Menko PMK Usulkan Kunjungi Makam Tokoh Muhammadiyah

Menko PMK RI Prof Dr Muhadjir Effendy MAP mengusulkan adanya program ekstrakulikuler al-Islam Kemuhmammadiyahan berupa kunjungan ke makam tokoh-tokoh Muhammadiyah. (Nabillah Amira Firdausi/PWMU.CO)

PWMU.CO – Menko PMK Republik Indonesia Prof Dr Muhadjir Effendy MAP mengusulkan ada program ekstrakulikuler al-Islam Kemuhammadiyahan berupa kunjungan ke makam tokoh-tokoh Muhammadiyah.

Prof Muhadjir menyampaikan usulan ini saat sambutan pada Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) 2023 bertema Generasi Emas Pelajar Muhammadiyah Wujudkan Pembangunan Berkelanjutan.

“Menurut saya Mas Ketua, diajaklah ke Masjid Ngampel biar tahu di sana ada makamnya Kiai Mas Mansyur, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Pahlawan Nasional dan itu berdampingan dengan makamnya Ketua Umum Tanfidziyah pertama NU Kiai Hasan Gipo itu,” ungkapnya Jumat (1/12/2023) siang.

Menurut Prof Muhadjir, Muhammadiyah perlu rajin ziarah dan jangan anti ziarah. Karena ziarah dapat merekatkan dan juga membangun mata rantai sejarah.

“Jadi sebetulnya saya kemarin sudah usul ke Pak Ketua PWM, mbok ada itu program ekstrakulikuler al-Islam Kemuhammadiyahan itu berkunjung ke tokoh-tokoh makam- makam Muhammadiyah,” tambahnya di Aula Mas Mansur Kantor PWM Jawa Timur, Jalan Kertomenanggal IV/1 Surabaya.

Dia juga menerangkan, Kia Mas Mansyur memiliki sejarah yang luar biasa. Sebab ikut merumuskan Undang-Undang Dasar (UUD) dan juga termasuk anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), namun makamnya sangat sederhana.

“Itukan penting untuk menunjukkan anak-anak muda, itu orang Muhammadiyah. Walaupun menjadi pahlawan nasional begitu sederhananya ketika meninggal. Enggak ada namanya apa itu paes-paesan itu biasa saja,” ungkap Prof Muhadjir.

Dia juga menyinggung soal mengapa sekarang Islam bisa dipecah menjadi beberapa kategori. ”Saya tidak tahu kenapa sekarang ini  mengategori ada Salafi, Jahula. Menjadikan Islam itu menjadi terkeping-keping begitu, ya,” timpalnya.

Prof Muhadjir juga berharap, semua generasi milenial tidak hanya melihat ke depan namun juga harus melihat ke belakang. ”Anak-anak muda ini boleh melihat ke depan tetapi jangan lupa akar sejarah ini ditelusuri!” ajaknya.

Dia berpesan, “Jangan sampai kita tercerabut dari akar sejarah gitu. Jadi ini penting untuk anak-anak muda khususnya untuk  Generasi Z ini. Ada IPM ini agar jangan sampai hanya mendapatkan hal-hal yang mutakhir tapi yang awal itu juga dikaji, kemudian juga dilihat!” (*)

Penulis Nabillah Amira Firdausi Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version