• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
Rabu, Mei 25, 2022
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Kolom Opini

Kesalahpahaman pada Muhammadiyah (3): Dianggap Ingin Kuasai Jabatan Menteri Agama, Faktanya?

Sabtu 24 Juni 2017 | 08:46
3 min read
93
SHARES
290
VIEWS
ADVERTISEMENT
Ma’mun Murod Al-Barbasy. (Foto dok pribadi)

Oleh Ma’mun Murod Al-Barbasy, dosen Program Studi Ilmu Politik FISIP UMJ dan Alumni Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambak Beras, Jombang.
PWMU.CO – Karena jatah menteri Masyumi juga tidak banyak, maka tidak selalu Muhammadiyah mendapat jatah menteri, dan Muhammadiyah menyadari betul akan konstelasi politik yang terjadi di tubuh Masyumi saat itu.

Ditilik dari komposisi kabinet yang berasal dari Masyumi, Muhammadiyah tidak tampil mendominasi. Pada Kabinet Presidensial (Agustus-Nopember 1945), Muhamamdiyah dapat 1 menteri, NU 1, PSII 1, dan non-unsur 1. Pada Kabinet Sjahrir I (November 1945-Maret 1946) Muhammadiyah dapat 1 menteri.

(Baca: Kesalahpahaman pada Muhammadiyah (1): Dituduh Kenyang di Era Orde Baru)

Pada Kabinet Sjahrir II (Maret-Oktober 1946), Muhammadiyah dapat 1 menteri, PSII 1 menteri dan non-unsur 2 menteri. Kabinet Sjahrir III (Oktober 1946-Juni 1947), Muhammadiyah dapat 2 menteri, non-unsur 2 menteri, NU 2 menteri. Sementara pada kabinet-kabinet berikutnya setelah PSII keluar dari Masyumi, Muhammadiyah tak mendapatkan satu menteri pun pada Kabinet Amir Syarifuddin I (Juli-November 1947).

Pada kabinet ini Masyumi juga tak mendapat jatah menteri karena tidak ikutserta di dalamnya. Sementara PSII dapat 5 menteri. Pada Kabinet Amir Syarifuddin II (November 1947-Januari 1948), Muhammadiyah dapat 2 menteri, non-nsur 2 menteri, NU 1, dan PSII 4 menteri. Pada Kabinet Hatta I (Januari-Agustus 1948), Muhammadiyah dapat 1 menteri, non-unsur 2 menteri dan NU 1 menteri.

(Baca juga: Kesalahpahaman pada Muhammadiyah (2): Diidentikkan Masyumi dan Dituding Memarjinalkan NU)

Pada Kabinet Sjafruddin/PDRI (Desember 1948-Juli 1949), Muhammadiyah tidak dapat jatah menteri, sementara non-unsur dapat 1 menteri. Pada Kabinet Hatta II (Agustus-Desember 1949), Muhammadiyah dapat 1 menteri, non-unsur 2 menteri dan NU dapat 1 menteri. Kabinet Susanto (Desember 1949-Januari 1950), Muhammadiyah tanpa menteri, non-unsur 1 menteri, dan NU 1 menteri. Kabinet Halim (Januari-September 1950), Muhammadiyah dapat 1 menteri dan non-unsur 1 menteri.

Kabinet RIS (Desember 1949-September 1950), Muhammadiyah dapat 1 menteri, non-unsur 2 menteri dan NU 1 menteri. Kabinet Mohammad Natsir (September 1950-April 1951), Muhammadiyah dapat 1 menteri, non-unsur 2 menteri, NU 1 menteri, dan PSII 1 menteri. Kabinet Sukiman (April 1951-April 1952), Muhammadiyah dapat 3 menteri, non-unsur 1 menteri, dan NU 1 menteri. Kabinet Wilopo (April 1952-Juli 1953) Muhammadiyah dapat 4 menteri dan PSII 1 menteri.

