ICP Spemdalas Hadiri Science Film Festival di FISIP Unair

ICP Spemdalas menghadiri undangan SFF 2023 dalam kegiatan International Class Visit ke FISIP Unair Surabaya, Senin (6/11/2023). (Istimewa/PWMU.CO)

PWMU.CO – ICP Spemdalas menghadiri undangan Science Film Festival (SFF) 2023 dalam kegiatan International Class Visit ke Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair)  Surabaya, Senin (6/11/2023).

Siswa yang tergabung dalam Program International Class Program (ICP) SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik Jawa Timur menghadiri kegiatan yang diadakan oleh Goethe Institute dengan tema Agenda Dekade Restorasi Ekosistem dari PBB.

Wakil kepala Sekolah bidang Pengembangan Pendidikan (PP) Spemdalas, Jamilah SSi MPd menjelaskan film ini mengampanyekan restorasi ekosistem kepada masyarakat pada umumnya dan kepada siswa khususnya.

“Sebelum menyaksikan film SFF, siswa diajak mengunjungi Museum Etnografi untuk mempelajari berbagai macam adat pemakaman, tepatnya di depan gedung B FISIP. Kegiatan ini merupakan Kegiatan outing perdana seluruh siswa ICP kelas VII-IX Spemdalas,” jelasnya.

Di menuturkan, biasanyakan kegiatan Outing Class ICP itu per-grade. Kali ini seluruh grade. Kegiatannya kunjungan ke Museum Etnografi dan menonton Science Film Festival 2023, dilanjutkan dengan eksperimen sains.

“Semoga bisa menambah keakraban seluruh siswa ICP juga menambah wawasan,” ucapnya saat dihubungi di lokasi kegiatan.

Goethe Institut Surabaya

Koordinator bidang ICP, Fitriyatus Sa’adah MPd menyatakan kegiatan ini atas kerja sama dengan Goethe institut Surabaya.

“Tujuannya menambah wawasan siswa terkait bidang sosial. Diikuti oleh 128 siswa, selain mengunjungi Museum etnografi dan menonton film, siswa juga akan melakukan eksperimen hujan asam,” imbuhnya.

Siswa ICP VIII Helium Qonita Tolentino Mahendrawan mengaku senang dan terkesan dengan kunjungan ke museum kematian tersebut.

“Interiornya menarik dan membuat kita tertarik untuk membaca fakta yang belum pernah aku ketahui sebelumnya. Tentang kerangka manusia, peradaban manusia, tradisi pemakaman, sejarah evolusi manusia menurut ilmu sains,” ungkapnya.

Berbeda dengan Kamila, Echa, panggilan siswa bernama lengkap Muhammad Afriza, siswa ICP IX Fez merasa takut dengan suasana Museum Etnografi yang baru saja dikunjunginya.

“Menarik sih, cuma agak takut karena banyak tengkorak. Tapi ya jadi tahu sejarah tentang adat-adat setiap suku, adat pemakaman terutama,” ucapnya.

Saat kegiatan SFF, siswa menyaksikan film Checker Tobi: The Waste Check yang menunjukkan bagaimana sampah plastik membahayakan kehidupan manusia dan alam sekitarnya dan bagaimana sampah dapat diolah menjadi barang yang berguna.

Setelah menyaksikan film tersebut, siswa diajak melakukan eksperimen hujan asam yaitu dengan meletakkan sebutir telur ke dalam gelas lalu menuangkan cuka ke dalam gelas tersebut sehingga telur terendam cuka. Hal yang terjadi setelahnya ialah cangkang telur terlihat menyusut.

Eksperimen tersebut menunjukkan sampah yang dapat menyebabkan hujan asam itu akan membahayakan lingkungan seperti tumbuhan, hewan bahkan manusia. (*)

Penulis Ain Nurwindasari. Editor Ichwan Arif.

Exit mobile version