• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
Rabu, Mei 25, 2022
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Kabar

Kesalahpahaman pada Muhammadiyah (5): Katanya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Jatahnya, padahal ….

Sabtu 24 Juni 2017 | 15:47
4 min read
306
SHARES
951
VIEWS
ADVERTISEMENT
Ma’mun Murod Al-Barbasy. (Foto dok pribadi)

Oleh Ma’mun Murod Al-Barbasy, dosen Program Studi Ilmu Politik FISIP UMJ dan Alumni Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambak Beras, Jombang.

PWMU.CO
– Di lingkup sebagian elit dan warga Nahdliyin, era Orde Baru sering disebutnya sebagai era kegelapan politik. Posisi politik NU dimarjinalkan begitu rupa. Sebaliknya, Muhammadiyah selalu sering dituduh dan dikampinghitamkan sebagai ormas Islam yang paling diuntungkan.

Padahal, faktanya, dari penelusuran atas data-data politik, justru posisi politik NU tetap lebih beruntung bila dibandingkan dengan posisi politik Muhammadiyah. Data-data politik berikut ini setidaknya membantah anggapan bahwa NU dimarjinalkan secara politik di era Orde Baru dan sebaliknya, Muhammadiyah begitu diuntungkan.

(Baca: Indonesia, Negeri Muslim Katanya)

Di era Orde Baru, politisi NU masih mendapat kepercayaan menduduki jabatan-jabatan politik dan strategis. Misalnya, melanjutkan jabatannya di era Kabinet Ampera I, KH Idham Chalid masih dipercaya menjabat kembali sebagai Menteri Utama Kesejahteraan Rakyat pada Kabinet Ampera II (1967-1968).

Pada Kabinet Pembangunan I (1968-1973) kembali KH Idham Chalid diberi kepercayaan duduk dalam kabinet dengan naik status menjadi Menko Kesra sekaligus merangkap Menteri Sosial. KH Idham Chalid juga pernah menjabat sebagai Ketua MPR RI Periode 1972-1977. Sebelumnya, KH Ahmad Syaichu juga pernah menjabat sebagai Ketua DPR RI Periode 1966-1971.

Sebaliknya Muhammadiyah tak pernah mencicipi jabatan di tingkat parlemen maupun menteri. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang kerap diidentikan dengan Muhammadiyah misalnya selama Orde Baru tak pernah satu pun dijabat oleh kader Muhammadiyah. Sebagaimana menjadi watak dasar rezim Orde Baru yang cenderung anti-Islam, maka untuk jabatan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan selalu diisi oleh orang-orang yang dekat dengan Presiden Soeharto dan hampir dipastikan bukan berasal dari kelompok Islam.

(Baca juga: “NKRI Harga Mati”: Jargon yang Absurd?)

Berikut adalah nama-nama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di era Orde Baru: Mashuri Saleh (Kabinet Pembangunan I, 1968-1973), Sumantri Brodjonegoro (Kabinet Pembangunan II, Maret 1973-Desember 1973), Syarief Thajeb (Kabinet Pembangunan II, 1974-1978), Daoed Joesoef (Kabinet Pembangunan III, 1978-1983), Nugroho Notosusanto (Kabinet Pembangunan IV, 1983-1985), Fuad Hasan (Kabinet Pembangunan IV, 1985-1988 dan Kabinet Pembangunan V, 1988-1993), Wardiman Djojonegoro (Kabinet Pembangunan VI, 1993-1998), Wiranto Arismunandar (Kabinet Pembangunan VII, Maret 1998-Mei 1998).

Begitu pun jabatan Menteri Agama yang juga sering dikaitkan dengan Muhammadiyah. Selama kepemimpinan Presiden Soeharto tak pernah sekalipun dijabat oleh kader atau orang Muhammadiyah. Sebaliknya, justru wakil dari NU pernah menjabat sebagai Menteri Agama, yaitu KH Mohammad Dahlan yang menjabat di era Kabinet Ampera II (1967-1968) dan dilanjutkan di era Kebinet Pembangunan I, 1968-1971). Selanjutnya jabatan Menteri Agama dijabat oleh Abdul Mukti Ali (Kabinet Pembangunan I, 1971-1973, Kabinet Pembangunan II, 1973-1978), Alamsyah Ratu Prawiranegara (Kabinet Pembangunan III, 1978-1983), Munawir Sjadzali (Kabinet Pembangunan IV, 1983-1988, Kabinet Pembangunan V 1988-1993), Tarmidzi Taher (Kabinet Pembangunan VI, 1993-1998), Quraisy Shihab (Kabinet Pembangunan VII, Maret 1998-Mei 1998).

