Lazismu dan Bankziska Wajib Hadir di 10 Daerah Termiskin di Jatim

Bendahara PWM JAtim deh Zainul Muslimin (Muhammad Syaifudin Zuhri/PWMU.CO)

PWMU.CO – Lazismu dan Bankziska wajib hadir di 10 daerah termiskin di Jawa Timur. Hal itu disampaikan Bendahara Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, drh H Zainul Muslimin dalam Seminar Nasional Milad Ke-3 Bankziska: Kolaborasi Lembaga Keuangan Syariah untuk Pembebasan Rentenir dan Pemberdayaan Masyarakat Miskin Ekstrem.

“Mari Bankziska ini kita angkat menjadi portofolio kebanggaan Ponorogo sekaligus kebanggaan pimpinan wilayah Muhammadiyah Jatim. Tidak ada Bankziska di seluruh Muhammadiyah di Indonesia, satu-satunya yang sukses ada di Ponorogo,” ajak drh Zainul di Gedung Rektorat Lt 4 Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Sabtu (23/9/2023).

Menurut drh Zainul, Bankziska sering ditarik-tarik dalam program pengentasan kemiskinan di Jawa Timur. Maka hal itu harus kita buktikan di seluruh tataran, khususnya di 10 daerah termiskin di Jawa Timur.

“Mari kita buktikan DNA al-Maun kita di seluruh tataran, termasuk tataran kemiskinan sehingga lazismu harus hadir di tempat-tempat di daerah dan kiprahnya bisa dirasakan masyarakat setempat, khususnya 10 daerah termiskin di Jawa Timur, termasuk 4 kabupaten di Madura,” ungkap mantan ketua Lazismu Jatim 2017-2022 ini.

Melansir data BPS yang idakses Sabtu (10/4/2023) sepuluh daerah kabupaten yang dimaksud: Sampang, Bangkalan, Sumenenp, Pemekasan, Probolinggo, Tuban, Ngawi, Pacitan, Bondowoso, dan Lamongan.

Untuk itu, kata Zainul, kiprah Muhammadiyah, kiprah Lazismu juga kiprah Bankziska harus lebih dahsyat dan lebih kuat di 10 daerah miskin itu dibanding daerah-daerah lain. “Di daerah itulah kehadiran kita dengan kebermanfaatannya dinantikan banyak orang,” katanya.

Baca sambungan di halaman 2: Lazismu Bisa

Bendahara PWM JAtim deh Zainul Muslimin (Muhammad Syaifudin Zuhri/PWMU.CO)

Lazismu Bisa

Kepada para pengurus dan relawan Lazismu antar kabupaten dan kota yang hadir dalam seminar tersebut, drh Zainul Muslimin mengajak membangun struktur penerimaan anggaran dari lembaga amil zakat.

“Peran Lazismu harus lebih dahsyat dalam penopang gerakan dakwah. Sebab selama ini ada stigma jika gerakan ini hanya ditunjang dana orang sakit dan anak sekolah. Karena namanya ZIS pasti dari orang kaya atau muzaki,” sindir Zainul.

Ia mencontohkan, ada lembaga amil zakat yang menunjukan kiprahnya dalam membangun pendidikan di Indonesia, mereka tidak mengantungkan dari SPP, tapi dari ZIS dan muzaki. Mereka tidak peduli siswanya bisa bayar SPP atau tidak.

“Jika mereka bisa, Lazismu insyaallah jauh lebih bisa, karena kita punya jaringan besar se-Nusantara,” ajak pengusaha peternakan ini.

Dia sangat meyakini bahwa amanah apapun ketika diurus dengan sebaik-baiknya dengan serius, fokus dan istikomah insya’allah allah akan berikan jalan keluar terbaik.(*)

Penulis Muhammad Syaifudin Zuhri Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version