Tugas Kenabian Menurut Tafsir Surat Al-Jumah

Tugas Kenabian
Dr Syamsuddin khotbah Jumat di Masjid an-Nur Sidoarjo. (Ernam/PWMU.CO)

PWMU.CO – Tugas kenabian atau wadzifatun nubuwwah adalah membawa manusia kepada kehidupan yang bersih. Membawa manusia kepada kehidupan yang suci lahir dan batin.

 Demikian pembukaan khotbah Jumat Wakil Ketua PWM Jatim Dr Syamsuddin di Masjid an-Nur Muhammadiyah Sidoarjo, Jumat (6/10/2023).

”Kehidupan lahiriyah ataupun batiniyah yang kemudian dalam pelajaran akhlak disebut sebagai tazkiyatun nafsi atau proses penyucian diri,” kata Ustadz Syamsuddin.

Menyitir Quran surat al-Jumuah ayat 2, Ustadz Syamsuddin merinci tugas kenabian. Ada tiga misi utama yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Pertama, tilawatu ayatullah. Mengajarkan dasar-dasar agama kepada manusia untuk membawa mereka kepada kehidupan yang diridhoi oleh Allah.

Membawa mereka masuk ke dalam jalan yang sudah dipersiapkan oleh Allah. Sebagaimana firman Allah di dalam al-Quran surat an-Nahl ayat 125. “Ajaklah manusia masuk ke dalam jalan Tuhanmu.”

Tentu yang diajak ini adalah mereka yang masih berada di luar jalan Tuhan. Dengan cara-cara yang bijaksana serta nasihat-nasihat yang baik.

”Dasar-dasar agama yang dimaksudkan adalah memperkokoh tauhid. Memasukkan orang ke dalam lingkaran tauhid karena tauhidiah sumber keselamatan ukhrawi,” tandasnya.

Misi kedua, adalah menyucikan jiwa manusia. Para ulama mufassirin menjelaskan, tazkiatun nafs itu adalah min adnasyisy syirki wal maashi, membersihkan syirik dan noda-noda kemaksiatan. Sehingga makna wayuzakkihim atau yang kemudian kita katakan sebagai tazkiyatun nafs adalah membawa manusia kepada kesucian jiwa. Membawa manusia kepada kejernihan jiwa. Caranya adalah masuk ke dalam lingkaran tauhid.

“Di situlah sumber kehormatan. Di situlah sumber kemuliaan. Dan di situ juga sumber keselamatan ukhrowi,” tambah Ustadz Syamsuddin.

Misi ketiga, adalah membersihkan diri dari berbagai macam kemaksiatan. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, “Hai sekalian manusia. Bertakwalah kalian kepada Allah di mana saja kalian berada. Dan lakukanlah perbuatan baik sebagai penebus dari perbuatan-perbuatan yang tidak baik. Serta berakhlaklah kepada manusia dengan akhlak yang seindah-indahnya.”

Hadits ini menggambarkan ajaran Islam yang universal. Ajaran Islam yang diperuntukkan bagi seluruh umat manusia tanpa kecuali. Pertama Nabi mengatakan bertakwalah kepada Allah di mana saja kalian berada.

Ini menunjukkan bahwa agama harus hadir dalam semua kesempatan. Agama harus hadir dalam semua kegiatannya. Tidak sama dengan masyarakat sekuler yang menolak kehadiran agama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Ketakwaan kepada Allah itu haruslah dibawa di dalam semua ruang dan waktu. Haruslah dibawa dalam semua tempat dan kesempatan.

“Agama bukan saja di dalam masjid. Agama bukan saja di atas sajadah, tapi dalam semua aspek kehidupan manusia,” urai Ustadz Syamsuddin.

Kedua adalah lakukan perbuatan-perbuatan baik sebagai penebus dari perbuatan-perbuatan jahat. Manusia sebagai anak Adam pasti pernah khilaf.

Sebagaimana Adam pernah khilaf maka manusia pun juga potensi untuk khilaf. Seperti pepatah, air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga. 

“Namun Adam alaihissalam tidak terus-menerus di dalam kesalahannya, tidak larut di dalamnya. Adam bertaubat kepada Allah dan taubatnya diterima,” kata Ustadz Syamsuddin.

Penulis Ernam   Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version