Mengasah Berpikir Kritis pada Anak Dikupas dalam Seminar Ini

Mengasah berpikir kritis
Guru SD Mudabo bersama narasumber Ario Muhammad. (Denny/PWMU.CO)

PWMU.CO – Mengasah berpikir kritis pada anak menjadi tema Seminar Parenting yang digelar SD Muhammadiyah 2 Bojonegoro di Gedung Islamic Center, Sabtu (25/11/2023).

Kegiatan ini diikuti oleh wali murid kelas 1, 2, dan 3.

Narasumber seorang penulis dan peneliti dari Universitas Bristol Inggris Ario Muhammad PhD.

Di awal paparan Ario Muhammad menyampaikan beberapa masalah yang terjadi saat ini yang sedang mengancam kehidupan anak-anak.

”Seiring dengan berkembangnya digitalisasi yang makin pesat, artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan makin menguasai setiap sektor kehidupan kita,” katanya.

Era saat ini, sambung dia, dapat disebut sebagai zaman di mana manusia berperang melawan mesin. Deloitte Report pada tahun 2015 melaporkan, 35 persen pekerjaan di Inggris berisiko tinggi digantikan oleh mesin dalam 10‒20 tahun ke depan.

Hal yang sama juga terjadi di Amerika Serikat. Seperti dicatat oleh The Guardian pada tahun 2016 silam bahwa 6 persen pekerjaan di Amerika dialihkan dengan mesin pada 2021.

”Jika hal tersebut terus berlangsung, bukan tidak mungkin peran manusia sepenuhnya digantikan oleh mesin atau robot,” tuturnya.

Tidak bisa dipungkiri ketergantungan dan kebutuhan manusia terhadap kerja mesin semakin meningkat seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat.

Hingga muncul sebuah pertanyaan who will survive in this race? Siapa yang akan bertahan dalam perang ini?

Mengatasi tantangan besar tersebut, Ario Muhammad menyampaikan menajamkan critical thinking (berpikir kritis) pada anak merupakan salah satu jawaban agar manusia bertahan melawan gempuran digitalisasi.

Dia menyebut lima aspek yang akan mengasah berpikir kritis (critical thinking)  pada anak yaitu Explain, Evaluate, Predict, Project dan Problem Solve.

Diterangkan beberapa keterampilan membantu berpikir kritis adalah journaling – diarywriting (menulis), lalu storytelling – (berbicara di depan umum), reading (membaca) dan debating.

” Hal tersebut merupakan keterampilan fundamental dalam mengasah critical thinking yang akan membuat anak dapat menyelesaikan masalah kehidupan di masa datang,” katanya.

Sesi terakhir seminar parenting tanya jawab antara narasumber dengan orang tua. Peserta menanyakan masalah yang terjadi pada anak ketika di rumah.

Penulis Denny Suprianto  Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version