(Baca juga:Kontroversi Masjid Raya Daan Mogot: Itukah yang Dimaksud Dhirar?)

Dua nama Menteri Agama, yaitu Abdul Mukti Ali dan Tarmidzi Taher sering dikaitkan dengan Muhammadiyah. Padahal keduanya tak mempunyai irisan apapun dengan Muhammadiyah. Mukti Ali lebih dikenal sebagai wakil Golkar. Sementara Tarmidzi Taher lebih dikenal sebagai militer. Bahwa di kemudian hari selepas tak lagi menjabat Menteri Agama, Tarmidzi Taher lebih memilih aktif di Muhammadiyah, bagi saya itu soal pilihan saja yang mungkin dinilai lebih tepat. Kalau sejak awal sebelum menjabat Menteri Agama, Tarmidzi Taher teridentifikasi sebagai orang Muhammadiyah bisa jadi malah tidak akan pernah terpilih menjadi menteri.

Jadi fakta dan data di atas, sekali lagi menunjukkan bahwa secara politik di era Orde Baru pun, NU lebih diuntungkan dibanding Muhammadiyah. Ada juga tuduhan di kalangan elit dan warga Nahdliyin yang mengatakan bahwa katanya di era Orde Baru banyak jabatan di daerah, terutama di lingkup Departemen Agama yang dapat dengan mudah dijabat oleh kader-kader Muhammadiyah. Saya memang tidak mempunyai data yang lengkap terkait hal ini.

Namun atas bincang-bincang dengan beberapa orang sepuh di Muhammadiyah, gugatan tersebut juga dinilai ngawur dan berangkat dari perspektif yang ngawur pula, pokoknya di luar NU itu berarti Muhammadiyah. Sehingga kalau Kakanwil atau Kakandepag bukan berasal dari NU berarti pasti berasal dari Muhammadiyah. Padahal bisa jadi berasal dari kelompok Islam lainnya di luar Muhammadiyah dan NU. Bisa jadi dari MDI, MUI atau kelompok Islam yang dinilai bisa diajak seirama dengan rezim Soeharto.

(Baca juga: Ketulusan KH Hasyim Muzadi dalam Menjalin Hubungan dengan Muhammadiyah)

Jawaban yang lebih proporsional adalah bahwa di era Orde Baru secara proporsional, Muhammadiyah lebih atau masih memungkinkan berkesempatan untuk menjadi Kakanwil Depag atau Kakandepag. Bandingkan dengan era Reformasi, betapa sulitnya kader Muhammadiyah untuk menjadi Kakanwil Depag dan Kakandepag. Seakan Kemenerian Agama itu benar-benar kaplingnya NU.

Kelompok di luar NU jangan berharap bisa menduduki jabatan-jabatan strategis di Kementerian Agama. Benar-benar terjadi NUisasi secara kurang beradab di Kementerian Agama. Bandingkan dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang masih sempat beberapa kali dijabat oleh kader Muhammadiyah. Rasanya tak pernah terdengar ketika menterinya berasal dari Muhammadiyah lalu terjadi Muhammadiyaisasi.

(Baca juga: Wacana Pemisahan Agama dan Politik adalah Pelecehan Pancasila)

Tanyakan juga kepada kader-kader Muhammadiyah yang pernah menjabat Mendikbud, seperti Malik Fadjar, Yahya Muhaimin, Bambang Sudibyo, termasuk Anies Baswedan yang sering dikaitkan dengan Muhammadiyah karena kakeknya memang Muhammadiyah dan Muhadjir Effendy, kira-kira Muhammadiyah atau NU yang paling sering minta sumbangan dan disumbang? Tanyakan saja, toh tokoh-tokohnya masih hidup semua.

