Metaphoria PK IMM Jenderal Soedirman Umpo Kenalkan Sejarah Reog dan Batik

Dr Alip Sugianto M Hum (kiri) usai menjadi narasumber dalam Metaphoria PK IMM Jendrral Sodirman Umpo (Hardianto/PWMU.CO)

Metaphoria PK IMM Jenderal Soedirman Umpo Kenalkan Mahasiswa Sejarah Reog dan Batik, Liputan Hardianto

PWMU.CO – Metamorfosa dan Euphoria (Metaphoria) Pimpinan Komisariat (PK) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Jenderal Soedirman Universitas Muhammadiyah Ponorogo (Umpo) berlangsung di halaman kampus, Sabtu (28/10/23).

Kegiatan tersebut merupakan program dari Bidang Seni Budaya dan Olahraga (SBO) PK IMM Jenderal Soedirman yang mengangkat pengenalan sejarah reog dan batik di Ponorogo.

Hadir menjadi narasumber, Dr Alip Sugianto M Hum, seorang budayawan Ponorogo yang membahas kajian mengenai sejarah, budaya, dan politik. Menurutnya reog Ponorogo menjadi salah satu media dakwah Islam.

“Reog Ponorogo ini memiliki tiga versi, ada versi Ki Ageng Kutu, Bantarangin, dan Bataro Katong sehingga dengan perbedaan tersebut menjadi ajang dakwah Islam,” ujarnya.

Hasil praktik pembuatan batik dalam Metaphoria PK IMM Jenderal Soedirman Umpo (Hardianto/PWMU.CO)

Selain reog, hadir pula salah satu seniman batik lukis Ponorogo, Drs Guntur Sasono. Tak hanya berfokus pada teori, kegiatan juga melibatkan seluruh peserta untuk melakukan praktik langsung pembuatan batik.

Guntur berharap acara ini mampu memperkaya pengetahuan, ilmu, dan keterampilan para mahasiswa IMM dalam memahami sejarah dan perkembangan batik Ponorogo.

“Ini juga bentuk melestarikan budaya di Ponorogo, salah satunya seni batik lukis agar tidak luntur,” ujarnya.

Lebih lanjut dppia menjelaskan ini merupakan jendela bagi mahasiswa untuk menjelajahi dan meresapi kekayaan budaya lokal mereka.

Semangat belajar dan kecintaan terhadap tradisi yang tercermin dalam acara ini mendorong harapan bahwa warisan budaya seperti batik Ponorogo akan terus berlanjut dan diteruskan kepada generasi mendatang. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni/Ismini

Exit mobile version