(Baca juga: Kesalahpahaman pada Muhammadiyah (4): Tak Mau Menjilat Soekarno meski Dia Warga Persyarikatan)

Sementara pada kebinet-kabinet berikutnya setelah NU keluar dari Masyumi posisi politik Muhammadiyah di kabinet juga tidak cukup menggembirakan. Kalau nalar yang dipakai bahwa NU keluar dari Masyumi karena dimarjinalkan oleh Muhammadiyah, tentunya selepas NU keluar dari Masyumi, Muhammadiyah-lah yang harusnya tampil mendominasi. Pada Kabinet Ali Sastroamidjojo I (Juli 1953-Agustus 1955), karena Masyumi tidak terlibat, Muhammadiyah pun tak mendapatkan jatah menteri.

Sementara NU mendapat 3 menteri dan PSII 2 menteri. Kabinet Burhanuddin Harahap (Agustus 1955-Maret 1956), Muhammadiyah 1 menteri, non-unsur 3 menteri, NU 2 menteri dan PSII 2 menteri. Dan Kabinet Ali Sastroamidjojo II (Maret 1956-Maret 1957), Muhammadiyah dapat 2 menteri, non-unsur 3 menteri, NU 6 menteri, PSII 2 menteri, dan Perti 1 menteri. Secara keseluruhan, selama masa Demokrasi Liberal ini, Muhammadiyah mendapat 18 menteri dan NU mendapat 21 Menteri. Justru yang lebih kerap mendapat jatah menteri adalah kelompok non-unsur dalam Masyumi. Non-unsur yang dimaksud di sini adalah kelompok di luar Muhammadiyah, NU, PSII dan Perti.

Terkait dengan jabatan Menteri Agama, selama Demokrasi Liberal, NU lebih kerap menduduki jabatan Menteri Agama dibanding dengan Muhammadiyah. Tercatat Muhamamdiyah hanya pernah menduduki jabatan Menteri Agama sebanyak empat kali periode pemerintahan dengan tiga orang, yaitu Rasyidi pada Kabinet Syarir I (14 November 1945-12 Maret 1946) dan Kabinet Syahrir II (12 Maret 1946-2 Oktober 1946), KH Ahmad Asyari pada Kabinet Amir Syarifuddin I (3 Juli-9 Oktober 1947), KH Fakih Usman pada Kabinet Halim (21 Januari-6 September 1950) dan Kabinet Wilopo (3 April 1952-30 Juli 1953).

Bandingkan dengan NU yang berhasil menduduki jabatan Menteri Agama sebanyak 13 kali periode pemerintahan dengan 4 orang, yaitu KH Wahid Hasyim pada masa Kabinet Presidensil (19 Agustus 1945-14 November 1945), Kabinet RIS (20 Desember 1949-6 September 1950), Kabinet Mohammad Natsir (6 September 1950-3 April 1951), Kabinet Sukiman Suwirjo (27 April 1951-3 April 1952), KH Fathurrahman Kafrawi masa Kabinet Sjahrir III (2 Oktober 1946-26 Juni 1947), KH Masykur pada Amir Syarifuddin II (11 November 1947-29 Januari 1948), Hatta I (29 Januari 1948-4 Agustus 1948), Hatta II (4 Agustus 1949-20 Desember 1949), Kabinet Susanto, 20 Desember 1949-21 Januari 1950), Ali Sastroamidjojo I (30 Juli 1953-12 Agustus 1955), KH Muhammad Ilyas pada Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955-19 Januari 1956), Ali Sastroamidjojo II (24 Maret 1956-14 Maret 1957), dan Kabinet Djuanda (9 April 1957-10 Juli 1959).