Kalau Kementerian Agama tidak usah ditanya soal siapa yang paling sering minta sumbangan dan disumbang, Muhammadiyah atau NU. Karena pasti jawabnya NU! Kalau tidak percaya, tanyakan saja ke beberapa mantan Menteri Agama era Reformasi yang masih hidup, seperti Malik Fadjar (Muhammadiyah, Kabinet Reformasi Pembangunan era Presiden BJ. Habibie, 1998-1999), M. Tholhah Hasan (NU, Kabinet Pembangunan Nasional, 1999-2001), Sayyid Agil Husein al-Munawar (NU, Kabinet Gotong Royong, 2001-2004), Surya Dharma Ali (NU, Kabinet Indonesia Bersatu, 2009-Mei 2014), Lukman Hakim Saifuddin (NU, Kabinet Indonesia Bersatu, Juni 2014-Oktober 2014, Kabinet Kerja 2014-sekarang). (*)

Baca Selengkapnya:

  1. Kesalahpahaman pada Muhammadiyah (1): Dituduh Kenyang di Era Orde Baru
  2. Kesalahpahaman pada Muhammadiyah (2): Diidentikkan Masyumi dan Dituding Memarjinalkan NU  
  3. Kesalahpahaman pada Muhammadiyah (3): Dianggap Ingin Kuasai Jabatan Menteri Agama, Faktanya?
  4. Kesalahpahaman pada Muhammadiyah (4): Tak Mau Menjilat Soekarno meski Dia Warga Persyarikatan
  5. Kesalahpahaman pada Muhammadiyah (5): Katanya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Jatahnya, padahal …
  6. Kesalahpahaman pada Muhammadiyah (6): Dari Tudingan Memakzulkan Gus Dur hingga Diremehkan SBY
Tags: Kesalahpahaman pada MuhammadiyahMa'mun Murod Al-BarbasyMenteri MuhammadiyahMenteri Pendidikan
SendShare124Tweet76Share

Related Posts

Muhammadiyah dan PAN Saling Membutuhkan

Senin 21 Maret 2022 | 23:06
569

Ma'mun Murod al-Barbasy (kanan) di Sekolah Kepemimpinan Politik dan kebangsan. Muhammadiyah dan PAN Saling Membutuhkan...

Negara Mengalami Gejala Distorsi, Deviasi, dan Stagnasi

Rabu 16 Maret 2022 | 13:13
288

Prof Dr Abdul Mu'ti MEd dalam Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah. Dia mengatakan, beberapa gejala sedang...

Yahya A Muhaimin Wafat, Disertasinya Digugat Penguasa Orde Baru

Rabu 9 Februari 2022 | 13:53
1.6k

Yahya A Muhaimin PWMU.CO- Yahya A Muhaimin (79), Menteri Pendidikan Nasional zaman Presiden Abdurrahman Wahid...

Kolaborasi dengan Universitas Asing Dianjurkan Menko PMK

Rabu 25 Agustus 2021 | 19:46
379

Menko Muhadjir Effendy, tengah, bersama Rektor UMJ Ma'mun Murod, kanan. PWMU.CO- Kolaborasi menjadi salah satu...

Dr Evi Satispi Dilantik Jadi Dekan FISIP UMJ

Rabu 18 Agustus 2021 | 21:32
509

Dr Evi Satispi PWMU.CO- Dr Evi Satispi MSi dilantik menjadi Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan...

Beasiswa Peduli 142 Diluncurkan UMJ untuk Anak Korban Covid-19

Senin 16 Agustus 2021 | 15:42
674

Rektor UMJ Dr Ma'mun Murod Al-Barbasy saat meluncurkan Beasiswa Peduli 142 di perhelatan wisuda (UMJ...

UMJ Beri Beasiswa Peraih Medali Olimpiade Tokyo

Senin 2 Agustus 2021 | 21:45
1.2k

Rektor UMJ Ma'mun Murod Al-Barbasy saat jogging di Gelora Bung Karno Istimewa/PWMU.CO) PWMU.CO - UMJ...

