Filosofi Magnet dan Garam di Upacara Hari Sumpah Pemuda SMK Models 

Pelaksanaan upacara peringatan sumpah pemuda di lapangan belakang sekoha. Filosofi Magnet dan Garam di Upacara Hari Sumpah Pemuda SMK Models  (PWMU.CO/Fela Layyin)

Filosofi Magnet dan Garam di Upacara Hari Sumpah Pemuda SMK Models ; Liputan Fela layyin 

PWMU.CO – Hari Sumpah Pemuda, SMK Muhammadiyah 8 Siliragung (SMK Models) Banyuwangi, Jawa Timur, melaksanakan upacara di lapangan belakang sekolah yang diikuti 764 siswa kelas X dan XI, Sabtu (28/10/2023)

Bertugas sebagai pemimpin upacara Akbar Ramadhani Putra Prabowo siswa kelas X Teknik Jaringan Komputer dan Telekomunikasi (TJKT). Sementara teks Sumpah Pemuda dibacakan oleh Risma Triani siswaXI TJKT. Adapun petugas pengibar bendera adalah Ahmad Rhifan (siswa X PPLG), Achiko Dava Ramadani (siswa X TJKT), dan Gladiza Gita Mayangasari (siswa X PPLG).

Kepala SMK Models Muhlas Efendi ST sebagai pembina upacara mengatakan kita baru saja bersumpah, bertumpah darah yang satu, Tanah Air Indonesia, berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ini maknanya kita bersumpah untuk menjadi warga negara Indonesia yang manjaga persatuan dan kesatuan, tidak ada diskriminasi, tidak ada bullying, dan tidak ada kekerasan di lingkungan sekolah

Lebih lanjut dia menjelaskan jika pikiran itu seperti magnet. Ketika kita berpikir negatif maka semua yang negatif mendekat ke kita. Sebaliknya jika kita berpikir positif maka hal-hal positif ah yang mendekat pada kita. 

Dengan kita berpikir positif, harapannya hati kita, nurani kita saling sinkron satu sama lain yang akan melahirkan karakter-karakter yang baik. Untuk menciptakan pikiran positif, maka awalilah dengan berdoa. Rasulullah mengajarkan sejak bangun tidur sampai akan tidur Kembali selalu diawali dengan doa.

“Saya berpesan kepada anak-anakku, bila takdirmu tidak baik, akan ada saja jalannya untuk mendekatkan pada hal-hal yang tidak baik. Tapi ingat, jika takdirmu baik maka hal-hal baik yang akan mendekat padamu. Seperti garam, jika ditempatkam pada gelas kecil dan sempit maka rasanya akan asin cenderung pahit. Tapi jika garam dilempar pada kolam luas maka air ini tidak berpengaruh pada rasa garam. Seperti itulah hati kita. Sesungguhnya setelah ada kesulitan pasti ada kemudahan,” urainya.

Kegiatan upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda ditutup dengan menyanyikan lagu satu nusa satu bangsa oleh paduan suara gita surya SMK Models. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version