Menariknya, selama Perdana Menteri berasal Masyumi, yaitu pada masa Kabinet Natsir, Kabinet Sukiman, dan Kabinet Burhanuddin Harahap jabatan Menteri Agama selalu dijabat oleh tokoh NU. Fakta ini juga sekaligus menggugurkan anggapan di kalangan elit dan warga NU bahwa Muhammadiyah ingin selalu menguasai jabatan Menteri Agama. Kalau anggapan ini benar, tentu peluang lebih banyak dimiliki ketika Perdana Menterinya berasal dari Masyumi, yang katanya Muhammadiyah tampil mendominasi. (*).

Baca Selengkapnya :

  1. Kesalahpahaman pada Muhammadiyah (1): Dituduh Kenyang di Era Orde Baru
  2. Kesalahpahaman pada Muhammadiyah (2): Diidentikkan Masyumi dan Dituding Memarjinalkan NU  
  3. Kesalahpahaman pada Muhammadiyah (3): Dianggap Ingin Kuasai Jabatan Menteri Agama, Faktanya?
  4. Kesalahpahaman pada Muhammadiyah (4): Tak Mau Menjilat Soekarno meski Dia Warga Persyarikatan
  5. Kesalahpahaman pada Muhammadiyah (5): Katanya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Jatahnya, padahal …
  6. Kesalahpahaman pada Muhammadiyah (6): Dari Tudingan Memakzulkan Gus Dur hingga Diremehkan SBY
Tags: Demokrasi LiberalDemokrasi TerpimpinKesalahpahaman pada MuhammadiyahMa'mun Murod Al-BarbasyMenteri Agama MuhammadiyahMenteri Agama NU
SendShare37Tweet23Share

Related Posts

Muhammadiyah dan PAN Saling Membutuhkan

Senin 21 Maret 2022 | 23:06
569

Ma'mun Murod al-Barbasy (kanan) di Sekolah Kepemimpinan Politik dan kebangsan. Muhammadiyah dan PAN Saling Membutuhkan...

Negara Mengalami Gejala Distorsi, Deviasi, dan Stagnasi

Rabu 16 Maret 2022 | 13:13
288

Prof Dr Abdul Mu'ti MEd dalam Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah. Dia mengatakan, beberapa gejala sedang...

Menjawab Menag Yaqut, Ternyata Menteri Agama Pertama Tokoh Muhammadiyah HM Rasjidi

Jumat 29 Oktober 2021 | 05:59
19.9k

Prof Rasjidi Tokoh Muhammadiyah Menteri Agama Pertama (muslimobsession.com) Menjawab Menag Yaqut, Ternyata Menteri Agama Pertama...

Kolaborasi dengan Universitas Asing Dianjurkan Menko PMK

Rabu 25 Agustus 2021 | 19:46
379

Menko Muhadjir Effendy, tengah, bersama Rektor UMJ Ma'mun Murod, kanan. PWMU.CO- Kolaborasi menjadi salah satu...

Dr Evi Satispi Dilantik Jadi Dekan FISIP UMJ

Rabu 18 Agustus 2021 | 21:32
509

Dr Evi Satispi PWMU.CO- Dr Evi Satispi MSi dilantik menjadi Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan...

Beasiswa Peduli 142 Diluncurkan UMJ untuk Anak Korban Covid-19

Senin 16 Agustus 2021 | 15:42
674

Rektor UMJ Dr Ma'mun Murod Al-Barbasy saat meluncurkan Beasiswa Peduli 142 di perhelatan wisuda (UMJ...

UMJ Beri Beasiswa Peraih Medali Olimpiade Tokyo

Senin 2 Agustus 2021 | 21:45
1.2k

Rektor UMJ Ma'mun Murod Al-Barbasy saat jogging di Gelora Bung Karno Istimewa/PWMU.CO) PWMU.CO - UMJ...

Rektor UMJ: Covid-19 Bagian Qadha dan Qadar

Minggu 18 Juli 2021 | 07:39
145

Ma'mun Murod Al-Barbasy: Rektor UMJ: Covid-19 adalah Qadha dan Qadar (Tangkapan layar Sayyidah Nuriyah/PWMU.CO) PWMU.CO...

