampaikan secara mutawatir dan membacanya adalah ibadah,” terangnya.

Ia juga menjelaskan bahwa al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah SWT merupakan petunjuk dan pedoman untuk manusia. 

“Hal itu karena aI-Quran memiliki nilai-nilai pedoman, petunjuk, dan kemuliaan pada zat-Nya yang kesemua itu harus dipelihara dan dijaga dengan baik,” jelasnya.

Halimah lantas menukil al-Baqarah ayat 185

شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ

‘Bulan Ramadhan di dalamnya diturunkan Alquran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan berupa petunjuk dan pembeda (antara yang haq dan batil)’.

Bagaimana Cara Menjaga Al-Qur’an? 

Menurut Halimah cara menjaga al-Qur’an ialah dengan membaca, menghafalkan, dan mengamalkannya.

“Ingat anak-anak membaca al-Qur’an itu meskipun tidak lancar, putus- putus itu mendapatkan pahala,” ucapnya.

Ia lantas menjelaskan bahwa manusia dibekali dengan tiga potensi, yaitu hati, akal dan pikiran yang ketiganya harus selalu ditautkan dengan al-Qur’an. ia menunjukkan sebuah dalil:

وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتٰبَ تِبْيَانًا لِّكُلِّ شَيْءٍ وَّهُدًى وَّرَحْمَةً وَّبُشْرٰى لِلْمُسْلِمِيْنَ

Artinya: Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (al-Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang berserah diri. (an-Nahl: 89).

“Lagi-lagi menunjukkan bahwa al-Qur’an diturunkan sebagai penerang, Rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang Islam,” ucapnya.

Menurutnya, yang dimaksud kabar gembira di antaranya adalah diangkatnya derajat kaum wanita.

“Dahulu kaum wanita direndahkan oleh kaum kafir Quraisy, Pada zaman Jahiliah jika melahirkan anak perempuan mereka malu, bahkan bayi wanita dikubur hidup-hidup, Tapi setelah Islam datang, wanita dijunjung tinggi derajatnya. Itulah salah satu kabar gembira bagi orang Islam” terangnya.

Baca sambungna di halaman 2: Makanan Hati

Halimah saat menyampaikan materi Kalimah Generasi Al-Qur’an Generasi Idaman (Ain Nurwindasari/PWMU.CO)

Makanan Hati

Ia lantas menekankan bahwa jika ingin menjadi Generasi Qur’ani maka isilah hati dengan Qur’an.

“Makanan hati adalah dzikir. Salah satu dari bentuk dzikir itu adalah al-Quran yang juga disebut ad-Dzikru. Oleh sebab itu, jika ingin menjadi Generasi Qurani, yang rohnya kuat, yang kalbunya kuat, maka, pertama, dekatkan hati dengan al-Quran,” terangnya.

Adapun potensi kedua yang diberikan oleh Allah kepada manusia yaitu akal. Halimah mengingatkan bahwa seorang Generasi Qurani harus menjadikan al-Quran sebagai pembimbing akal pikirannya. Mereka yang senantiasa ingat kepada Allah akalnya akan dibimbing Allah kepada kebaikan. Jika pikiran sudah dibimbing Allah, pikirannya akan lurus. Akalnya akan mengagungkan dan membesarkan Allah SWT. 

“Itu makanya orang-orang yang berilmu makin tinggi ilmunya semakin mantap keimanannya karena dibimbing oleh akal yang lurus tadi,” ucapnya.

Terakhir, fisik. Halimah mendefinisikan bahwa Generasi Qurani adalah generasi Islam yang menjadikan aktivitas fisiknya di bawah bimbingan Alquran. Amalan-amalannya adalah amalan kebaikan. 

“Dari lisan dan lidah keluar kalimat-kalimat yang baik. Kemudian, seluruh anggota tubuhnya diarahkan untuk kebaikan-kebaikan, kakinya melangkah kepada kebaikan, tangannya digunakan untuk menolong orang-orang, dan seluruh ucapan dan tindakannya dilaksanakan dan diarahkan untuk kebaikan,” tandasnya. (*)

Penulis: Ain Nurwindasari Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version