Rektor UMJ: Covid-19 Bagian Qadha dan Qadar

Minggu 18 Juli 2021 | 07:39
145

Ma'mun Murod Al-Barbasy: Rektor UMJ: Covid-19 adalah Qadha dan Qadar (Tangkapan layar Sayyidah Nuriyah/PWMU.CO) PWMU.CO...

Haedar Nashir: Rekonstruksi Konsep Pendidikan secara Fundamental

Kamis 27 Mei 2021 | 19:22
306

Haedar Nashir: Rekonstruksi Konsep Pendidikan secara Fundamental (Tangkapan layar Mohammd Nurfatoni/PWMU.CO) PWMU.CO – Haedar Nashir: Rekonstruksi...

Semua Salah Jokowi padahal Menko Polhukamnya NU dan Menko PMK-nya Muhammadiyah

Kamis 27 Mei 2021 | 05:52
20.6k

Wakil Ketua MPW Zulkifli Hasan: Semua Salah Jokowi padahal Menko Polhukamnya NU dan Menko PMK-nya...

Discussion about this post

Terpopuler Hari Ini

  • Din Syamsuddin Kunjungi Tatarstan Rusia, Begini Sambutannya

    9492 shares
    Share 3797 Tweet 2373
  • Bendera LGBT, Arogansi Kulit Putih

    3781 shares
    Share 1512 Tweet 945
  • Hukum Tadarus Al-Quran dengan Speaker, Syiar atau Bidah?

    1473 shares
    Share 589 Tweet 368
  • Siswa Kelas IX Spemdalas Munaqasah Tahfidh

    1851 shares
    Share 740 Tweet 463
  • Inilah Nilai-Nilai Islam Perwujudan Tauhid

    1439 shares
    Share 576 Tweet 360
  • Inilah 120 Peserta Diksuspala Special Edition 2022 Majelis Dikdasmen PWM Jatim

    1068 shares
    Share 427 Tweet 267
  • Bolehkah Wanita Haid Tadarus Al-Quran?

    1273 shares
    Share 509 Tweet 318
  • Tauhid dan Syirik: Keadilan Vs Kezaliman

    986 shares
    Share 394 Tweet 247
  • Tauhid, Menjauhi Al-Ghuluw dan At-Taqshir

    766 shares
    Share 306 Tweet 192
  • Agama Islam Kelanjutan dari Milah Ibrahim yang Hanif

    906 shares
    Share 362 Tweet 227

Berita Terkini

Kabar

Wakaf Quran Hasil Infak Siswa SD Mugeb

Rabu 25 Mei 2022 | 17:20
25

Penyerahan secara simbolis wakaf quran oleh kepala SD Muhammadiyah 1 GKB Gresik kepada kepala Pondok Pesantren Madinatul Ilmi Surowiti Gresik...

Read more

Aksi Penanaman 10 Juta Pohon Jangan Cuma Proyek

Rabu 25 Mei 2022 | 16:07
27

Gesekan Anggota Ormas, Ini Saran Menko

Rabu 25 Mei 2022 | 15:41
73

Membaca dalam Gelap Juara 2 Lomba Menulis IKAPI

Rabu 25 Mei 2022 | 14:28
95

40 Lulusan Terbaik SMA Muhi Ikuti Wisuda Akbar Tahfidz Quran

Rabu 25 Mei 2022 | 13:36
41

Tipe Kader Muhammadiyah, Anda Masuk yang Mana?

Rabu 25 Mei 2022 | 11:32
410

Drama Tergores Parang, Bawa TS Lamongan Lolos Porprov

Rabu 25 Mei 2022 | 09:58
126

SD Mugeb Ujian Eskternal Tahsin dan Tahfidh

Rabu 25 Mei 2022 | 09:21
41

Eksistensi Kader Muhammadiyah: Pengganggu, Beban, Kontributif

Rabu 25 Mei 2022 | 08:46
226

Ranting Muhammadiyah Pinggiran

Rabu 25 Mei 2022 | 07:51
88
PWMU.CO | Portal Berkemajuan

pwmu.co adalah portal berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama

  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In