Haedar Nashir: Rekonstruksi Konsep Pendidikan secara Fundamental

Kamis 27 Mei 2021 | 19:22
306

Haedar Nashir: Rekonstruksi Konsep Pendidikan secara Fundamental (Tangkapan layar Mohammd Nurfatoni/PWMU.CO) PWMU.CO – Haedar Nashir: Rekonstruksi...

Semua Salah Jokowi padahal Menko Polhukamnya NU dan Menko PMK-nya Muhammadiyah

Kamis 27 Mei 2021 | 05:52
20.6k

Wakil Ketua MPW Zulkifli Hasan: Semua Salah Jokowi padahal Menko Polhukamnya NU dan Menko PMK-nya...

Discussion about this post

Terpopuler Hari Ini

  • Din Syamsuddin Kunjungi Tatarstan Rusia, Begini Sambutannya

    9491 shares
    Share 3796 Tweet 2373
  • Bendera LGBT, Arogansi Kulit Putih

    3182 shares
    Share 1273 Tweet 796
  • Hukum Tadarus Al-Quran dengan Speaker, Syiar atau Bidah?

    1472 shares
    Share 589 Tweet 368
  • Siswa Kelas IX Spemdalas Munaqasah Tahfidh

    1851 shares
    Share 740 Tweet 463
  • Inilah Nilai-Nilai Islam Perwujudan Tauhid

    1439 shares
    Share 576 Tweet 360
  • Bolehkah Wanita Haid Tadarus Al-Quran?

    1273 shares
    Share 509 Tweet 318
  • Tauhid dan Syirik: Keadilan Vs Kezaliman

    986 shares
    Share 394 Tweet 247
  • Inilah 120 Peserta Diksuspala Special Edition 2022 Majelis Dikdasmen PWM Jatim

    819 shares
    Share 328 Tweet 205
  • Tauhid, Menjauhi Al-Ghuluw dan At-Taqshir

    766 shares
    Share 306 Tweet 192
  • Agama Islam Kelanjutan dari Milah Ibrahim yang Hanif

    906 shares
    Share 362 Tweet 227

Berita Terkini

Kabar

Wakaf Quran Hasil Infak Siswa SD Mugeb

Rabu 25 Mei 2022 | 17:20
19

Penyerahan secara simbolis wakaf quran oleh kepala SD Muhammadiyah 1 GKB Gresik kepada kepala Pondok Pesantren Madinatul Ilmi Surowiti Gresik...

Read more

Aksi Penanaman 10 Juta Pohon Jangan Cuma Proyek

Rabu 25 Mei 2022 | 16:07
23

Gesekan Anggota Ormas, Ini Saran Menko

Rabu 25 Mei 2022 | 15:41
66

Membaca dalam Gelap Juara 2 Lomba Menulis IKAPI

Rabu 25 Mei 2022 | 14:28
87

40 Lulusan Terbaik SMA Muhi Ikuti Wisuda Akbar Tahfidz Quran

Rabu 25 Mei 2022 | 13:36
39

Tipe Kader Muhammadiyah, Anda Masuk yang Mana?

Rabu 25 Mei 2022 | 11:32
384

Drama Tergores Parang, Bawa TS Lamongan Lolos Porprov

Rabu 25 Mei 2022 | 09:58
121

SD Mugeb Ujian Eskternal Tahsin dan Tahfidh

Rabu 25 Mei 2022 | 09:21
39

Eksistensi Kader Muhammadiyah: Pengganggu, Beban, Kontributif

Rabu 25 Mei 2022 | 08:46
222

Ranting Muhammadiyah Pinggiran

Rabu 25 Mei 2022 | 07:51
82
PWMU.CO | Portal Berkemajuan

pwmu.co adalah portal berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama

  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In