Kebekuan Itu Akhirnya Lumer oleh Lagu Kemesraan

Rombongan saat di SMA Muhammadiyah 10 Surabaya. Kebekuan Itu Akhirnya Pecah oleh Lagu Kemesraan (Ismini/PWMU.CO)

Kebekuan Itu Akhirnya Lumer oleh Lagu Kemesraan, oleh Ismini, Kontributor PWMU.CO Ponorogo

PWMU.CO – Perjalanan rombongan SMP Muhammadiyah (SMPM) 2 Ponorogo dalam rangka Studi Tiru Pendidikan Inklusi di SMA Muhammadiyah (SMAM) X Surabaya, Selasa (26/9/23) ternyata tidak hanya menumbuhkan semangat baru bagi rombongan.

Namun juga membangun jalinan keeratan antara Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Ponorogo, Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Non Formal (Dikdasmen PNF) ,dengan SMPM 2 Ponorogo. 

Hal tersebut terbukti saat rombongan berangkat ke Surabaya dengan bus sejak pukul 05.00 WIB. Mulanya suasana di bus cukup sepi, beku, Hanya terdengar suara ceramah dari layar TV yang disediakan dalam bus. 

Rombongan lalu berhenti untuk sarapan pagi di salah satu rest area terdekat dengan Surabaya. Tapi tidak banyak yang berubah pula. Tetap sunyi. Guru dan karyawan SMPM2 Ponorogo mulai menyantap makan pagi dengan saling berhadapan. Begitu pula rombongan PCM dengan meja yang berbeda. Tak berlangsung lama, usai sarapan rombongan bergegas menuju bus kembali untuk melanjutkan perjalanan. 

Suasana perlahan berbeda saat Ketua Majelis Dikdasmen Drs Riptoyo MPd tiba-tiba meminta request lagu kepada kondektur bus.  Ia pun mengambil mikrofon dan mulai bernyanyi karaoke sambil sesekali melontar candaan agar suasana cair. 

Sontak hal tersebut ditanggapi oleh Sri Rezeki SPd, salah satu guru SMPM 2 Ponorogo yang juga memiliki suara tak kalah merdu dengan Riptoyo. Mereka pun secara bergantian bernyanyi sehingga membuat perjalanan pagi itu mulai terasa hangat. Sesekali yang lain ikut bernyanyi dan saling menimpali candaan.  

Baca sambungan di halaman 2: Di Luar Bayangan

Di Luar Bayangan

Sebenarnya, sebelum pemberangkatan ada beberapa percakapan yang cukup menggelitik. Tepat satu pekan sebelum pelaksanaan acara, Kepala SMPM 2 Ponorogo Indah Sulistyowati SPd mengabarkan kepada seluruh guru terkait info keberangkatan studi tiru tersebut. 

Rekan guru sempat merasa kaget saat mengetahui bahwa rombongan dari PCM dan Majelis Dikdasmen cukup banyak yang mengikuti. Sebagian guru membayangkan suasana perjalanan akan terasa menegangkan karena sebelumnya tidak begitu mengenal dekat dengan PCM maupun Majelis Dikdasmen. 

“Ternyata tidak semenegangkan itu,” ucap Wiwin Diyah Ayu Heni Prasetyowati SPd, Guru Pendidikan Kewarganegaraan SMPM 2. Menurutnya perjalanan bersama rombongan ini banyak memunculkan kenangan-kenangan karena genre lagu yang diputar lagu-lagu lama. 

“Bapak-bapak PCM juga ternyata seramah-ramah itu. Saya saja yang guru baru jadi merasa seperti sudah kenal lama,” ungkapnya. 

Tak hanya itu, selama kegiatan di lokasi pun PCM, Majelis Dikdasmen, juga SMPM 2 Ponorogo saling berbaur, bertukar informasi dengan Bapak-Ibu guru dari SMAM X Surabaya. 

“Seperti tidak ada sekat dan sehangat itu,” imbuhnya.  

Tak berhenti di situ, suasana di perjalanan pulang pun keakraban yang terjalin semakin erat.  Bahkan ketika rombongan berhenti untuk makan malam di salah satu warung di Madiun, semua membaur dan menikmati makan malam dengan diskusi-diskusi ringan tanda kedekatan.  

Menjelang perjalanan hampir sampai, tidak disangka Ketua PCM Ponorogo Drs Bambang Dri Atmodjo MPd berkenan menyanyikan sebuah lagu berjudul Kemesraan

Lagu lama tersebut atas permintaan Parno MPd, salah sagu anggota Majelis Dikdasmen dan PNF. 

“Sekarang bisa diputar lagu Kemesraan agar PCM, Majelis juga SMP setelah ini semakin mesra, ” celetuknya sambil tertawa. Hal tersebut mengundang gelak tawa dari penumpang yang lain.  

Lagu pun diputar mengiringi laju bus yang tinggal menghitung menit untuk sampai di lokasi utama SMPM 2 Ponorogo.  

Semoga setelah ini, kita mampu merealisasikan apa yang kita dapat hari ini dari SMAM X Surabaya dan SMPM 2 Ponorogo semakin maju dan berkembang,” ucap Riptoyo menutup perjalanan. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version